Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Masutatsu Ōyama: Pendiri Kyokushin Karate


Jakarta – Masutatsu Ōyama, yang terlahir dengan nama Choi Yeong-eui pada 4 Juni 1923 di Kintei, Zenrahoku-dō, Korea, Kekaisaran Jepang (sekarang Korea Selatan), adalah salah satu tokoh paling ikonik dalam sejarah seni bela diri. Lahir di tengah masa yang penuh gejolak, Ōyama menunjukkan ketangguhan dan keberanian sejak usia muda. Pada usia 15 tahun, Ōyama pindah ke Jepang, tempat di mana dia mulai mengeksplorasi berbagai seni bela diri, termasuk judo dan kempo.

Setibanya di Jepang, Ōyama menghadapi tantangan besar sebagai seorang imigran. Namun, justru dalam situasi sulit ini ia menemukan jalan hidupnya melalui latihan karate. Di Jepang, ia mempelajari berbagai aliran karate, termasuk Shotokan di bawah bimbingan Gichin Funakoshi, salah satu pionir karate modern. Latihan yang intens dan ketekunan dalam menguasai seni bela diri menjadikan Ōyama seorang praktisi yang sangat berbakat.

Dedikasi Penuh dan Pembentukan Kyokushin Karate

Semakin mendalami dunia karate, Masutatsu Ōyama merasakan dorongan kuat untuk menciptakan bentuk karate yang lebih menantang dan efektif. Ia merasa bahwa karate harus lebih dari sekadar gerakan dan teknik, tetapi juga harus menguji batas-batas fisik dan mental seorang praktisi. Dengan semangat ini, pada awal 1950-an, Ōyama memutuskan untuk mengasingkan diri di Gunung Kiyozumi selama tiga tahun untuk melatih dirinya secara fisik dan mental. Selama pengasingan ini, ia menjalani latihan yang sangat keras, termasuk memecahkan batu dengan tangan kosong dan melawan berbagai elemen alam.

Pengalaman ini membentuk dasar dari apa yang kemudian dikenal sebagai Kyokushin Karate. Pada tahun 1953, Ōyama secara resmi mendirikan Kyokushin Karate, yang berarti “Aliran Kebenaran Terakhir.” Kyokushin Karate adalah aliran yang menekankan pada kekuatan, daya tahan, dan keberanian, dengan filosofi yang mendalam tentang disiplin dan kehormatan. Dalam Kyokushin, Ōyama menggabungkan berbagai elemen dari seni bela diri lain yang telah ia pelajari, menciptakan sistem yang tidak hanya mengandalkan teknik, tetapi juga pada kekuatan fisik dan mental.

Legenda Pertarungan dan Ketangguhan yang Mengagumkan

Masutatsu Ōyama tidak hanya mendirikan aliran karate yang baru, tetapi juga mengukuhkan reputasinya sebagai seorang petarung yang legendaris melalui berbagai demonstrasi kekuatan dan pertarungan nyata. Salah satu aksi yang paling terkenal adalah ketika ia mengalahkan banteng dengan tangan kosong, sebuah demonstrasi yang mengesankan dan kontroversial yang memperlihatkan kekuatan fisik yang luar biasa. Aksi ini, meskipun banyak diperdebatkan, memperkuat citra Ōyama sebagai seorang karateka yang tidak tertandingi.

Selain itu, Ōyama juga menantang berbagai petarung dari seluruh dunia, termasuk juara-juara dari berbagai disiplin seni bela diri. Ia berhasil menang dalam banyak pertarungan ini, menunjukkan bahwa Kyokushin Karate adalah salah satu aliran karate yang paling efektif dan mematikan. Keberaniannya untuk bertarung dengan siapa saja, kapan saja, menjadikannya legenda hidup di dunia seni bela diri.

Warisan Kyokushin Karate dan Pengaruh Global

Kyokushin Karate yang didirikan oleh Masutatsu Ōyama segera menyebar ke seluruh dunia. Dojo-dojo Kyokushin mulai bermunculan di berbagai negara, dari Jepang hingga Amerika Serikat, Eropa, dan Australia. Keberhasilan Kyokushin di kancah internasional tidak lepas dari filosofi keras yang dipegang teguh oleh Ōyama—bahwa karate adalah jalan hidup yang membutuhkan dedikasi penuh, baik dalam latihan maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Kyokushin dikenal dengan kompetisi-kompetisi kontak penuh yang intens, di mana para praktisi diuji tidak hanya dalam keterampilan teknis, tetapi juga dalam ketahanan fisik dan mental. Pertarungan dalam kompetisi Kyokushin biasanya tidak menggunakan pelindung, dan ini menuntut para praktisinya untuk memiliki tubuh yang kuat serta mentalitas yang tidak kenal takut.

Hingga kini, Kyokushin Karate tetap menjadi salah satu aliran karate yang paling dihormati di dunia, dan Masutatsu Ōyama dihormati sebagai “Godhand,” sebuah gelar yang menunjukkan kekuatan dan keahliannya yang luar biasa dalam seni bela diri. Warisannya terus hidup melalui ribuan murid dan dojo Kyokushin yang tersebar di seluruh dunia, yang mengajarkan nilai-nilai keberanian, disiplin, dan kehormatan.

Akhir Kehidupan dan Pengaruh Abadi

Masutatsu Ōyama meninggal dunia pada 26 April 1994 akibat kanker paru-paru. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam di kalangan komunitas seni bela diri di seluruh dunia. Namun, meskipun Ōyama telah tiada, pengaruhnya terus hidup melalui Kyokushin Karate dan para praktisinya.

Kyokushin Karate tidak hanya mengubah cara orang memandang seni bela diri, tetapi juga memberikan fondasi bagi banyak aliran karate dan seni bela diri lainnya. Dengan menggabungkan kekuatan fisik dan ketahanan mental, Kyokushin telah menjadi standar emas dalam dunia karate dan seni bela diri kontak penuh.

Masutatsu Ōyama, dengan nama aslinya Choi Yeong-eui, adalah salah satu tokoh terbesar dalam sejarah seni bela diri. Dari awal yang sederhana di Korea, ia menciptakan Kyokushin Karate, sebuah aliran yang tidak hanya menantang fisik tetapi juga mental para praktisinya. Legenda pertarungannya, serta filosofi hidupnya yang mendalam, menjadikan Ōyama sebagai panutan bagi generasi karateka di seluruh dunia. Dengan julukan “Godhand,” Ōyama akan selalu dikenang sebagai salah satu master karate paling berpengaruh dalam sejarah.

(EA/timKB).

Sumber foto: indoshotokan

Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda