Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Colby Covington: Bintang Kontroversial di UFC


Jakarta – Colby Ray Covington, lahir pada 22 Februari 1988 di Clovis, California, Amerika Serikat, adalah salah satu atlet seni bela diri campuran (MMA) yang paling disegani dan kontroversial dalam sejarah Ultimate Fighting Championship (UFC). Dengan julukan “Chaos,” Covington dikenal tidak hanya karena kemampuan bertarungnya yang luar biasa tetapi juga persona publiknya yang memecah opini. Ia adalah petarung yang menciptakan narasi di dalam dan di luar oktagon, mencampurkan drama dengan dominasi.

Dikenal karena gaya bertarungnya yang berbasis grappling, stamina tanpa henti, dan tekanan konstan, Covington adalah salah satu petarung paling berbahaya di divisi welterweight. Perjalanannya dari seorang pegulat nasional hingga menjadi salah satu penantang terkuat di UFC adalah bukti kerja keras, tekad, dan keberanian.

Tumbuh dalam Lingkungan Kompetitif

Colby Covington lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Clovis, California, sebelum keluarganya pindah ke Springfield, Oregon. Ia dibesarkan dalam keluarga yang mendukung olahraga. Ayahnya yang juga seorang pegulat ketika kuliah memberikan lingkungan yang mendorong kompetisi sehat di antara tiga bersaudara.

Sejak usia dini, Covington menunjukkan bakat luar biasa dalam olahraga, terutama dalam gulat. Di Thurston High School, Springfield, ia dengan cepat menjadi bintang gulat sekolah, memenangkan dua gelar kejuaraan negara bagian Oregon dan mencatatkan rekor yang mengesankan.

Mengatasi Tantangan

Meskipun ia menunjukkan bakat yang luar biasa, Covington tidak terhindar dari tantangan. Ia dikenal sebagai anak yang penuh semangat tetapi sering kesulitan mengelola emosinya. Namun, gulat memberinya disiplin dan tujuan, memungkinkan Covington untuk menemukan jalan yang jelas menuju kesuksesan.

Awal Dominasi di Matras

Setelah lulus dari sekolah menengah, Covington melanjutkan karir gulatnya di Iowa Central Community College. Di sini, ia berbagi kamar dengan atlet MMA terkenal lainnya, Jon Jones, yang kelak menjadi juara dunia UFC. Pada tahun 2007, Covington memenangkan gelar National Junior College Athletic Association (NJCAA) Championship, membuktikan bahwa ia adalah salah satu pegulat terbaik di tingkat junior.

Kesuksesan ini membawanya ke Oregon State University, tempat ia menjadi anggota tim gulat Beavers. Selama berada di Oregon State, Covington terus bersinar. Ia juga menjadi All-American NCAA Division I pada tahun 2011, prestasi yang hanya dicapai oleh pegulat terbaik di negara itu.

Peralihan ke Seni Bela Diri Campuran (MMA)

Setelah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi, Covington memutuskan untuk beralih ke seni bela diri campuran pada tahun 2012. Dengan latar belakang gulat yang solid, ia memiliki keunggulan besar di MMA. Ia bergabung dengan American Top Team (ATT) di Florida, salah satu gym MMA terbaik di dunia, untuk mempelajari disiplin tambahan seperti striking dan submission.

Debut Profesional

Covington melakukan debut profesionalnya di MMA pada tahun 2012 dengan kemenangan melalui submission di ronde pertama. Ini adalah awal dari rekor tak terkalahkan di tingkat regional yang membuat namanya dikenal sebagai salah satu prospek paling menjanjikan di olahraga ini.

Membuktikan Diri di Panggung Dunia

Pada tahun 2014, Covington menandatangani kontrak dengan UFC dan segera membuat dampak besar. Ia memulai debutnya di UFC Fight Night 48 melawan Wang Anying di Makau, China. Dengan kemenangan TKO di ronde pertama, Covington menunjukkan dominasinya sebagai grappler elit.

Perjalanan di Divisi Welterweight

Seiring waktu, Covington terus mencatat kemenangan impresif melawan lawan-lawan tangguh. Pertarungan melawan nama-nama besar seperti Demian Maia, Rafael dos Anjos, dan Robbie Lawler menjadi bukti kemampuannya untuk bertahan di puncak divisi welterweight.

Pada Juni 2018, Covington meraih kemenangan paling signifikan dalam karirnya dengan mengalahkan Rafael dos Anjos untuk memenangkan gelar Interim UFC Welterweight Championship. Dalam pertarungan lima ronde yang intens, Covington menunjukkan keunggulannya dalam grappling dan stamina, mencatatkan kemenangan melalui keputusan mutlak.

Pertarungan Ikonik

Covington mendapatkan kesempatan untuk bertarung melawan juara bertahan Kamaru Usman pada Desember 2019 di UFC 245. Pertarungan ini diakui sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah UFC, berlangsung hingga ronde kelima sebelum dihentikan oleh wasit karena serangan dari Usman. Meskipun kalah, Covington mendapat pujian atas daya juangnya dan performa luar biasa melawan salah satu petarung pound-for-pound terbaik.

Tekanan Konstan dan Stamina Besi

Salah satu kekuatan terbesar Covington adalah kemampuannya untuk terus memberikan tekanan tinggi sepanjang pertarungan. Dengan latar belakang gulat yang solid, ia sering memanfaatkan takedown untuk mengontrol lawan di ground sambil terus melancarkan serangan. Selain itu, ia memiliki stamina yang luar biasa, memungkinkannya untuk mempertahankan intensitas tinggi selama lima ronde penuh.

Ciri Khas Gaya Bertarung:

    1. Grappling Kelas Dunia
      Covington adalah salah satu grappler terbaik di UFC, dengan kemampuan untuk membawa lawan ke ground dan mendominasi posisi.
    2. Volume Striking yang Tinggi
      Covington mungkin bukan striker dengan kekuatan knockout, tetapi ia menggunakan kombinasi pukulan yang terus-menerus untuk melemahkan lawan.
    3. Tekanan dan Kontrol
      Ia dikenal karena kemampuannya untuk mengontrol tempo pertarungan, memaksa lawan untuk bermain di bawah tekanannya.

Sang “Chaos” yang Kontroversial

Di luar oktagon, Covington adalah sosok yang penuh kontroversi. Ia sering membuat pernyataan provokatif dan menciptakan konflik dengan sesama petarung. Persona “Chaos”-nya, yang penuh dengan drama, memecah opini publik. Beberapa menganggapnya sebagai strategi pemasaran yang brilian, sementara yang lain melihatnya sebagai karakter yang terlalu kontroversial.

Namun, tidak dapat disangkal bahwa persona ini telah meningkatkan profilnya sebagai salah satu nama paling terkenal di UFC. Covington sering menjadi headline berita, baik karena penampilannya di oktagon maupun perilakunya di luar arena.

Prestasi Utama

Selama karirnya di UFC, Covington telah mencatat sejumlah pencapaian penting:

    • Interim UFC Welterweight Champion (2018): Mengalahkan Rafael dos Anjos untuk memenangkan gelar ini.
    • Fight of the Night: Penghargaan yang diterima untuk pertarungan yang mendebarkan ketika melawan Jorge Masvidal.
    • Rekor Profesional: 17 kemenangan dan 4 kekalahan (per November 2024).

Chaos yang Tak Terhentikan

Colby Covington adalah salah satu petarung paling unik dan berbakat dalam sejarah UFC. Dengan kombinasi kemampuan bertarung yang luar biasa, stamina besi, dan persona publik yang kontroversial, ia telah menjadi salah satu nama paling dikenal di dunia seni bela diri campuran.

Meskipun banyak yang mencintainya atau membencinya, Covington tidak pernah berhenti membuktikan dirinya sebagai salah satu petarung terbaik di dunia. Dengan ambisi untuk merebut gelar juara dunia, masa depan “Chaos” di UFC masih penuh potensi dan tantangan besar.

(PR/timKB).

Sumber foto: usatoday.com

Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda