Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Kisah 1001 Malam Leicester Akan Berakhir?


Jakarta – Dalam satu dekade terakhir, di Liga Inggris ada satu nama klub yang menjadi perhatian dan mampu membuat kejutan yang mungkin perlu beberapa dekade lagi akan terulang kembali. Klub tersebut adalah Leicester City. Selain para fans sepakbola di Inggris, tidak banyak penggemar sepakbola pernah mendengar nama Leicester City sebelumnya, karena memang klub tersebut tidak bermain di Liga Primer Inggris. Bahkan saat berhasil promosi ke Liga Primer di tahun 2014, mereka tetap dianggap sebelah mata seperti para tim promosi lainnya.

Namun kenyataannya mereka bisa bertahan satu musim di Liga Primer Inggris dan mereka mengguncang dunia dengan menjuarai Liga Inggris di musim ke-2 nya bermain di Liga Inggris. Saat itu keberhasilan Leicester menjuarai Liga Inggris bagaikan keajaiban kisah 1001 malam. Sebuah klub promosi behasil menjadi juara di tengah klub klub besar Liga Inggris yang menjadi langganan juara dalam beberapa dekade terakhir. Bersamaan dengan keberhasilan mereka menjuarai Liga Primer Inggris, turut juga melahirkan nama nama besar seperti N’golo Kante, Riyad Mahrez, Harry Maguire dan tentunya sang striker yang menjadi top skorer, Jamie Vardy. Sejak itu nama Leicester berkibar di Liga Inggris.

Foto: bola.com


Jamie Vardy dkk memang tak selalu berada di papan atas Premier League sejak kembali promosi pada musim 2014-15. Kecuali di musim 2015-16 saat mereka menjadi juara, mereka lebih akrab dengan papan tengah. Namun sepak terjang mereka tak bisa diremehkan. Berkat kekuatan finansial pengusaha Thailand, Aiyawatt Srivaddhanaprabha, performa Leicester relatif stabil. Pemain-pemain bagus pun berdatangan. Mereka juga sempat memenangi Piala FA 2020-21 dengan menekuk Chelsea di final. Musim lalu, mereka menembus semifinal Europa Conference League sebelum disingkirkan AS Roma yang kemudian menjadi juara.

Namun di musim ini, performa mereka melorot. Hingga pekan ke-35, baru delapan kemenangan yang diraih Leicester di Liga Inggris. Brendan Rodgers yang sudah empat tahun melatih pun terpaksa dicopot dari jabatannya. Dean Smith pun masuk menjadi pengganti, namun situasi belum aman. Mereka kini berada di posisi 18 klasemen sementara dengan 30 poin, tertinggal dua angka dari Everton yang berada di batas bawah zona aman. Terbaru, mereka baru saja dihantam Fulham 3-5 pada Senin (8/5/2023), setelah tertinggal 0-4 lebih dulu.

Dengan tiga laga tersisa, Leicester wajib memenangkan seluruhnya sambil berharap Everton atau Nottingham Forest yang ada di urutan 17 dan 16 terpeleset. Penampilan buruk di Craven Cottage saat menjadi lumbung gol Fulham tak boleh terulang. Tiga lawan sisa Leicester tidaklah mudah, yakni melawan Liverpool pada 16 Mei, kemudian Newcastle United pada 23 Mei, dan terakhir West Ham United pada 28 Mei. Mampukah Leicester lolos dari lubang jarum? Atau kejayaan masa lalu hanya tinggal kenangan?

(Yp/timKB)

Sumber foto: bola.net