Jakarta – Dalam dunia pertarungan, nama dan julukan bisa menjadi cerminan dari apa yang dibawa seseorang ke dalam arena. Marcus Edwards, dikenal luas dengan nama panggung “Bad Intentions,” bukan hanya menjanjikan duel yang keras — ia menghidupkannya. Dari awal kariernya di Mixed Martial Arts (MMA) hingga ke ring tanpa sarung tangan di Bare Knuckle Fighting Championship (BKFC), Edwards telah menunjukkan satu hal: setiap pukulannya membawa pesan, dan pesan itu sederhana — saya datang untuk menghancurkan.
Apple Valley — Tanah Kelahiran, Ladang Tekad
Lahir pada 26 April 1989 di Apple Valley, California, Marcus Edwards tumbuh di lingkungan yang tidak menjanjikan karpet merah untuk mimpi besar. Namun, dalam keterbatasan itulah ia menemukan panggilan. Sejak usia belia, Marcus telah menunjukkan karakter pantang menyerah. Ia bukan anak yang mudah puas. Ketika teman-temannya larut dalam aktivitas remaja biasa, Marcus justru tertarik pada dunia bela diri dan seni bertarung.
Awalnya, itu hanya pelarian — tempat ia bisa melampiaskan energi dan membentuk disiplin. Tapi seiring waktu, sasana menjadi rumah kedua, dan pertarungan menjadi bahasa jiwanya.
Menempa Diri di Dunia MMA — Awal dari Nama “Bad Intentions”
Marcus mulai meniti karier di MMA profesional dengan langkah yang agresif. Ia dikenal bukan hanya karena kemampuan tekniknya, tetapi karena intensitas dan determinasi yang terpancar di setiap laga. Ia bukan petarung yang bermain aman. Ia selalu maju. Selalu menekan. Dan selalu ingin menyelesaikan pertarungan lebih awal.
Gaya ini membuat banyak promotor meliriknya. Ia tampil di berbagai kompetisi MMA terkemuka seperti RFA (Resurrection Fighting Alliance) dan Bellator MMA, menghadapi petarung dari berbagai latar belakang — striker cepat, grappler tangguh, dan brawler brutal. Dalam semua laga itu, Marcus selalu menyuguhkan satu hal: pukulan yang mengandung niat buruk.
Itulah mengapa julukan “Bad Intentions” melekat padanya, bukan karena citra belaka, tapi karena itulah cara dia bertarung.
Titik Balik — Dari Sarung Tangan ke Tangan Kosong
Setelah bertahun-tahun membangun karier di MMA, Marcus Edwards mencapai titik di mana ia merasa siap untuk tantangan yang lebih mentah, lebih brutal, dan lebih murni. Dunia Bare Knuckle Fighting Championship (BKFC) menawarkan semua itu — dan lebih.
Transisi dari MMA ke bare-knuckle bukanlah keputusan mudah. Banyak petarung MMA gagal beradaptasi karena hilangnya elemen grappling dan perbedaan strategi. Tapi tidak bagi Marcus. Ia justru merasa kembali ke akar pertarungan sesungguhnya — satu lawan satu, berdiri, dan hanya tangan kosong.
Di BKFC, Marcus menunjukkan bahwa kekuatannya bukan hanya soal teknik, tapi juga daya tahan mental dan keberanian menghadapi rasa sakit. Setiap kali ia melangkah ke dalam ring, penonton tahu bahwa mereka akan melihat pertarungan yang keras — bukan hanya dari segi fisik, tapi dari semangat yang menyala-nyala di mata Marcus.
Gaya Bertarung yang Mengerikan dan Penuh Presisi
Marcus Edwards tidak hanya dikenal karena kekuatan pukulannya, tetapi karena cara dia membangun pertarungan. Ia membaca lawan dengan tenang, masuk ke dalam jangkauan mereka, lalu menyerang dengan kecepatan dan akurasi tinggi.
Ciri Khas Gaya Bertarung Marcus Edwards:
-
- Kombinasi hook dan uppercut cepat yang mematikan di jarak dekat
- Pergerakan kepala dan bahu yang cerdas, membuatnya sulit dijangkau
- Pukulan yang selalu ditujukan untuk menyelesaikan laga, bukan sekadar mencetak poin
- Kemampuan membaca irama lawan, lalu memanfaatkan celah untuk konter cepat
Di ring bare-knuckle yang kecil, tanpa banyak ruang untuk bergerak, gaya Marcus sangat efektif. Ia tahu kapan menekan, kapan bertahan, dan yang terpenting: kapan menyelesaikan.
Prestasi dan Warisan yang Sedang Dibangun
Marcus telah menorehkan jejak di dua dunia pertarungan berbeda — MMA dan BKFC. Dalam keduanya, ia dikenal sebagai petarung yang konsisten memberikan pertarungan spektakuler.
Pencapaian Penting:
-
- Rekor profesional MMA dengan kemenangan dominan via KO dan submission
- Tampil di organisasi besar seperti Bellator dan LFA
- Salah satu petarung paling menonjol di divisi Middleweight BKFC
- Menjadi wajah dari gaya bertarung forward pressure yang dicintai penonton
Namun, bagi Marcus, prestasi bukanlah soal jumlah sabuk atau gelar. Ia ingin dikenang sebagai petarung yang tidak pernah takut. Yang selalu melangkah maju. Yang selalu bertarung dengan hati, dan niat yang jelas.
Kehidupan di Luar Ring — Pribadi yang Rendah Hati
Di luar ring, Marcus adalah pribadi yang berbeda jauh dari sosok “Bad Intentions” yang meledak di atas kanvas. Ia dikenal sebagai sosok rendah hati, penuh respek terhadap lawan, dan dekat dengan komunitasnya. Ia kerap melatih anak-anak muda di gym lokal, mengajarkan bahwa bela diri bukan hanya soal bertarung — tapi tentang mengendalikan diri, membangun karakter, dan mencintai proses.
(PR/timKB).
Sumber foto: bareknucklenation.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Shai Gilgeous-Alexander Bawa Thunder Kalahkan Woves
Hasil Drawing Singapore Open 2025
Ronaldo Masuk Skuad Portugal Di Semifinal UEFA Nations League