Jakarta – Dalam dunia Muay Thai, petarung dari Asia Tenggara telah lama mendominasi panggung internasional. Namun, seorang petarung berbakat dari Aljazair, Mohammed Younes Rabah, kini mulai mencuri perhatian dunia dengan gaya bertarung yang eksplosif, pukulan mematikan, dan ketangguhan yang luar biasa.
Dikenal dengan julukan “The Buraq”, Rabah saat ini berkompetisi di divisi Featherweight ONE Championship. Dengan perawakan tinggi, jangkauan yang luar biasa, serta kombinasi teknik striking yang agresif dan efisien, ia menjadi salah satu petarung paling menarik untuk disaksikan.
Lahir pada 15 Mei 1997 di Aljazair, perjalanan Rabah dari jalanan di Aljazair hingga panggung internasional ONE Championship adalah kisah yang penuh kerja keras, pengorbanan, dan determinasi.
Perjalanan Menuju Muay Thai
Mohammed Younes Rabah lahir dan besar di sebuah keluarga sederhana di Aljazair, dengan delapan saudara kandung. Ayahnya adalah seorang guru yang berdedikasi, bekerja keras untuk menghidupi keluarga mereka.
Sejak kecil, Rabah sudah memiliki semangat dan tekad besar untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi. Ia mengidolakan para petarung dan atlet yang sukses di kancah internasional dan bercita-cita untuk mengikuti jejak mereka.
Dari Kickboxing ke Muay Thai
Rabah memulai perjalanannya di dunia bela diri melalui kickboxing. Ia dengan cepat menunjukkan bakat luar biasa dalam striking, yang membuatnya semakin tertarik untuk mendalami Muay Thai, seni bela diri asal Thailand yang dikenal dengan teknik delapan tungkai (pukulan, siku, lutut, dan tendangan).
Setelah bertahun-tahun berlatih dan bertanding di tingkat lokal, ia mulai mendapatkan perhatian promotor internasional.
Membangun Rekor Tanpa Kekalahan
Sebelum bergabung dengan ONE Championship, Rabah telah mencatatkan rekor profesional 13-0, sebuah pencapaian yang luar biasa di dunia Muay Thai.
Dengan rekornya yang tak terkalahkan, banyak yang menganggap Rabah sebagai bintang baru yang akan bersinar di divisi Featherweight.
KO Bersejarah atas Saemapetch Fairtex
Pada Desember 2023, Mohammed Younes Rabah resmi melakukan debutnya di ONE Championship dalam pertarungan melawan Saemapetch Fairtex, seorang mantan penantang gelar juara dunia.
Pertarungan ini menjadi ujian besar bagi Rabah karena Saemapetch dikenal sebagai salah satu striker terbaik di divisinya. Namun, Rabah membuktikan bahwa ia bukan petarung biasa dengan mengalahkan Saemapetch melalui KO yang spektakuler.
Kemenangan ini membuatnya langsung diperhitungkan sebagai salah satu petarung paling berbahaya di divisi Featherweight.
Pertarungan Ulang Melawan Saemapetch
Setelah kemenangan gemilangnya, Rabah kembali dipertemukan dengan Saemapetch Fairtex dalam sebuah pertandingan ulang pada Februari 2024. Kali ini, hasilnya berbeda.
Saemapetch berhasil membalikkan keadaan dan mengalahkan Rabah melalui TKO di ronde pertama. Ini menjadi kekalahan pertama Rabah dalam karier profesionalnya.
Namun, alih-alih terpuruk, kekalahan ini menjadi motivasi bagi Rabah untuk bangkit dan menjadi lebih kuat. Ia segera melakukan evaluasi dan mencari cara untuk memperbaiki kelemahan dalam permainannya.
Pindah ke Kelas Featherweight
Setelah kekalahan dari Saemapetch, Rabah memutuskan untuk naik ke kelas Featherweight, merasa lebih kuat dan lebih sehat di divisi ini. Pada November 2024, ia bertarung melawan Eddie Abasolo di ONE 169. Dalam pertarungan ini, Rabah mendominasi dan berhasil menjatuhkan Abasolo dua kali. Ia akhirnya meraih kemenangan melalui keputusan mutlak, membuktikan bahwa ia siap bersaing di kelas baru ini.
Gaya Bertarung dan Julukan “The Buraq”
Mohammed Younes Rabah dikenal dengan perawakan tinggi (6 kaki 2 inci) dan jangkauan panjangnya, yang memberinya keunggulan dalam serangan jarak jauh dan clinch.
-
- Striking Tajam dan Mematikan. Rabah memiliki tendangan dan pukulan yang sangat kuat, yang sering kali membuat lawan kesulitan mendekat.
- Keunggulan Fisik. Dengan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan banyak lawannya, ia bisa mengontrol jarak dan menyerang dari posisi aman.
- Teknik Clinch yang Kuat. Rabah sering menggunakan clinch dan serangan lutut untuk melumpuhkan lawan di jarak dekat.
- Julukan “The Buraq”. Julukan ini berasal dari hewan mitologis yang dikenal karena kecepatannya, mencerminkan gaya bertarungnya yang cepat dan eksplosif.
Masa Depan Rabah di ONE Championship
Dengan rekor yang mengesankan, gaya bertarung yang agresif, dan mentalitas pantang menyerah, Mohammed Younes Rabah kini menjadi salah satu ancaman utama di divisi Featherweight ONE Championship.
Dari jalanan di Aljazair hingga panggung terbesar Muay Thai di ONE Championship, perjalanan Mohammed Younes Rabah adalah bukti bahwa kerja keras, disiplin, dan semangat pantang menyerah dapat membawa seseorang ke puncak kesuksesan.
(PR/timKB).
Sumber foto: blackbeltmagazine.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Taylor Fritz Singkirkan Adam Walton
Aryna Sabalenka Melaju Ke Perempatfinal Miami Open
Jimmy Butler Bawa Heat Bungkam Warriors