Jakarta – Tidak banyak pemain sepakbola Inggris yang memiliki gaya bermain Inggris klasik berikut temperamen khas sepakbola Inggris yang keras. Salah satu pemain yang memiliki ciri khas tersebut diantaranya adalah Paul John Gascoigne, atau yang lebih dikenal dengan julukan Gazza Para fans sepakbola Inggris pasti teringat dengan gayanya di atas lapangan yang sangat khas di tahun 90an.
Gazza adalah mantan pemain sepak bola profesional Inggris yang memiliki karir yang mengesankan di dunia sepak bola. Dilahirkan pada 27 Mei 1967, Gascoigne mengalami perjalanan hidup yang penuh tantangan, dari kesuksesan di lapangan hijau hingga masalah mental dan emosional yang dialaminya setelah pensiun.
Paul Gascoigne lahir dan dibesarkan di Gateshead, Inggris. Bakat sepak bolanya terlihat sejak usia dini, dan dia menandatangani kontrak dengan sekolah sepak bola Newcastle United. Pada tahun 1984, dia menjadi pemain profesional dengan klub tersebut. Gascoigne memiliki kemampuan yang luar biasa di lapangan, terutama sebagai gelandang serang.
Tiga tahun setelah menjadi profesional, Gascoigne bergabung dengan Tottenham Hotspur dengan nilai transfer £2,2 juta. Di Spurs, ia meraih gelar Piala FA pada tahun 1991, memberikan kontribusi yang signifikan dalam kesuksesan klub tersebut. Namun, pada tahun yang sama, Gascoigne pindah ke klub Italia Lazio dengan nilai transfer £5,5 juta.
Selama bermain di Lazio, Paul Gascoigne menghadapi tantangan baru dalam karirnya. Ia berusaha menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya dan gaya permainan yang berbeda di Serie A. Meskipun ada beberapa cedera yang mengganggunya, Gascoigne tetap menunjukkan kualitasnya sebagai pemain sepak bola yang berkualitas.
Pada tahun 1995, Gascoigne bergabung dengan Rangers dengan nilai transfer £4,3 juta. Di klub Skotlandia ini, dia bermain dengan performa yang mengesankan dan membantu klub meraih dua gelar liga, satu Piala Skotlandia, dan satu Piala Liga Skotlandia. Kontribusinya di Rangers membuatnya dihormati oleh penggemar dan menjadi salah satu pemain favorit di klub tersebut.
Setelah pengalamannya di luar negeri, Gascoigne kembali ke Inggris pada tahun 1998 dan bergabung dengan Middlesbrough dengan nilai transfer £3,4 juta. Dia melakukan debutnya di Liga Premier pada musim 1998-1999 dan tetap menunjukkan kualitasnya sebagai pemain yang berbakat. Meskipun perjalanan Gascoigne di Middlesbrough tidak sepenuhnya bebas dari cedera, dia tetap memberikan kontribusi yang berarti bagi tim.
Setelah meninggalkan Middlesbrough, Gascoigne berpindah klub beberapa kali, termasuk ke Everton, Burnley, Gansu Tianma, dan Boston United. Meskipun karirnya tidak sejaya masa-masa awalnya, pengaruhnya sebagai pemain sepak bola yang berbakat tetap diingat oleh penggemar dan rekan-rekannya di lapangan.
Selain karir klub, Gascoigne juga mewakili tim nasional Inggris dari tahun 1988 hingga 1998. Ia tampil sebanyak 57 kali dan mencetak sepuluh gol untuk negaranya. Salah satu momen paling berkesan dalam karirnya adalah ketika dia menjadi bagian dari tim Inggris yang mencapai tempat keempat di Piala Dunia FIFA 1990 di Italia. Namun, keberhasilan tersebut juga diiringi dengan kejadian yang menyedihkan saat Gascoigne terlihat menangis setelah menerima kartu kuning di semifinal melawan Jerman Barat, yang berarti dia akan diskors untuk bermain di final jika Inggris menang.
Gascoigne juga berperan penting dalam perjalanan tim nasional Inggris pada Euro 1996. Ia membantu tim mencapai semifinal turnamen dan mencetak gol ikonik melawan Skotlandia yang menjadi sorotan banyak orang.
Selain keterlibatannya di lapangan, Gascoigne juga terlibat dalam berbagai kegiatan amal. Pada tahun 2006, ia mengunjungi Botswana sebagai duta sepak bola internasional untuk bermain dengan anak-anak dari SOS Children’s Village. Ia juga terlibat dalam pertandingan amal antara Inggris dan Jerman untuk mengumpulkan dana bagi Sir Bobby Robson Foundation.
Namun, sayangnya, kehidupan Gascoigne setelah pensiun didominasi oleh masalah mental dan emosional yang parah. Dia mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah ini dan terlibat dalam kecanduan alkohol yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraannya. Meskipun banyak upaya dan dukungan yang diberikan kepadanya, Gascoigne terus menghadapi tantangan ini dalam hidupnya.
Perjalanan hidup Gascoigne adalah contoh yang menunjukkan bahwa, meskipun memiliki bakat dan kesuksesan di dunia sepak bola, seseorang juga dapat mengalami perjuangan dalam menjaga kesehatan mental dan emosional mereka. Meskipun menghadapi tantangan, Gascoigne tetap dihormati oleh penggemar dan diingat sebagai salah satu pemain sepak bola yang berbakat dan karismatik pada masanya.
(EA/timKB).
Sumber foto: cnnindonesia
Berita lainya
Ali vs Spinks: Duel Epik Di Las Vegas
Novak Djokovic: Pemegang Rekor Grand Slam Terbanyak
Lucien Laurent: Pencetak Gol Pertama Di Piala Dunia