Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Martina Hingis, Si Cantik Peraih Gelar Juara Grand Slam Termuda


Jakarta – Martina Hingis adalah salah satu ikon tenis wanita yang telah mengukir sejarah dalam dunia olahraga. Lahir pada 30 September 1980 di Feusisberg, Swiss, Hingis menjadi pemain Swiss pertama yang memenangkan gelar utama dan mencapai peringkat No.1 dunia. Dengan bakat dan dedikasi yang luar biasa, Hingis mencapai banyak prestasi gemilang sepanjang kariernya.

Di era 1990-an, Hingis mencetak serangkaian rekor “termuda” yang membuatnya dikenal di kancah tenis internasional. Ia menjadi juara Grand Slam termuda dan peringkat 1 dunia termuda pada masa itu. Pada usia 22 tahun, Hingis telah mengumpulkan 40 gelar tunggal dan 36 gelar ganda. Prestasinya yang gemilang membuatnya menjadi atlet wanita dengan bayaran tertinggi di dunia selama lima tahun berturut-turut, dari 1997 hingga 2001, menurut Forbes.

Namun, perjalanan karier Hingis tidak selalu berjalan mulus. Cedera ligamen di kedua pergelangan kakinya memaksa Hingis untuk mundur sementara dari tenis profesional pada awal 2003. Setelah menjalani beberapa operasi dan pemulihan yang panjang, Hingis kembali ke WTA Tour pada tahun 2006. Ia berhasil naik ke peringkat 6 dunia, memenangkan dua turnamen Tier I, dan meraih Laureus World Sports Award untuk Comeback of the Year.

Namun, Hingis kembali mengalami cedera pada pinggulnya pada November 2007, yang menyebabkannya memutuskan untuk pensiun untuk sementara waktu. Pada Januari 2008, Federasi Tenis Internasional menghukum Hingis dengan penangguhan selama dua tahun setelah ia gagal tes narkoba pada 2007. Meskipun menghadapi cobaan yang sulit, semangat dan kecintaan Hingis terhadap tenis tidak pernah padam.

Foto: google

Pada Juli 2013, Hingis memutuskan untuk kembali dari masa pensiunnya dan bermain di nomor ganda musim lapangan keras Amerika Utara. Selama periode comeback khusus di nomor ganda, ia meraih empat gelar Grand Slam ganda putri, enam gelar utama ganda campuran (menyelesaikan karir Grand Slam di ganda campuran), 27 gelar WTA Tour, dan medali perak di ganda putri Olimpiade Rio 2016.

Prestasi Hingis tidak dapat dipungkiri. Dia telah menghabiskan total 209 minggu sebagai peringkat No.1 dunia tunggal dan 90 minggu sebagai peringkat No.1 dunia ganda. Dalam kariernya, Hingis berhasil memenangkan lima gelar tunggal utama, 13 gelar ganda putri utama (termasuk Grand Slam pada tahun 1998), dan tujuh gelar ganda campuran utama, dengan total gabungan 25 gelar utama. Dia juga meraih gelar Final WTA akhir musim dua kali di nomor tunggal dan tiga kali di nomor ganda, serta medali perak Olimpiade di nomor ganda.

Keberhasilan Hingis diakui oleh banyak pihak. Pada tahun 2005, majalah Tennis menobatkannya sebagai pemain wanita terhebat kedelapan dalam 40 tahun sebelumnya. TIME Magazine juga mencantumkannya sebagai salah satu dari “30 Legenda Tenis Wanita: Dulu, Sekarang, dan Masa Depan” pada Juni 2011. Prestasinya yang luar biasa telah membuatnya terpilih menjadi anggota International Tennis Hall of Fame pada 2013, dan kemudian menjadi Duta Global pertama organisasi tersebut.

Martina Hingis tidak hanya mengukir namanya dalam sejarah tenis, tetapi juga memberikan inspirasi kepada banyak generasi dengan semangat juangnya. Meskipun menghadapi rintangan dan cobaan, Hingis terus menunjukkan dedikasinya yang luar biasa dalam olahraga yang dicintainya. Dalam kariernya yang gemilang, ia telah membuktikan bahwa ketekunan, kecintaan, dan semangat tidak mengenal batas, dan bahwa talenta sejati akan selalu bersinar terang di lapangan hijau.

(EA/timKB).

Sumber foto: google