Jakarta – Di Thailand, tanah kelahiran Muay Thai, nama besar seperti Saeksan Or Kwanmuang selalu disebut dengan rasa kagum. Dikenal sebagai petarung yang tidak pernah mundur, Saeksan mewakili semangat Muay Thai sejati. Namun tak banyak yang tahu bahwa di balik bayang-bayang sang legenda, ada seorang pria yang juga menempuh jalan yang sama — Khunponnoi Sor Sommai, adik kandungnya.
Kini di usia 32 tahun, Khunponnoi berdiri gagah di atas ring ONE Championship, membawa tidak hanya nama keluarganya, tetapi juga semangat bertarung khas Thailand yang tidak pernah padam. Ia bukan sekadar adik dari seseorang yang besar — ia adalah petarung dengan kisahnya sendiri, tekadnya sendiri, dan perjuangan yang tak kalah besar.
Tumbuh dalam Rumah Para Petarung
Lahir dalam keluarga sederhana di Thailand, Khunponnoi dan kakaknya Saeksan tumbuh di lingkungan yang keras. Di banyak desa Thailand, Muay Thai bukanlah sekadar pilihan — itu adalah jalan keluar dari kemiskinan, dari kehidupan yang sempit. Dari usia sangat muda, mereka berdua sudah akrab dengan samsak tua, pelatih galak, dan rutinitas pagi yang tak mengenal ampun.
Khunponnoi, yang lebih muda dari Saeksan, selalu menjadi pengikut setia sang kakak. Tapi tidak lama kemudian, ia mulai menemukan langkahnya sendiri. Jika Saeksan dikenal sebagai petarung “berdarah api”, Khunponnoi tumbuh dengan gaya yang lebih tenang, lebih strategis, namun sama mematikannya.
Bertarung dalam Keheningan, Menang dengan Konsistensi
Berbeda dari Saeksan yang cepat mencuri perhatian karena pertarungan penuh darah dan gaya menyerangnya yang brutal, Khunponnoi membangun reputasi melalui ketekunan dan konsistensi. Ia bertarung di stadion-stadion legendaris seperti Rajadamnern dan Lumpinee, melawan puluhan petarung tangguh, dan perlahan-lahan membangun nama.
Ia tak peduli dengan kamera atau ketenaran. Yang ia pedulikan adalah tampil maksimal di atas ring, menghormati lawan, dan membawa pulang kemenangan dengan kepala tegak. Dalam dunia Muay Thai, sikap seperti ini justru dianggap paling mulia.
Gaya Bertarung yang Khas – Diam tapi Mematikan
Jika ada satu kata yang menggambarkan Khunponnoi di atas ring, itu adalah: “tenang.” Ia bukan petarung yang tergesa-gesa. Ia menunggu, mengamati, dan menyerang di saat yang paling tepat. Namun ketika sudah masuk ke jarak yang ia inginkan, Khunponnoi berubah menjadi mesin penghancur.
Ciri khas pertarungannya antara lain:
-
- Siku diagonal cepat dan tajam yang bisa menghentikan pergerakan lawan
- Tendangan rendah keras yang melemahkan kaki lawan sejak awal
- Clinch yang cerdas dan efektif, bukan hanya mengunci tapi juga mengontrol ritme pertarungan
- Konsistensi menjaga ritme, tak mudah terbawa emosi dan selalu fokus hingga ronde terakhir
Khunponnoi adalah petarung yang menghargai seni Muay Thai sebagai strategi — bukan hanya sekadar unjuk kekuatan. Dia bertarung dengan otak dan hati.
Masuk ke ONE Championship — Membuka Babak Baru
Masuknya Khunponnoi ke ONE Championship di usia 30-an adalah sesuatu yang luar biasa. Di saat banyak petarung seusianya mulai memikirkan pensiun, Khunponnoi justru naik ke panggung yang lebih besar. Ini bukan hanya soal ketahanan fisik — ini adalah bukti dari kedisiplinan dan gaya hidup sehatnya selama bertahun-tahun.
ONE Championship memberinya ruang untuk menunjukkan kematangan bertarung yang tidak dimiliki petarung muda. Ia membawa pengalaman, kontrol emosi, dan sikap hormat kepada seni bela diri. Di atas ring, ia tak lagi bertarung untuk membuktikan diri — ia bertarung untuk warisan.
Antara Saeksan dan Khunponnoi — Dua Jalan, Satu Semangat
Sulit untuk tidak membandingkan dua bersaudara ini. Saeksan adalah legenda yang dikenal dengan keberanian membabi buta. Khunponnoi adalah kebalikannya — seorang teknisi ring, yang memperhitungkan tiap gerakan dengan cermat.
Namun keduanya punya satu kesamaan: tak pernah mundur. Mereka mungkin berbeda dalam gaya, tapi sama-sama mewarisi semangat petarung sejati Thailand — yaitu bertarung dengan penuh hormat, dedikasi, dan totalitas.
Bagi Khunponnoi, menjadi adik dari legenda bukan beban, melainkan motivasi. Ia tidak ingin mengalahkan bayangan sang kakak — ia ingin berdiri sejajar dengannya dengan cara sendiri.
Prestasi dan Harapan ke Depan
Meski belum mengincar sabuk emas, Khunponnoi telah mengukir sejumlah pencapaian:
-
- Bertarung di lebih dari 100 laga profesional sepanjang kariernya
- Pernah tampil di stadion-stadion legendaris Thailand dan memenangkan beberapa sabuk lokal
- Masuk ke ONE Championship sebagai petarung Flyweight penuh pengalaman
- Menjadi panutan bagi petarung muda di kampnya sebagai simbol ketekunan
Di masa mendatang, banyak yang berharap Khunponnoi bisa menjadi pelatih atau figur penting dalam pengembangan Muay Thai Thailand. Namun untuk saat ini, ia masih punya tenaga, hasrat, dan kemampuan untuk melangkah lebih jauh.
(PR/timKB).
Sumber foto: onefc.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Menanti Persib Menjuarai BRI Liga 1
Daniil Medvedev Ke Perempatfinal Madrid Open 2025
Hasil Tes MotoGP Jerez 2025