Jakarta – Dari tanah Skandinavia yang dikenal melahirkan para petarung bermental baja, muncul sosok baru di dunia Mixed Martial Arts — Oliver Axelsson, seorang atlet asal Swedia yang kini mencuri perhatian di panggung internasional. Lahir pada 6 November 1996, Axelsson dikenal sebagai petarung dengan gaya bertarung yang seimbang antara grappling dan striking, menjadikannya sosok serba bisa yang sulit ditebak oleh lawan.
Meski belum lama meniti karier di kancah global, performanya di ONE Championship menunjukkan kematangan teknik dan mental yang jarang dimiliki oleh petarung muda seusianya. Dalam empat kemenangan profesionalnya, Axelsson telah membuktikan kemampuannya menyelesaikan pertarungan dengan berbagai cara — dua kali melalui submission, satu kali lewat KO/TKO, dan satu kali melalui keputusan juri. Fleksibilitas inilah yang membuatnya diakui sebagai salah satu petarung paling adaptif di divisi Lightweight ONE Championship.
Dari Swedia Utara ke Dunia Seni Bela Diri Campuran
Oliver Axelsson lahir dan besar di Swedia, sebuah negara yang memiliki tradisi panjang dalam olahraga bela diri seperti judo, gulat, dan Muay Thai. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan ketertarikan terhadap olahraga tempur. Di usia 12 tahun, ia mulai berlatih judo di gym kecil di kotanya, dan di sanalah benih semangat kompetitifnya tumbuh.
Ketertarikan itu semakin besar saat Axelsson mulai mengenal Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ) dan Muay Thai, dua disiplin yang kemudian membentuk fondasi gaya bertarungnya di masa depan. Ia terpesona oleh kompleksitas teknik grappling BJJ dan keindahan ritmis dari serangan Muay Thai.
Ketika beranjak remaja, ia mulai memadukan keduanya — menciptakan gaya bertarung yang seimbang antara serangan berdiri dan permainan bawah. Pelatihnya kala itu bahkan menyebutnya sebagai “anak yang selalu ingin tahu,” karena Axelsson tidak pernah puas hanya menguasai satu aspek seni bela diri.
“Saya tidak ingin menjadi petarung satu dimensi. Saya ingin bisa bertarung di mana pun pertarungan itu terjadi — di atas atau di bawah,” ujar Axelsson dalam sebuah wawancara dengan media lokal di Stockholm.
Membangun Nama di Eropa
Setelah menorehkan prestasi di tingkat amatir, Oliver Axelsson memutuskan untuk terjun ke dunia profesional MMA di usia awal 20-an. Ia memulai debut profesionalnya di ajang regional Eropa, terutama di promosi-promosi lokal di Swedia dan Finlandia.
Di masa-masa awal, Axelsson dikenal karena pendekatannya yang disiplin dan kecerdasannya membaca arah pertandingan. Ia jarang terburu-buru mencari penyelesaian cepat, namun selalu menunggu momen yang tepat untuk menyerang atau mengeksekusi submission.
Dalam beberapa pertarungan awal, ia sukses mencatatkan kemenangan melalui teknik rear-naked choke dan triangle choke, yang menunjukkan pemahamannya terhadap posisi dan transisi di ground. Namun ia juga membuktikan bahwa dirinya tidak hanya berbahaya di bawah — salah satu kemenangannya diraih melalui KO cepat di ronde pertama, yang memperlihatkan perkembangan striking-nya.
Dengan performa konsisten di berbagai ajang Eropa, Axelsson mulai mendapat perhatian dari promotor internasional. Puncaknya terjadi ketika ia mendapat tawaran untuk bergabung dengan ONE Championship, organisasi bela diri terbesar di Asia yang menampilkan talenta global dari berbagai disiplin.
Membawa Teknik Skandinavia ke Asia
Masuk ke panggung besar seperti ONE Championship bukanlah hal mudah, namun Oliver Axelsson menghadapi tantangan itu dengan kepala dingin. Ia datang dengan reputasi sebagai petarung teknikal yang disiplin dan efisien — gaya yang jarang terlihat di antara petarung muda.
Bertarung di divisi Lightweight, Axelsson menghadapi lawan-lawan dengan beragam latar belakang — mulai dari petarung striking murni asal Thailand hingga grappler tangguh dari Rusia. Namun dalam setiap laga, ia menunjukkan satu hal yang konsisten: kemampuan adaptasi luar biasa.
Dalam debutnya, Axelsson menampilkan permainan taktis yang matang. Ia menjaga jarak dengan striking, memanfaatkan jangkauannya untuk mengontrol tempo, lalu menutup ruang dengan takedown presisi ketika lawan mencoba mendekat. Teknik grappling-nya yang halus membuatnya mampu mendominasi ground control dan mengamankan kemenangan melalui submission di ronde kedua.
Kemenangan itu menjadi titik awal positif yang memperkuat reputasinya sebagai petarung cerdas dan efektif.
Tenang, Taktis, dan Fleksibel
Ciri utama dari Oliver Axelsson adalah kemampuan beradaptasi. Ia tidak bergantung pada satu rencana permainan, melainkan menyesuaikan gaya bertarungnya dengan karakter lawan.
Beberapa elemen khas dalam gaya bertarungnya antara lain:
-
- Strategi dan Ketenangan: Axelsson jarang panik bahkan ketika dalam tekanan. Ia mampu membaca pola lawan dan menyesuaikan ritme pertarungan dengan cepat.
- Grappling Teknis: Keahliannya dalam Brazilian Jiu-Jitsu membuatnya berbahaya di ground. Dua dari empat kemenangan profesionalnya diraih melalui submission yang bersih dan cepat.
- Striking Presisi: Meski bukan striker murni, Axelsson memiliki pukulan lurus dan tendangan yang efektif untuk menjaga jarak dan membuka peluang takedown.
- Kontrol Jarak dan Transisi: Salah satu kekuatannya adalah transisi halus dari striking ke grappling — gaya yang membuat lawan kesulitan memprediksi langkah berikutnya.
Kombinasi ini menjadikannya petarung yang “lengkap” — bukan spesialis tunggal, melainkan seorang strategis sejati di dalam cage.
Prestasi dan Rekor Profesional
Sepanjang karier profesionalnya hingga kini, Oliver Axelsson telah mencatat empat kemenangan, masing-masing dengan cara berbeda:
-
- 2 kemenangan melalui submission
- 1 kemenangan melalui KO/TKO
- 1 kemenangan melalui keputusan juri
Ragam hasil tersebut membuktikan bahwa Axelsson mampu menguasai setiap aspek pertarungan. Ia bukan hanya petarung yang kuat secara fisik, tetapi juga memiliki kedalaman teknis yang membuatnya berbahaya di segala situasi.
Di ONE Championship, Axelsson terus berkembang. Meskipun menghadapi lawan-lawan dengan pengalaman internasional yang lebih banyak, ia tetap tampil kompetitif dan mampu memaksakan gaya bertarungnya di banyak kesempatan.
Potensi Besar Petarung Swedia di Panggung Dunia
Sebagai petarung muda berusia 28 tahun, Oliver Axelsson masih memiliki ruang besar untuk tumbuh.
Dengan dedikasi terhadap latihan dan mentalitas pekerja keras khas petarung Eropa Utara, banyak pengamat yakin bahwa ia dapat berkembang menjadi salah satu petarung Lightweight paling berbahaya di ONE Championship.
Swedia telah melahirkan beberapa nama besar di MMA seperti Alexander Gustafsson dan Ilir Latifi, dan Axelsson tampaknya siap melanjutkan tradisi itu. Ia tidak hanya membawa nama dirinya sendiri, tetapi juga membawa bendera Swedia ke level tertinggi dunia bela diri campuran.
Representasi Petarung Modern yang Cerdas dan Efisien
Dalam dunia MMA yang terus berkembang, Oliver Axelsson berdiri sebagai contoh petarung modern — tenang, fleksibel, dan penuh strategi. Ia bukan sekadar mencari penyelesaian cepat, melainkan memahami seni di balik setiap teknik, setiap posisi, dan setiap detik dalam pertarungan.
Dengan keseimbangan antara striking dan grappling, serta kemampuan menyesuaikan diri terhadap setiap lawan, Axelsson telah membuktikan bahwa ia adalah salah satu prospek paling menarik di divisi Lightweight ONE Championship.
Dan dengan semangat juang khas Skandinavia yang membara di dalam dirinya, masa depan Axelsson di panggung dunia MMA tampak semakin cerah.
(PR/timKB).
Sumber foto: onefc.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda

Berita lainya
Al Nassr Menang Mudah Atas FC Goa
Inter Milan Menang Tipis Atas Kairat Almaty
Club Brugge Nyaris Permalukan Barcelona