Apakah hal berikut pernah terjadi? Saat kita berada di ruang tamu dan ingin mengambil sesuatu dari kamar, tapi ketika tiba disana lupa apa yang seharusnya diambil. Atau saat sedang bercerita, tiba-tiba hilang sebuah nama atau apa yang ingin dikatakan.
Hal ini adalah kasus klasik brain fog. Mungkin kita malah sering menertawakan jika hal tersebut terjadi, apalagi saat hal tersebut terjadi di kalangan muda, dan menganggapnya sebagai hal lucu.
Sebenarnya brain fog dapat terjadi pada semua orang dan bahkan mungkin merupakan gejala dari masalah kesehatan yang lebih besar.
Brain fog adalah gangguan atau kelelahan mental, yang ditandai dengan kesulitan dalam berpikir, memahami, dan mengingat. Sering terdeteksi jika kita mengalami masalah seperti, mengingat hal atau nama orang, konsentrasi, memahami bahasa, memproses informasi, menghitung, ketrampilan visual dan spasial, mengenali bentuk serta perencanaan dan pengorganisasian.
Mari kita coba pahami bersama. Brain fog bukanlah istilah medis atau ilmiah, biasanya digunakan oleh individu untuk menggambarkan bagaimana perasaan mereka ketika pemikiran mereka lamban, kabur, dan tidak tajam.
Kita semua pasti sering mengalami hal ini dari waktu ke waktu. Mungkin kita tidak bisa berpikir jernih saat sedang sakit flu atau penyakit lain. Mungkin mengalami jet–lag dan pikiran menjadi lamban. Atau mungkin sedang mengonsumsi obat yang membuat pikiran menjadi kabur selama beberapa jam. Dalam setiap kasus, kita mungkin hanya menunggu untuk kembali normal.
Di masa pandemi, banyak laporan tentang brain fog tersebut. Dimana COVID-19 memberi efek brain fog kepada mereka yang pernah terindikasi virus tersebut. Sebuah studi yang dirilis pada Agustus 2022, mempelajari lebih dari satu juta pasien dengan COVID-19 dan menemukan bahwa ada peningkatan risiko kondisi neurologis, seperti brain fog, bahkan setelah dua tahun.
Menurut riset, kelompok orang tertentu lebih berisiko mengalami gejala long COVID, seperti brain fog. Akan mungkin lebih berisiko jika pernah menderita penyakit parah atau dirawat di rumah sakit karena COVID-19, memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya, tidak divaksinasi untuk COVID-19 dan mengalami sindrom inflamasi multisistem selama atau setelah penyakit COVID-19.
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi brain fog seperti :
- Tidur yang cukup
Tidur penting bagi otak dan tubuh untuk membersihkan racun tidak sehat yang dapat menyebabkan kabut otak. Cobalah untuk mengikuti jadwal tidur tetap dan pastikan untuk tidur tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Hindari menggunakan perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, atau televisi sebelum tidur.
- Cobalah hal-hal baru
Buat pikiran terlibat dengan aktivitas yang merangsang mental dan berusahalah untuk mencoba hal-hal baru. Misalnya, ambil rute berbeda untuk bekerja, pendekatan berbeda untuk tugas yang biasa dilakukan, atau dengarkan musik yang berbeda. Ini dapat membantu meningkatkan produksi zat kimia otak yang disebut norepinefrin, yang merangsang otak.
- Hindari multitasking
Multitasking dapat menguras energi dan menurunkan produktivitas, terutama jika mencoba melakukan dua aktivitas yang memerlukan pemikiran sadar. Cobalah fokus pada satu hal pada satu waktu (mindfulness)
- Latih daya ingat
Jika kita cenderung melupakan sesuatu, coba gunakan berbagai trik untuk meningkatkan daya ingat. Misalnya dapat mencoba pengulangan, jika seseorang memberi tahu namanya, mengatakannya kembali kepada mereka dapat membantu untuk mengingatnya.
- Ambil istirahat mental
Pastikan untuk mengambil beberapa istirahat mental di siang hari, di mana kita tidak memikirkan apa pun dan hadir berada di saat ini (present moment). Dapat memejamkan mata, berjalan-jalan sebentar, atau melihat ke luar jendela.
- Fokuskan perhatian
Jika merasa terganggu oleh banyak hal atau kehilangan fokus, cobalah untuk memperlambat dan memusatkan semua perhatian hanya pada satu tugas. Kemudian, bekerjalah untuk menyelesaikan tugas itu, sekecil apa pun.
- Tetap aktif secara sosial
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial dapat meningkatkan suasana hati, ingatan, dan kognisi kita.
- Terlibat dalam pemikiran
Latih pikiran dengan meluangkan sedikit waktu untuk berpikir mendalam setiap hari. Misalnya, saat telah membaca sebuah artikel, luangkan waktu 10 menit untuk memikirkan isi artikel tersebut.
- Cobalah meditasi
Meditasi dapat membantu mengurangi stres dan merilekskan otak dan tubuh kita.
- Berolahraga secara teratur
Tetap aktif secara fisik dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental kita.
- Ikuti diet sehat
Diet sehat, makan makanan bergizi dan seimbang dapat membantu daya ingat, kognisi, dan kesehatan otak.
- Hindari alkohol dan obat-obatan
Zat-zat ini dapat merusak dan berdampak buruk pada otak.
- Menerima perawatan medis
Jika brain fog mungkin terkait dengan depresi, kelainan tiroid, kekurangan nutrisi, atau kondisi medis lainnya, pastikan untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan.
(DK-TimKB)
Sumber Foto : The Economic Times
Berita lainya
Ezechiel Banzuzi Direkrut RB Leipzig
Jadwal Babak 16 Besar Badminton Asia Championship 2025
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H