Kita pasti kenal dan mengagumi para tokoh agama dan para nabi, yang telah mencapai kesadaran yang lebih tinggi. Tapi hanya sekedar kenal dan mengaguminya kah? Dan seberapa besar peduli kita untuk mencapai keinginan agar dapat mencapai kesadaran yang lebih tinggi? Adakah keinginan kita untuk mencapainya? Ataukah kita sangat ingin namun sering gagal?
Mungkin kita belum terlalu memahami tentang higher consciousness atau kesadaran yang lebih tinggi tersebut. Kebanyakan kita telah terprogram sedemikian rupa, bahwa hidup kita hanya untuk bekerja dan hanya sekedar hidup. Dalam konteks spiritual atau agama, kita pasti belajar banyak dari para tokoh agama dan juga para nabi. Dan kita terpanggil untuk menjalani kehidupan agama dan spiritual untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi.
Masalahnya adalah ada beberapa rintangan di sepanjang jalan kita menuju kesadaran yang lebih tinggi. Rintangan yang bertanggung jawab atas kegagalan kita. Sebagian besar penghalang yang kita temui tertanam di alam bawah sadar kita, sehingga sangat sulit untuk mengidentifikasi dan melawannya.
Zona Nyaman
Saat kita ingin mencapai kesadaran yang lebih tinggi, kita harus meninggalkan zona nyaman. Banyak dari hal-hal yang biasa kita lakukan mungkin tidak sesuai dengan tingkat spiritualitas baru yang ingin dicapai, dan kita harus meninggalkannya. Tampaknya mudah untuk mengatakannya tetapi kenyataannya adalah bahwa kita begitu terbiasa dengan kebiasaan dan rutinitas kita sehingga kita merasa sangat sulit untuk mengubahnya, bahkan ketika itu merugikan kita. Jadi persiapkan diri kita untuk pergumulan di dalam batin dan diri kita.
Harga Diri yang Rendah
Sebagian besar dari kita memiliki masalah harga diri, meskipun kita berusaha menyangkalnya sebaik mungkin. Kita mungkin mampu mengatakan bahwa kita mencintai diri kita sendiri, dan bahwa diri kita adalah prioritas utama kita. Akan tetapi sering tidak kita sadari, bahwa kita melakukan banyak hal hanya untuk menyenangkan orang lain.
Kebutuhan Materi
Kita sering berpikir bahwa kita membutuhkan banyak hal materi, yang sebenarnya tidak kami terlalu butuhkan. Kita hanya perlu materi yang cukup. Akan tetapi karena tuntutan kehidupan akhirnya kebutuhan ini memperbudak kita. Kita jadi lebih sedikit menikmati hidup hanya untuk menghasilkan lebih banyak uang. Ini menciptakan siklus kecemasan dan depresi yang tidak dapat membantu siapa pun yang mencoba mencapai kesadaran yang lebih tinggi. Seperti yang kita ketahui, hal-hal materi hanyalah sumber kesenangan sementara, karena tidak pernah cukup lama membuat kita bahagia.
Rasa Percaya Diri yang Rendah
Jalan menuju rasa percaya diri yang tinggi penuh dengan rintangan, jadi bisa dimaklumi jika kita merasa tidak akan bisa sampai ke ujungnya. Namun, beberapa orang telah mampu melakukannya, dan tidak ada yang menghentikan kita untuk melakukan hal yang sama. Kecuali kepercayaan diri kita yang yang rendah. Jika kita tidak percaya bahwa kita mampu melakukan sesuatu, kita pasti tidak akan mampu melakukannya. Memang benar kedengarannya klise, tetapi faktanya tidak ada orang yang mencapai apapun dalam hidup, jika ia terus-menerus berkata pada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak bisa melakukannya. Oleh karena itu penting bagi kita untuk membangun kepercayaan diri.
Sering Menunda-nunda
Dengan begitu banyak hal yang harus dilakukan untuk bertahan hidup, bukan hal yang tidak mungkin kita menunda banyak hal pula. Kurangnya waktu menjadi alasan yang paling sering digunakan untuk menunda-nunda. Dan memang benar bahwa kita tidak dapat hidup tanpa makanan dan tempat tinggal di atas kepala kita. Tapi selain kebutuhan dasar, kita mungkin memiliki beberapa kegiatan di tempat lain. Dan dari semua kegiatan yang tertunda, kita harus mampu menemukan waktu untuk bisa merangkul kesadaran yang lebih tinggi. Dan jika sulit bagi kita untuk memulai sesuatu, maka carilah strategi untuk membuat kita bergerak. Temukan teman yang ingin melakukan hal yang sama, pasang reminder. Selama itu berhasil untuk kita, itu patut dicoba.
Kurangnya Ketekunan
Kadang-kadang, kita memulai sesuatu tetapi tidak berhasil melanjutkannya. Selama itu menjadi terlalu sulit, atau tampak sulit, kita mulai merasa ingin menyerah. Apa yang tidak kita ketahui adalah bahwa kurva energi ini sangat normal. Setiap keputusan baru yang kita buat, datang dengan suntikan adrenalin yang memberi kita awal yang baik. Tapi begitu adrenalin ini habis, kita kembali ke diri kita yang normal, dan motivasi sepertinya memudar. Jadi yang harus kita lakukan adalah memahami bahwa tidak apa-apa untuk merasa seperti itu, bahwa kita harus terus berjalan dengan kecepatan yang biasa.
Kurangnya Perencanaan
Ketika kita memiliki tujuan, apakah kita tahu bagaimana mencapainya? Kemungkinan tidak. Sebagian besar dari kita dapat mengadopsi ide dengan sangat cepat, tetapi tidak meluangkan waktu untuk merenungkannya dan menganalisa cara mewujudkannya. Berhenti sejenak dan pikirkan mengapa kita ingin mencapai kesadaran yang lebih tinggi. Kemudian tuliskan apa yang menurut kita perlu kita lakukan untuk sampai ke sana. Langkah selanjutnya adalah mengatur langkah-langkah dalam daftar dengan memberikan tenggat waktu. Dengan cara ini akan lebih mudah bagi kita untuk melihat kemajuan kita, melakukan penyesuaian, dan memberi selamat kepada diri sendiri atas pencapaian diri kita.
Setidaknya pasti ada beberapa rintangan di perjalanan kita menuju kesadaran yang lebih tinggi. Dan tidak apa-apa rintangan ada di sana. Kita harus melihatnya sebagai kesempatan belajar. Tetapi kita juga tidak boleh menyerah. Lihat saja rintangan tersebut dengan hati-hati, dengan menyadarinya dan putuskan bagaimana kita akan menjalaninya. Tingkatkan peluang untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi.
(DK-TimKB)
Sumber Foto : Live Science
Berita lainya
Temukan Harmoni Melalui Pengalaman Sound Bath
Achievemephobia: Mengatasi Ketakutan Akan Kesuksesan
Bagaimana Kebosanan Bisa Menjadi Sumber Kreativitas Anda?