Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Jack Della Maddalena “JDM”: Petarung UFC Dari Perth


Jakarta – Di dunia Mixed Martial Arts (MMA) yang keras, kejam, dan penuh persaingan, munculnya seorang petarung yang tak hanya bertalenta, tapi juga bermental baja dan memiliki cerita penuh perjuangan, selalu menjadi sesuatu yang layak untuk diikuti. Salah satu kisah paling inspiratif dalam lanskap UFC saat ini adalah milik Giacomo “Jack” Della Maddalena—petarung asal Perth, Australia, yang kini dikenal dunia dengan julukannya, JDM.

Lahir pada 10 September 1996, Jack bukan hanya seorang petarung. Ia adalah simbol dari ketekunan, dedikasi, dan keberanian untuk bangkit dari kegagalan, membuktikan bahwa seseorang bisa jatuh—bahkan dua kali—di awal kariernya dan tetap menjadi ancaman nyata di panggung MMA terbesar dunia.

Dari Rugby ke Dunia Octagon

Tumbuh besar di Perth, Australia Barat, Jack berasal dari keluarga berdarah Italia-Australia yang menjunjung tinggi nilai disiplin dan kerja keras. Seperti banyak anak laki-laki Australia, ia awalnya menggeluti olahraga rugby, bahkan sempat serius menekuni cabang tersebut. Namun, kecintaannya pada seni bela diri mulai tumbuh ketika ia remaja dan menonton tayangan UFC.

Ketertarikannya pada olahraga kontak berubah menjadi obsesi. Ia pun mulai menjajal tinju, lalu beralih ke MMA saat berusia sekitar 15 tahun. Sejak itu, hari-harinya diisi dengan latihan, latihan, dan latihan. Ia bergabung dengan Eternal MMA—promotor lokal yang menjadi batu loncatan bagi banyak petarung Australia.

Awal Karier yang Tak Mulus: Dua Kekalahan, Satu Tujuan

Karier profesional Jack Della Maddalena tidak dimulai dengan kemenangan. Ia justru menelan dua kekalahan beruntun dalam dua pertarungan perdananya. Di mata publik, itu bisa jadi pertanda bahwa Jack tak akan jauh melangkah. Tapi di mata Jack sendiri, kekalahan itu adalah pemicu terbesar untuk bangkit.

Alih-alih mundur, ia menata ulang strategi, membenahi teknik, memperkuat mental, dan kembali ke gym dengan semangat yang lebih membara. Hasilnya? Ia melaju dengan rentetan kemenangan berturut-turut, sebagian besar melalui KO/TKO, menjadikannya salah satu petarung regional terbaik di Australia.

Panggung Global: Dana White’s Contender Series dan Pintu ke UFC

Pada tahun 2021, Jack mendapat undangan untuk tampil di Dana White’s Contender Series—ajang pencarian bakat elit yang sering menjadi gerbang menuju UFC. Di hadapan bos UFC Dana White sendiri, Jack tampil luar biasa: tenang, klinis, dan mematikan. Kemenangannya yang impresif di sana membuatnya langsung dikontrak UFC tanpa basa-basi.

Saat itu, banyak pihak mulai memperhatikan: siapa petarung dari Australia ini yang tiba-tiba tampil sangat dewasa dan teknikal di octagon?

Dominasi di UFC: Ketika Teknik dan Ketangguhan Berpadu

Sejak debutnya di UFC tahun 2022, Jack Della Maddalena menunjukkan bahwa ia bukan sekadar petarung baru yang “panas di awal.” Ia konsisten menang, dan bukan dengan keputusan juri—melainkan dengan penyelesaian cepat lewat KO/TKO.

Beberapa ciri khas pertarungannya meliputi:

    • Striking yang bersih dan akurat, dengan kemampuan membaca timing yang luar biasa.
    • Footwork efisien yang memungkinkannya keluar masuk jarak serang tanpa terkena balasan.
    • Ketenangan luar biasa, bahkan ketika diserang bertubi-tubi.
    • Kemampuan menyusun kombinasi pukulan seperti seorang petinju veteran.

Ia bukan petarung yang mengandalkan kekuatan semata. Ia adalah teknisi, seorang seniman yang memahat pertarungan dengan presisi dan disiplin tinggi.

Julukan “JDM”: Singkat, Padat, Mematikan

Julukan “JDM” bukan sekadar inisial. Itu adalah identitas. Singkat, efisien, dan langsung menempel di benak penggemar. Sama seperti gaya bertarungnya: to the point dan tak bertele-tele.

Bahkan di luar ring, kepribadiannya pun sejalan dengan gayanya di oktagon. Pendiam, rendah hati, dan tidak suka basa-basi. Ia bukan petarung yang mencari perhatian dengan ucapan—melainkan dengan tindakan.

Prestasi dan Perjalanan Menuju Elite Welterweight

    •  Performance of the Night Bonus lebih dari sekali
    • Rekor UFC impresif dengan mayoritas kemenangan lewat KO
    • Dianggap sebagai calon penantang gelar masa depan, terutama jika ia terus mempertahankan momentum

Dengan performanya sejauh ini, analis UFC dan legenda MMA mulai menyebut JDM sebagai salah satu striker terbaik di divisi welterweight, di samping nama-nama besar seperti Leon Edwards, Colby Covington, dan Shavkat Rakhmonov.

Dari Kekalahan Menjadi Legenda Masa Depan

Jack Della Maddalena adalah kisah nyata tentang bagaimana kekalahan awal tidak pernah menentukan akhir. Ia adalah lambang dari seorang petarung sejati—yang membiarkan tangan dan dedikasi berbicara lebih lantang dari mulutnya.

Dengan kombinasi gaya striking elegan, ketahanan fisik dan mental luar biasa, serta dedikasi penuh terhadap olahraga, “JDM” tampaknya bukan hanya akan menjadi bintang UFC, tetapi juga legenda Australia berikutnya dalam dunia MMA, menyusul jejak para pendahulunya seperti Robert Whittaker dan Alexander Volkanovski.

(PR/timKB).

Sumber foto: foxsports.com

Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda