Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Mengenal Neuroplasticity, Sebagai Kekuatan Luar Biasa dari Otak


Neuroplasticity mengacu pada kemampuan otak untuk merestrukturisasi atau mengatur ulang dirinya sendiri ketika menyadari perlunya adaptasi. Dengan kata lain, dapat terus berkembang dan berubah sepanjang hidup. Misalnya, jika trauma otak setelah kecelakaan mobil memengaruhi kemampuan berbicara, belum tentu kehilangan kemampuan ini secara permanen. Terapi dan rehabilitasi dapat membantu otak mempelajari kembali kemampuan ini dengan memperbaiki jalur lama atau membuat yang baru.

Pakar percaya pola pikir negatif yang terjadi dengan depresi, misalnya, dapat dihasilkan dari proses neuroplasticity yang terganggu. Kita dapat menggantinya dengan neuroplasticity positif, yang kemudian dapat membantu “menulis ulang” pola ini untuk meningkatkannya. Memperbaiki otak kita mungkin terdengar cukup rumit, tetapi itu sebenarnya sesuatu yang dapat kita lakukan di rumah.

Hubungan antara neuroplasticity dan permainan ketika kita belajar, kita membentuk jalur baru di otak.  Setiap pelajaran baru memiliki potensi untuk menghubungkan neuron baru dan mengubah mode operasi default otak kita.

Tentu saja, tidak semua pembelajaran diciptakan sama. Mempelajari hal-hal baru tidak selalu memanfaatkan neuroplasticity otak yang luar biasa, tetapi mempelajari bahasa baru atau alat musik tentu bisa. Melalui pembelajaran semacam inilah kita mungkin dapat menemukan cara untuk mengatur ulang otak dengan sengaja.

Mindset yang berkembang adalah mindset atau pola pikir bahwa keterampilan, bakat, dan kemampuan bawaan seseorang dapat dikembangkan dan/atau ditingkatkan dengan tekad, sedangkan neuroplasticity mengacu pada kemampuan otak untuk beradaptasi dan berkembang melampaui periode perkembangan masa kanak-kanak.

Seseorang dengan mindset berkembang percaya bahwa dia bisa menjadi lebih pintar, lebih baik, atau lebih terampil dalam sesuatu melalui usaha yang berkelanjutan. Dan sama seperti yang dikatakan neuroplasticity kepada kita. Neuroplasticity pasti berubah seiring bertambahnya usia, tetapi tidak sehitam dan putih seperti yang kita kira.

Beberapa tahun pertama kehidupan seorang anak adalah masa pertumbuhan otak yang pesat. Saat lahir, setiap neuron di korteks serebral diperkirakan memiliki 2.500 sinapsis, atau celah kecil di antara neuron tempat impuls saraf disampaikan. Pada usia tiga tahun, jumlah ini telah berkembang menjadi 15.000 sinapsis per neuron.

Namun, rata-rata orang dewasa hanya memiliki sekitar setengah dari jumlah sinapsis itu. Mengapa? Karena saat kita memperoleh pengalaman baru, beberapa koneksi diperkuat sementara yang lain dihilangkan. Proses ini dikenal sebagai pemangkasan sinaptik.

Neuron yang sering digunakan mengembangkan koneksi yang lebih kuat. Yang jarang atau tidak pernah digunakan akhirnya mati. Dengan mengembangkan koneksi baru dan memangkas koneksi yang lemah, otak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah.

Ada banyak manfaat neuroplasticity otak. Seperti, kemampuan untuk mempelajari hal-hal baru, kemampuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif yang ada, pemulihan dari stroke dan cedera otak traumatis, memperkuat area di mana fungsi hilang atau menurun dan perbaikan yang dapat meningkatkan kebugaran otak.

Foto : Mindfulness Corner

Otak cenderung banyak berubah selama tahun-tahun awal kehidupan, misalnya, saat otak yang belum matang tumbuh dan mengatur dirinya sendiri. Umumnya, otak muda cenderung lebih peka dan tanggap terhadap pengalaman daripada otak yang jauh lebih tua. Namun ini tidak berarti bahwa otak orang dewasa tidak mampu beradaptasi.Genetika juga bisa berpengaruh.  Interaksi antara lingkungan dan genetik juga berperan dalam membentuk plastisitas otak.

Neuroplasticity merupakan proses yang berkelanjutan. Plastisitas berlangsung sepanjang hidup dan melibatkan sel-sel otak selain neuron, termasuk sel glial dan pembuluh darah. Hal tersebut bisa terjadi sebagai hasil dari pembelajaran, pengalaman, dan pembentukan ingatan, atau sebagai akibat dari kerusakan otak.

Sementara orang dulu percaya bahwa otak menjadi tetap setelah usia tertentu, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa otak tidak pernah berhenti berubah sebagai respons terhadap pembelajaran. Dalam kasus kerusakan otak, seperti saat stroke, area otak yang berhubungan dengan fungsi tertentu mungkin terluka. Akhirnya, bagian otak yang sehat dapat mengambil alih fungsi tersebut dan kemampuannya dapat dipulihkan.

Ada beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk membantu mendorong otak beradaptasi dan berubah, pada usia berapa pun. Seperti mempelajari bahasa baru, mempelajari main alat musik, travel dan menjelajahi tempat baru, membaca, dan banyak istirahat.

Aktivitas fisik secara teratur memiliki sejumlah manfaat bagi otak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat membantu mencegah hilangnya neuron di area utama hippocampus, bagian otak yang terlibat dalam memori dan fungsi lainnya.  Studi lain menunjukkan bahwa olahraga berperan dalam pembentukan neuron baru di wilayah yang sama.

Berlatih mindfulness juga dapat membantu. Kesadaran akan pemandangan, suara, dan sensasi di sekitar kita adalah kuncinya. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa menumbuhkan dan melatih mindfulness dapat mendorong neuroplasticity otak.

(DK-TimKB)

Sumber Foto: Psychable