Penelitian baru yang menarik dan teknologi mutakhir! Menunjukkan bahwa suara, getaran, dan frekuensi dapat membantu dalam memfasilitasi penyembuhan dan perluasan kesadaran (spiritual awakening).
Suara telah digunakan selama ribuan tahun sebagai alat yang ampuh untuk penyembuhan fisik dan kebangkitan spiritual. Penelitian baru dalam sound healing, serta teknologi baru memberikan teknik penyembuhan yang dipersonalisasi, telah merevolusi praktik kuno.
Dr. Jeffrey Thompson adalah sound healer terkenal, yang selama 40 tahun terakhir, mempelopori berbagai penemuan luar biasa. Dia menjelaskan bagaimana hubungan kita dengan berbagai suara dimulai sebelum kita lahir.
Pengalaman total kita di dalam rahim, kita dikelilingi oleh suara dan getaran. Telinga mendengarnya, dan organ indera terbesar tubuh yaitu kulit, bisa merasakannya. Itulah seluruh pengalaman kita semua selama sembilan bulan di dalam rahuim. Oleh sebab itu, tidak heran jika suara menjadi penyembuh bagi kita.
Mekanisme suara menghasilkan penyembuhan fisik telah dipelajari selama beberapa dekade dan terus disempurnakan oleh temuan ilmiah baru. Ketika sebuah sel melakukan respons penyembuhan, ia meningkatkan metabolisme dan asupan makanannya. Serta membuang limbah, dan membangun kembali jaringan, sehingga meningkatkan energinya. Gelombang suara dapat menaikkannya ke potensi tertinggi yang jauh lebih tinggi, daripada yang dapat dilakukan sel itu sendiri.
Jaman sekarang banyak yang mengasosiasikan penyakit dengan obat dan pembedahan. Tetapi orang dahulu mengenali suara, getaran, dan frekuensi sebagai kekuatan dahsyat yang memengaruhi kehidupan sampai ke tingkat sel. Filsuf Yunani yang berbakat, Pythagoras, meresepkan musik sebagai obat. Ia menegaskan bahwa interval musik yang dia temukan adalah ekspresi yang jelas dari geometri suci (sacred geometry). Dia menyatakan bahwa musik adalah fenomena angka dalam waktu, mencerminkan struktur alam, dan memiliki kekuatan untuk mengembalikan keseimbangan organisme.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh National Institute of Health, musik secara efektif mengurangi kecemasan bagi pasien medis dan bedah. Seringkali mengurangi rasa sakit bedah dan kronis. Musik dapat menjadi strategi untuk meningkatkan empati, kasih sayang, dan perhatian. Dengan kata lain, musik tidak hanya baik untuk pasien, dan juga baik untuk mereka yang merawat mereka.
Sebuah studi Finlandia tahun 2010 mengamati bahwa, pasien stroke yang diberi akses ke musik sebagai terapi kognitif, mengalami pemulihan yang lebih baik. Penelitian lain telah menunjukkan bahwa, pasien yang menderita kehilangan kemampuan berbicara karena cedera otak atau stroke, dapat pulih lebih cepat dengan belajar menyanyi sebelum mencoba berbicara.
Bagi mereka yang berjuang melawan kecanduan dan ketergantungan zat, belajar memainkan alat musik dapat memainkan peran penting dalam pemulihan. Sebuah studi di University of Wisconsin menunjukkan bahwa paparan musik, nada, dan frekuensi yang tepat dapat menghasilkan dopamine.
Sound healing dan sound bathing semakin populer sebagai metode untuk mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan kesejahteraan. Berbaring dengan mata tertutup, peserta hanya mendengarkan singing bowl dan juga gong yang dimainkan oleh seorang praktisi.
Studi menunjukkan bahwa sound healing dan sound bathing secara langsung mengurangi kecemasan dan depresi. Dimana kecemasan dan depresi terkait dengan peningkatan penyakit. Menurut sebuah penelitian, sebanyak 62 wanita dan pria, dengan usia rata-rata 50 tahun, melaporkan berkurangnya ketegangan, kemarahan, kelelahan, dan suasana hati yang tertekan secara signifikan setelah sesi suara. Meditasi dengan Tibetan singing bowl, bisa menjadi pengobatan berbiaya rendah, yang layak untuk mengurangi ketegangan, cemas, dan depresi, serta meningkatkan kesejahteraan batin.
Pada tahun 1981, ahli biologi Helene Grimal bermitra dengan komposer Fabien Maman untuk mempelajari hubungan gelombang suara dengan sel hidup. Maman juga seorang ahli akupunktur, dan sebelumnya telah menemukan bahwa, dengan menggunakan garpu tala dan lampu berwarna pada titik-titik akupunktur dia dapat mencapai hasil yang sama. Dan bahkan lebih besar daripada dengan jarum.
Selama 18 bulan, Grimal dan Maman bekerja dengan efek suara 30-40 desibel pada sel manusia. Dengan kamera yang terpasang pada mikroskop, para peneliti mengamati sel kanker rahim yang terpapar pada instrumen akustik yang berbeda (gitar, gong, gambang). Serta suara manusia selama 20 menit sesi.
Dengan menggunakan Skala Ionian sembilan nada (C-D-E-F-G-A-B-C-D), Grimal dan Maman mengamati bahwa saat terpapar suara, sel kanker kehilangan integritas struktural, hingga meledak pada tanda 14 menit. Jauh lebih dramatis adalah sel-sel dihancurkan pada menit ke sembilan.
Selanjutnya, Maman dan Grimal menangani dua wanita penderita kanker payudara. Selama satu bulan, para wanita mengabdikan tiga setengah jam sehari untuk toning, atau menyanyikan tangga nada. Tumor seorang wanita menjadi tidak terdeteksi, artinya menghilang begitu saja. Wanita lain menjalani operasi. Dokter bedahnya melaporkan bahwa tumornya menyusut secara dramatis dan mengering. Dan vonis kankernya dihapus dan wanita itu sembuh total.
Maman berkata, sel kanker tidak dapat mempertahankan strukturnya ketika frekuensi gelombang suara tertentu menyerang membran sitoplasma dan nukleus. Ketika tingkat getaran meningkat, sel tidak dapat beradaptasi atau menstabilkan diri mereka sendiri dan mati dengan hancur dan meledak.
Menurut sebuah makalah yang diterbitkan di situs web Institute of Noetic Science, sejak dikembangkan sebagai terapi di Australia, lebih dari 40.000 tahun yang lalu. Penyembuhan dengan suara atau sound healing telah digunakan untuk membantu pengobatan penyakit, cedera mental dan fisik, serta untuk membantu dalam proses kematian. Penyembuhan dengan suara sekarang melibatkan beragam instrumen (garpu tala, crystal singing bowl, bel, drum, perangkat ultrasonik). Serta vokalisasi manusia dan suara alam.
Salah satu teknologi penyembuhan suara yang elegan adalah inspirasi dari praktisi kesehatan alternatif Lilly Whitehawk. Menggabungkan pengamatannya tentang efek menguntungkan dari frekuensi suara tertentu dengan pengetahuannya tentang fisika dan fisiologi kuantum, Whitehawk membayangkan alat penyembuhan yang menggabungkan pengetahuan kuno dan teknologi modern. Mengkonfirmasi temuan Maman, Whitehawk mengamati bahwa suara manusia adalah yang paling efektif untuk penyembuhan suara atau sound healing, diikuti oleh singing bowl dan garpu tala.
Efeknya mirip dengan apa yang terjadi ketika kita mengalami penyembuhan spiritual atau agama yang menggunakan suara nyanyian, toning, drum, kerincingan, peluit, seruling, dan lonceng. Kita mendengar suara-suara itu, tetapi juga merasakan getaran dari suara-suara itu di dalam tubuh kita. Ini adalah pengalaman transformatif yang sangat kuat.
Sebuah artikel di The British Journal of General Practice mencatat bahwa musik memiliki efek langsung pada tingkat nyeri. Tanggapan terhadap kuesioner yang dikirim ke sekelompok pasien nyeri kronis menunjukkan bahwa, mereka yang mendengarkan musik lebih sering memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi, dan menunjukkan bahwa musik dapat mengurangi nyeri kronis.
Dr. Bruce Lipton mengatakan, informasi dapat dibawa oleh ilmu kimia, dan informasi dapat dibawa oleh getaran. Pertanyaannya adalah apakah yang satu lebih baik dari yang lain. Lipton menjelaskan bahwa reaksi kimia hanya mentransfer sekitar dua persen informasi, sedangkan 98 persen menghilang kehilangan panas. Informasi yang dikirimkan melalui frekuensi dan getaran (energi) melewati hampir 100 persen informasi. Lipton menambahkan bahwa sinyal kimia melewati cairan dengan kecepatan sekitar satu kaki per detik, sedangkan getaran, resonansi, dan frekuensi (suara) bergerak dengan kecepatan 186.000 mil per detik.
Rudolf Steiner yang visioner mengatakan bahwa, nada murni akan digunakan untuk penyembuhan sebelum akhir abad 20. Memang, hal itu telah terjadi, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi bagaimana frekuensi suara dan energi tertentu memengaruhi tubuh dengan cara tertentu. Tetapi dengan banyaknya penelitian yang sedang dilakukan saat ini, seharusnya tidak lama lagi teknologi terapi suara dianut oleh pengobatan utama sebagai terapi komplementer yang ampuh.
(DK-TimKB)
Sumber Foto : The Sound Healer
Berita lainya
Bagaimana Kebosanan Bisa Menjadi Sumber Kreativitas Anda?
Fleksibilitas Mental: Kunci Menghadapi Dunia Yang Dinamis
Mengenal Dan Mengatasi Fanxiety