Jakarta – Indonesia, sebagai negara dengan gairah yang besar terhadap olahraga sepak bola, telah melahirkan banyak pemain hebat yang memberikan kontribusi besar dalam perkembangan sepak bola di Tanah Air. Salah satu legenda sepak bola Indonesia yang patut diperhitungkan adalah Peri Sandria. Lahir pada tanggal 24 September 1969 di Binjai, Sumatra Utara, Peri Sandria telah menorehkan prestasi luar biasa dalam karier sepak bolanya.
Peri Sandria tumbuh dalam lingkungan yang penuh semangat sepak bola sejak kecil. Ia sudah terbiasa bermain bola bersama teman-temannya di sekolah tanpa memakai sepatu. Bakat dan kecintaannya terhadap olahraga ini semakin terlihat ketika ia masuk ke Liga Tandem Putra pada saat masih duduk di kelas 1 SMP. Setelah itu, Peri bergabung dengan Tim Galakarya dan kemudian PSKD Binjai, di mana ia bermain untuk Piala Soeratin.
Pada tahun 1985, Peri Sandria mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan Diklat Medan selama satu setengah tahun. Pengalamannya di Diklat Medan sangat berarti bagi perkembangan kariernya. Ia belajar banyak hal tentang sepak bola dan meningkatkan kemampuan teknis serta taktikalnya. Pada tahun 1986 hingga 1989, Peri Sandria hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan Diklat Ragunan, sebuah pusat pelatihan sepak bola yang terkenal di Indonesia.
Kemampuan Peri Sandria semakin terasah dan ia mulai mendapatkan perhatian dari klub-klub sepak bola terkemuka. Ia kemudian bergabung dengan Krama Yudha Tiga Berlian, di mana ia mampu menembus timnas Indonesia pada tahun 1989. Keikutsertaannya dalam timnas menjadi tonggak penting dalam karier sepak bolanya, karena ia dapat bermain di level kompetisi yang lebih tinggi dan melawan para pemain terbaik Indonesia.
Pada tahun 1991, Krama Yudha Tiga Berlian dibubarkan, dan Peri Sandria bergabung dengan Assyabaab Surabaya. Pada tahun yang sama, ia juga menjadi bagian dari Skuat Garuda yang meraih medali emas di SEA Games 1991. Prestasi ini menjadi tonggak sejarah bagi sepak bola Indonesia, dan Peri Sandria menjadi salah satu pemain kunci dalam kesuksesan tersebut.
Perjalanan karier Peri Sandria tidak berhenti sampai di situ. Ia terus menunjukkan performa yang mengesankan dan ketajamannya sebagai penyerang. Pada tahun 1994, ia pindah ke klub Putra Samarinda, sebelum akhirnya bergabung dengan Bandung Raya pada tahun yang sama. Musim pertamanya di Bandung Raya menjadi momen yang luar biasa bagi Peri Sandria, karena ia berhasil mencetak 34 gol dan menjadi pencetak gol terbanyak di liga pada saat itu. Kontribusinya yang gemilang membawa Bandung Raya ke delapan besar Liga Indonesia.
Rekor pencetak gol terbanyak oleh Peri Sandria di musim 1994-1995 di Bandung Raya ini menjadi prestasi yang mengesankan dan menjadi sorotan dalam dunia sepak bola Indonesia. Dengan total 34 gol yang ia ciptakan, ia menjadi top skorer di klubnya dan membantu tim mencapai prestasi yang luar biasa dengan mencapai delapan besar Liga Indonesia. Pencapaiannya ini menempatkannya sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah sepak bola Indonesia dan memberikan inspirasi bagi generasi pemain muda yang mengikuti jejaknya.
Rekor gol Peri Sandria ini menjadi sangat berarti dan menjadi sorotan di dunia sepak bola Indonesia. Pencapaian tersebut membuktikan kehebatan dan keunggulan Peri Sandria sebagai seorang penyerang. Pada saat itu, ia menjadi pemain yang sulit dihentikan oleh para pemain lawan, karena kecepatan, ketepatan tendangan, dan insting golnya yang tajam. Performa impresifnya tidak hanya mengangkat nama klubnya, tetapi juga mencuri perhatian dari klub-klub besar lainnya.
Namun, pada Liga 1 musim 2017, rekor gol Peri Sandria di musim 1994-1995 akhirnya terpecahkan oleh striker Bali United Sylvano Comvalius yang mampu mencetak 37 gol. Meskipun begitu, keberhasilan Peri Sandria sebagai pencetak gol terbanyak dalam sejarah Liga Indonesia tetap menjadi capaian yang luar biasa dan dikenang oleh para penggemar sepak bola Indonesia.
Setelah menjalani karier sebagai pemain, Peri Sandria tidak berhenti berkontribusi dalam dunia sepak bola. Ia beralih menjadi pelatih di beberapa klub sepak bola seperti Persipo, PS Siak, dan Persipon Pontianak. Kemampuan dan pengalamannya sebagai pemain profesional membantu ia membagikan pengetahuan dan keterampilannya kepada generasi muda pemain sepak bola.
Peri Sandria juga pernah menjadi asisten pelatih di Pelita Bandung Raya pada tahun 2014 dan Persitara pada tahun 2021. Dengan pengalaman dan dedikasinya dalam dunia sepak bola, ia terus memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sepak bola Indonesia.
Perjalanan karier Peri Sandria sebagai mantan pemain sepak bola Indonesia, dengan prestasi yang gemilang dan rekornya yang terkenal, tidak hanya menginspirasi para pemain muda, tetapi juga memberikan kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Dedikasi, semangat juang, dan kecintaannya terhadap sepak bola menjadikannya sebagai sosok yang dihormati dan diakui dalam dunia sepak bola Indonesia. Peri Sandria akan selalu dikenang sebagai salah satu legenda sepak bola Indonesia yang memberikan warna dan kebanggaan bagi olahraga yang sangat dicintai ini.
(EA/timKB).
Sumber foto: twitter
Berita lainya
Red Spark Menangi Laga Ketat Lawan Hi-Pass
Kalahkan Dewa United, Madura United Tetap Di Zona Degradasi
Persebaya Surabaya Kembali Ke Jalur Kemenangan