Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Nontachai Jitmuangnon: Pewaris Semangat Jitmuangnon Gym


Jakarta – Pagi itu di pinggiran Bangkok, suara pukulan keras terdengar berulang-ulang di dalam Jitmuangnon Gym — salah satu kamp pelatihan paling legendaris di dunia Muay Thai.

Di antara deru napas para petarung, berdiri sosok muda dengan mata tajam dan wajah serius: Nontachai Jitmuangnon.
Setiap pukulan dan tendangan yang ia lepaskan bukan sekadar latihan, tapi sebuah pernyataan — bahwa dirinya siap menapaki jejak para legenda sebelum namanya.

Nontachai adalah produk murni semangat Thailand, perpaduan antara dedikasi, kerja keras, dan cinta sejati terhadap seni bela diri.
Lahir pada 25 April 1999 di Chumphon, provinsi di Thailand bagian selatan, ia tak pernah menyangka bahwa perjalanan sederhana dari desa kecilnya akan membawanya menuju panggung internasional ONE Championship, tempat para juara dunia bertarung. Namun bagi Nontachai, Muay Thai bukan sekadar karier — ini adalah kehidupan.

Dari Tanah Chumphon ke Dunia Bela Diri

Chumphon bukan kota besar seperti Bangkok atau Chiang Mai. Di sana, kehidupan berjalan lambat dan sederhana.
Anak-anak berlarian di sawah setelah sekolah, sementara orang tua mereka bekerja keras di ladang atau pasar.

Bagi Nontachai, masa kecilnya penuh tawa, tetapi juga tantangan ekonomi. Ia tidak lahir dari keluarga kaya — justru sebaliknya, kehidupannya mengajarkan nilai kerja keras sejak dini.

Pada usia 15 tahun, teman-teman sekolahnya mulai memperkenalkan Muay Thai sebagai kegiatan akhir pekan.
Awalnya, ia menganggapnya sekadar hiburan — cara untuk bersenang-senang, menguji keberanian, dan mungkin mendapat sedikit uang saku dari pertarungan kecil di desa.

Namun, begitu ia naik ke ring untuk pertama kalinya dan merasakan sensasi adrenalin, sesuatu berubah dalam dirinya.
“Setelah pertarungan itu, saya tidak bisa tidur. Saya merasa hidup. Saya tahu, ini adalah jalan saya,” kenangnya dalam sebuah wawancara lokal.

Dari pertarungan amatir kecil di kuil dan pasar, Nontachai mulai mengukir nama. Kemenangan demi kemenangan datang, dan pelatih-pelatih lokal mulai menyadari bakat mentah yang dimilikinya: refleks cepat, ketenangan luar biasa, dan semangat pantang menyerah.

Bergabung dengan Jitmuangnon Gym

Pada usia 16 tahun, Nontachai membuat keputusan berani — meninggalkan keluarganya di Chumphon untuk pindah ke Bangkok demi mengejar mimpi menjadi petarung profesional. Langkah ini tidak mudah. Ia datang tanpa uang banyak, tanpa koneksi, hanya membawa keyakinan dan tekad.

Di Bangkok, ia diterima di Jitmuangnon Gym, salah satu akademi Muay Thai paling terkenal di Thailand.
Gym ini adalah rumah bagi petarung-petarung legendaris seperti Rodtang Jitmuangnon, Yodpanomrung, dan Thongpoon — tempat di mana bakat diuji oleh disiplin keras.

Setiap hari di Jitmuangnon dimulai sebelum matahari terbit. Para petarung berlari sejauh 10 kilometer, diikuti dengan latihan teknik selama berjam-jam dan sparring intensif hingga malam. Tidak ada ruang untuk malas, tidak ada waktu untuk lelah. Awalnya, Nontachai kesulitan. Tubuhnya belum terbiasa dengan intensitas latihan di tingkat profesional. Namun dalam waktu singkat, ia menjadi murid favorit karena mental baja dan semangatnya yang tidak pernah padam.

Pelatih kepala, Kru Gae Jitmuangnon, melihat sesuatu yang spesial dalam dirinya. “Dia tidak pernah mengeluh. Dia datang pertama dan pulang terakhir. Itu tanda seorang petarung sejati,” ujar Kru Gae.Di bawah bimbingan para pelatih berpengalaman, Nontachai berkembang pesat. Ia belajar bagaimana menggabungkan agresivitas khas Jitmuangnon Gym dengan teknik dan kontrol emosi, menciptakan gaya bertarung yang eksplosif namun disiplin.

Agresif, Presisi, dan Berjiwa Strategi

Gaya bertarung Nontachai Jitmuangnon adalah perpaduan dari tradisi dan modernitas. Dengan stance orthodox, ia menonjol lewat kombinasi jab cepat, hook tajam, dan serangan lutut (khao) yang sangat berbahaya di jarak dekat.

Namun, di balik agresivitasnya, terdapat ketenangan strategis — ia tidak terburu-buru, tetapi sabar menunggu celah. Para pelatih menggambarkannya sebagai petarung yang “membaca seperti buku terbuka,” karena kemampuannya menganalisis ritme lawan dan menyesuaikan strategi di tengah pertarungan. “Saya tidak ingin hanya memukul keras. Saya ingin memukul tepat,”
katanya dengan senyum tenang — mencerminkan filosofi seorang teknisi sejati.

Daya tahan fisiknya juga luar biasa. Dalam beberapa laga di Thailand, ia dikenal sanggup menahan tekanan hingga ronde akhir, lalu berbalik menyerang dengan intensitas lebih tinggi. Gabungan dari teknik halus, mental baja, dan stamina tak tertandingi inilah yang membuatnya cepat menonjol di sirkuit nasional.

Road to ONE: Thailand – Loncatan Menuju Dunia

Tahun 2023 menjadi tahun penting dalam karier Nontachai. Ia ikut dalam ajang Road to ONE: Thailand, turnamen nasional bergengsi yang memberi kesempatan kepada petarung lokal untuk bergabung dengan ONE Championship.

Sejak babak awal, Nontachai menunjukkan kelasnya. Ia mengalahkan lawan-lawan tangguh dengan kombinasi tendangan tajam, clinch kuat, dan kontrol jarak sempurna. Namun puncaknya terjadi di babak final, ketika ia mengakhiri pertarungan dengan KO brutal di ronde kedua — sebuah kemenangan yang viral di komunitas Muay Thai global. Momen itu menandai lahirnya bintang baru. ONE Championship langsung menawarkan kontrak padanya, dan Nontachai resmi menjadi bagian dari organisasi bela diri terbesar di Asia.

“Saya berterima kasih kepada pelatih saya dan semua orang di gym. Ini bukan hanya kemenangan saya, tapi kemenangan seluruh keluarga Jitmuangnon,” ucapnya dengan rendah hati.

ONE Championship: Mengharumkan Nama Jitmuangnon dan Thailand

Bergabung dengan ONE Championship bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari babak baru. Nontachai kini bertarung di divisi Bantamweight Muay Thai, kelas yang dipenuhi nama-nama besar dan gaya bertarung cepat nan berbahaya.

Dalam debutnya di ONE Friday Fights, ia tampil luar biasa. Dengan ketenangan seorang veteran, ia menekan lawan dari awal, menjaga jarak dengan tendangan kanan, lalu memanfaatkan momen untuk menutup pertandingan dengan kombinasi siku-lutut khas Jitmuangnon. Kemenangannya disambut sorak-sorai publik Lumpinee Boxing Stadium — tempat suci Muay Thai.
Media Thailand menyebutnya sebagai “Rising Dragon of Jitmuangnon”, pewaris baru dari tradisi panjang gym yang telah melahirkan legenda. “Saya bertarung bukan untuk ketenaran, tapi untuk membawa nama Thailand ke panggung dunia,”
katanya setelah kemenangan debutnya.

Muay Thai sebagai Jalan Spiritual

Di balik ketegasan dan keberaniannya di ring, Nontachai memiliki filosofi yang dalam. Baginya, Muay Thai bukan sekadar olahraga — tapi cermin kehidupan. Ia menjalani latihan seperti meditasi: mengendalikan amarah, memahami ritme napas, dan menghormati setiap langkah perjuangan. Setiap kali naik ke ring, ia selalu melakukan Wai Kru Ram Muay dengan penuh kesungguhan, menghormati guru, keluarga, dan leluhur Muay Thai. Itu bukan sekadar tradisi, tapi bentuk rasa syukur dan doa sebelum memasuki pertempuran.“Muay Thai mengajarkan saya tiga hal: menghormati, menahan, dan tidak pernah menyerah. Tanpa itu, kamu tidak a kan bertahan lama di hidup ini,” ujarnya pelan.

Profil Singkat dan Statistik Karier

    • Nama Lengkap: Nontachai Jitmuangnon
    • Julukan: “The Silent Flame”
    • Tanggal Lahir: 25 April 1999
    • Tempat Lahir: Chumphon, Thailand
    •  Usia: 26 tahun
    • Divisi: Bantamweight Muay Thai
    • Organisasi: ONE Championship
    • Gym: Jitmuangnon Gym, Bangkok
    • Gaya Bertarung: Orthodox – Agresif dan teknikal
    • Latar Belakang: Muay Thai tradisional
    • Prestasi Utama: Juara Road to ONE: Thailand (KO di final, 2023)
    • Ciri Khas: Kombinasi jab-hook cepat, tendangan tajam, serangan lutut dan timing presisi

Bintang Baru Muay Thai Modern

Kini, dengan karier internasional di depan mata, Nontachai Jitmuangnon membawa harapan besar — tidak hanya bagi dirinya, tapi juga bagi generasi baru petarung Thailand. Ia menjadi simbol transisi dari Muay Thai klasik ke era global, tanpa kehilangan akar tradisinya.Di gym, ia sering berlatih bersama idolanya, Rodtang, yang memberinya nasihat sederhana:
“Jangan bertarung untuk terkenal. Bertarunglah agar Muay Thai tetap hidup.”

Dan itulah yang dilakukan Nontachai. Setiap kali kakinya melangkah ke atas ring, ia membawa nama Jitmuangnon, nama Thailand, dan seluruh sejarah Muay Thai bersamanya.

Api Tenang dari Thailand

Kisah Nontachai Jitmuangnon adalah kisah tentang dedikasi tanpa batas — tentang bagaimana seorang anak desa mengubah hobi menjadi takdir. Dari ring bambu di Chumphon hingga cahaya terang di Lumpinee Stadium, perjalanannya mencerminkan jiwa sejati seorang Nak Muay: disiplin, rendah hati, dan pantang menyerah. Ia adalah api yang tenang — The Silent Flame — yang kini mulai membakar terang di panggung dunia. Dan bagi penggemar Muay Thai, Nontachai bukan hanya nama baru, tapi simbol harapan bahwa semangat asli Thailand akan terus hidup di setiap pukulan dan tendangan.

“Saya tidak lahir sebagai juara. Tapi setiap hari, saya berlatih untuk menjadi satu.” — Nontachai Jitmuangnon

(PR/timKB).

Sumber foto: onefc.com

Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda