Dalam labirin pemikiran manusia, eksistensialisme muncul sebagai salah satu aliran filosofis yang memberikan pandangan mendalam tentang esensi keberadaan manusia. Tak hanya bersifat filosofis, eksistensialisme juga menawarkan terapi yang menyoroti keberadaan individu dalam menghadapi tantangan hidup.
Apa Itu Teori Eksistensial?
Eksistensialisme adalah sebuah aliran pemikiran filosofis yang menekankan pada analisis individu mengenai eksistensi, kebebasan, dan pencarian makna. Aliran ini berfokus pada pengalaman subjektif seseorang sebagai individu yang unik, dan bagaimana individu tersebut merespons kondisi eksistensial seperti kematian, kebebasan, ketidakpastian, dan makna hidup.
Akar teori eksistensial bermula pada awal tahun 1800-an, dan filsuf pertama yang mengeksplorasi gagasan eksistensialisme adalah filsuf Denmark Søren Kierkegaard. Ia sering dikenal sebagai bapak eksistensialisme.
Apa Gagasan Utama Eksistensialisme?
Beberapa gagasan utama dalam eksistensialisme meliputi:
• Keberadaan Mendahului Esensi: Manusia pertama-tama ada, lalu mereka mendefinisikan diri mereka sendiri. Manusia memiliki kebebasan penuh untuk menentukan jati diri mereka.
Para filsuf eksistensial percaya bahwa ketika kita dilahirkan, kita “bukan apa-apa”. Sebaliknya, melalui pengembangan makna, kita menjadi diri kita sendiri.
• Kebebasan dan Tanggung Jawab: Setiap individu memiliki kebebasan untuk membuat pilihannya sendiri. Namun, dengan kebebasan datang tanggung jawab atas pilihan tersebut.
• Ketidakpastian dan Kecemasan: Mengakui adanya ketidakpastian dalam hidup dapat menimbulkan rasa cemas, namun itu adalah bagian dari pengalaman manusia.
Para filsuf eksistensial menghubungkan konsep absurditas kehidupan dengan penciptaan makna. Absurditas mengacu pada gagasan bahwa ada banyak keadaan yang tidak diketahui dalam hidup, dan apa pun bisa terjadi pada Anda kapan saja.
Idenya menjelaskan peristiwa yang bisa terjadi pada Anda tanpa mengikuti pola tertentu. Para penganut teori eksistensial percaya bahwa kehidupan itu “absurd” dan tidak ada artinya sampai kita menganggapnya penting.
• Pencarian Makna: Salah satu tantangan terbesar dalam hidup adalah mencari makna dan tujuan kehidupan.
• Kecemasan: Kecemasan seringkali muncul saat Anda menyadari absurditas hidup. Eksistensialis berpendapat bahwa kesadaran akan kebebasan dan tanggung jawab sering kali menimbulkan rasa takut yang luar biasa.
• Pengabaian: Konsep dalam teori eksistensial ini berasal dari gagasan bahwa manusia adalah satu-satunya sumber nilai. Premis tersebut berteori bahwa pengetahuan ini menciptakan perasaan kesepian dan isolasi. Teori ini berteori bahwa kebebasan individu dapat menyebabkan mereka merasa terjebak.
Apa Manfaat Eksistensialisme?
Eksistensialisme menawarkan sejumlah manfaat:
• Pemahaman Diri: Eksistensialisme mengajak individu untuk merenung dan memahami diri mereka sendiri, nilai-nilai, dan tujuan hidup mereka.
• Menerima Kondisi Eksistensial: Mengakui dan menerima realitas seperti kematian dan ketidakpastian membantu seseorang dalam menghadapi kehidupan dengan lebih tenang dan berani.
• Kesadaran Kebebasan: Memahami bahwa setiap tindakan adalah hasil dari kebebasan pilihan kita sendiri dapat memberi pencerahan dan penguatan dalam mengambil keputusan.
Intervensi Eksistensialisme dalam Terapi
Dalam setting terapi, eksistensialisme sering kali digunakan untuk membantu klien menyadari kondisi eksistensial mereka dan mencari makna dalam pengalaman mereka. Beberapa intervensi dalam terapi eksistensial meliputi:
Empat Dunia Keberadaan Manusia.
Terapis eksistensial percaya bahwa manusia ada di empat dunia: dunia fisik, sosial, pribadi, dan spiritual. Terapis membantu klien mengidentifikasi dunia mana yang belum mereka jelajahi sepenuhnya dan kontradiksi apa di antara keempat dunia tersebut yang mungkin menyebabkan penderitaan.
Memetakan Pandangan Dunia.
Pandangan dunia seseorang mencakup ekspektasi, asumsi, dan keyakinan tentang dirinya sendiri, dunia, dan orang lain di dunia. Dengan mengartikulasikan pandangan dunia mereka dengan lebih baik, klien dapat mengidentifikasi perubahan perilaku apa yang dapat membuat hidup mereka lebih memuaskan.
Penghindaran Penamaan.
Terapis menunjukkan ketika klien menghindari dengan mendiskusikan masa lalu dan masa depan daripada kejadian saat ini atau menggambarkan diri mereka sebagai orang yang mengalami kehidupan secara pasif daripada secara aktif membuat pilihan.
Mengembangkan Kosakata Emosional.
Terapis meminta klien membuat daftar keadaan emosi mereka yang paling umum dan mengeksplorasi emosi apa yang tidak mereka masukkan, dan mengeksplorasi alasan mengapa mereka mungkin mengabaikan keadaan ini.
Mengambil Kepemilikan.
Karena kaum eksistensialis sangat percaya pada kehendak bebas, terapis eksistensial akan membantu kliennya mengambil kepemilikan atas pilihan mereka dan konsekuensi dari pilihan tersebut.
Menjelajahi Nilai.
Terapis membimbing klien dengan “pertanyaan nilai”, seperti “Bagaimana Anda ingin menjalani hidup?” dan “Apa makna keseluruhan yang Anda miliki?”
Bermain Peran.
Peran terapis dan klien memainkan skenario kehidupan yang ideal, seperti detail spesifik apa yang menunjukkan bahwa klien menjalani kehidupan mereka yang paling bermakna. Hal ini membantu klien menentukan apa arti “kehidupan yang bermakna” bagi mereka.
Apa Batasan dari Eksistensialisme?
Seperti setiap teori atau pendekatan, eksistensialisme memiliki beberapa batasan:
• Tidak Spesifik: Eksistensialisme mungkin terlalu abstrak bagi beberapa individu dan mungkin sulit untuk diterapkan dalam keadaan tertentu.
• Dapat Menimbulkan Kecemasan: Menghadapi realitas eksistensial mungkin menimbulkan rasa cemas atau tidak nyaman bagi beberapa individu.
• Tidak Selalu Memberikan Jawaban: Meskipun eksistensialisme dapat membantu dalam pencarian makna, itu tidak selalu menyediakan jawaban yang jelas atau mudah.
Kesimpulannya, eksistensialisme adalah aliran pemikiran yang memberikan wawasan mendalam tentang realitas eksistensi manusia. Baik sebagai filosofi atau pendekatan terapeutik, eksistensialisme menawarkan alat bagi individu untuk memahami diri mereka sendiri, dunia di sekitar mereka, dan pencarian makna dalam hidup mereka.
(EA/timKB).
Sumber foto: thecollector.com
Berita lainya
Sindrom Alice in Wonderland: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Memasak Dengan Kesadaran Penuh: Seni Dan Manfaatnya
Berpura-pura Positif: Garis Tipis Antara Harapan Dan Bahaya