Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Suleyman Suleymanov: Striking Dan Grappling Yang Mematikan


Jakarta – Setiap petarung besar memiliki asal mula — tempat di mana api tekad pertama kali menyala, membentuk karakter yang tahan menghadapi kerasnya dunia bela diri.

Bagi Suleyman “Sultan” Suleymanov, api itu lahir di kota dingin Novokuznetsk, Rusia, pada 1 Februari 1993, dan tumbuh bersama semangat Kaukasus yang mengalir dalam darahnya sebagai keturunan Azerbaijan.

Kini, bertahun-tahun setelah masa kecilnya di gym kecil dengan lantai dingin dan aroma keringat, Suleyman berdiri di atas panggung dunia — ONE Championship — sebagai salah satu petarung Featherweight paling menjanjikan.

Dengan gaya bertarung agresif namun teknikal, ia menjelma menjadi kekuatan baru yang memadukan striking keras dan grappling presisi, serta kemampuan menyelesaikan laga lewat submission berkelas dunia seperti guillotine choke dan armbar.

Dengan rekor profesional 10 kemenangan dan hanya 1 kekalahan, Suleyman tidak hanya membawa nama dirinya, tetapi juga semangat bangsa Azerbaijan — bangsa yang melahirkan banyak pejuang, dan kini menempatkan satu lagi anaknya di garis depan dunia MMA.

Lahir di Rusia, Jiwa Kaukasus yang Tak Pernah Padam

Suleyman Suleymanov lahir di Novokuznetsk, sebuah kota industri di Rusia yang keras dan dingin. Namun darah Kaukasus yang mengalir di tubuhnya menanamkan semangat tak kenal menyerah. Sejak kecil, ia hidup dalam lingkungan yang menuntut ketangguhan fisik dan mental — kualitas yang kemudian menjadi fondasi dalam perjalanan bela dirinya.

Ia mulai berlatih gulat (wrestling) di usia 9 tahun. Setiap pagi sebelum sekolah, ia sudah berada di atas matras, belajar tentang kontrol, leverage, dan ketahanan.

“Gulat mengajariku bagaimana tetap tenang dalam tekanan,” katanya suatu ketika. “Bukan hanya bagaimana melawan, tapi bagaimana bertahan dan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.”

Pelatihan keras itu membuatnya menonjol di antara rekan-rekannya. Namun Suleyman tidak puas hanya menjadi pegulat. Ia mulai mempelajari kickboxing dan sambo, dua disiplin lain yang menuntut kombinasi teknik dan insting. Dari situlah lahir gaya bertarungnya yang unik — gabungan antara kekuatan fisik khas grappler dan kecepatan tangan seorang striker.

Dari Liga Rusia ke Panggung Asia

Perjalanan karier profesional Suleyman dimulai di sirkuit MMA Rusia, tempat di mana hanya yang terkuat mampu bertahan. Tidak ada kemewahan, tidak ada sorotan kamera besar — hanya keringat, darah, dan ambisi.

Bertarung di ajang-ajang seperti MMA Series dan Colosseum MMA, Suleyman menunjukkan bakat yang sulit diabaikan. Dalam beberapa tahun pertama kariernya, ia mencatat serangkaian kemenangan gemilang, banyak di antaranya ia selesaikan lewat submission cepat.

Salah satu pertarungan paling berkesan terjadi ketika ia menghadapi grappler berpengalaman asal Dagestan. Lawannya mencoba menekan di awal, namun Suleyman tetap tenang. Di ronde kedua, saat lawan mencoba takedown, Suleyman memutar posisi dan mengunci guillotine choke sempurna — memaksa lawan tap dalam hitungan detik.

Itu adalah momen yang memperlihatkan dua hal: kecerdasannya dalam membaca situasi dan kekuatan tekniknya di ground.

Kemenangan demi kemenangan membuatnya dikenal sebagai petarung lengkap — bisa menyerang keras, bisa bertahan cerdas, dan bisa menyelesaikan pertarungan dari posisi mana pun.

Antara Agresi dan Perhitungan

Julukan “Sultan” bukan diberikan secara sembarangan. Di dalam ring, Suleyman memang memerintah dengan otoritas. Ia tidak hanya menyerang — ia mengatur tempo, mengendalikan posisi, dan memaksa lawannya bermain dalam ritme yang ia ciptakan.

Gaya bertarung Suleyman merupakan perpaduan disiplin yang ia pelajari sejak kecil:

    • Striking Presisi: Suleyman memanfaatkan kombinasi jab-hook dan tendangan rendah untuk membuka celah, lalu memanfaatkan momen untuk menutup jarak.
    • Grappling Cerdas: Dengan dasar gulat yang kuat, ia mampu melakukan takedown cepat sekaligus bertahan dari serangan ground lawan.
    • Submission Killer: Ia menguasai berbagai teknik submission, terutama armbar dan guillotine choke, dua senjata yang sering mengakhiri laga lebih awal.
    • Kontrol Posisi: Di atas matras, ia seperti pemain catur. Setiap gerakannya penuh kalkulasi — satu langkah kecil bisa berujung pada posisi dominan.

Salah satu keunggulan Suleyman adalah kemampuannya mengubah strategi di tengah pertarungan. Bila lawan kuat di stand-up, ia akan menekan ke ground; bila lawan kuat di grappling, ia akan bertarung di jarak menengah dan memanfaatkan striking-nya.

Rekor dan Pencapaian: 10 Kemenangan, 1 Kekalahan, dan Reputasi yang Terus Tumbuh

Sampai saat ini, Suleyman Suleymanov mencatat 10 kemenangan profesional dan hanya 1 kekalahan, sebuah rekor yang mencerminkan efisiensi dan konsistensi luar biasa.

Beberapa kemenangan terbaiknya meliputi:

    • Kemenangan via Guillotine Choke (Ronde 2) – melawan Nursultan Toktorov dalam ajang ONE Friday Fights 45 (Desember 2023), debut impresif yang langsung mencuri perhatian publik dan menunjukkan ketajaman teknik submission-nya.
    • Kemenangan via Armbar (Ronde 2) – di ajang MMA Series, di mana ia menunjukkan kemampuan transisi cepat dari striking ke grappling.
    • Kemenangan Mutlak (Unanimous Decision) – membuktikan bahwa ia juga mampu bertahan dalam laga panjang dan mengontrol ritme pertarungan selama tiga ronde.

Kemenangan debutnya di ONE Championship menjadi momen besar — bukan hanya karena caranya yang dominan, tapi karena pesan yang ia sampaikan:

“Ini baru permulaan. Saya datang ke ONE bukan untuk bertarung, tapi untuk merebut takhta.”

Sejak saat itu, nama “Sultan” menjadi salah satu yang paling diperbincangkan di divisi Featherweight.

Gerbang Menuju Kejayaan

Ketika ONE Championship menandatangani kontrak dengan Suleymanov, banyak yang melihatnya sebagai langkah strategis. Organisasi asal Singapura itu dikenal memberi ruang bagi petarung dengan gaya berimbang — dan Suleyman cocok dengan visi tersebut.

Debutnya di ONE Friday Fights 45 berlangsung di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, ikon legendaris dunia bela diri Asia.

Sorotan lampu, atmosfer panas, dan ribuan penonton menjadi saksi bagaimana petarung Azerbaijan itu tampil luar biasa.

Dalam laga itu, Suleyman membuka ronde pertama dengan striking tajam, memancing lawan untuk maju, lalu mengunci lehernya dalam guillotine choke sempurna. Wasit menghentikan pertarungan hanya dalam beberapa menit — TKO via submission, kemenangan cepat yang langsung mencatatkan namanya dalam radar penggemar.

“ONE Championship memberiku panggung, dan aku ingin menunjukkan siapa sebenarnya Sultan itu,” katanya sesudah laga, dengan wajah tenang namun mata menyala.

Filosofi Hidup: Ketekunan, Kesederhanaan, dan Ketenangan dalam Tekanan

Di luar arena, Suleyman adalah sosok yang sederhana dan pendiam. Ia jarang berbicara banyak, tapi ketika berbicara, setiap kalimatnya mencerminkan disiplin dan fokus.

Bagi Suleyman, MMA bukan hanya soal kemenangan, tetapi soal pertumbuhan pribadi. Ia percaya bahwa setiap sesi latihan, setiap luka, dan setiap ronde adalah bagian dari perjalanan untuk menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

“Petarung sejati tidak lahir dari kemenangan. Ia lahir dari rasa sakit, disiplin, dan kemampuan untuk bangkit lagi setiap kali jatuh.”

Ia menjalani rutinitas ketat: latihan dua kali sehari, kombinasi cardio, teknik grappling, dan simulasi pertarungan penuh. Selain itu, ia juga mempraktikkan meditasi untuk menjaga fokus dan ketenangan pikiran.

“Tekanan adalah teman terbaikku,” katanya. “Jika kau bisa tetap tenang di bawah tekanan, kau sudah menang bahkan sebelum pertarungan dimulai.”

Julukan “Sultan”: Lebih dari Sekadar Nama

Julukan “Sultan” bukan sekadar nama panggung — itu adalah simbol filosofi bertarungnya.

Bagi Suleyman, menjadi Sultan berarti menguasai bukan hanya lawan, tetapi juga diri sendiri.

Nama itu juga menjadi penghormatan bagi akar budaya Kaukasus yang menjunjung tinggi kehormatan, keberanian, dan kendali diri. Dalam setiap laga, ia membawa nilai-nilai itu ke dalam ring — sebuah kombinasi antara kebanggaan dan tanggung jawab.

Profil Lengkap Suleyman Suleymanov

    • Nama Lengkap: Suleyman Suleymanov
    • Julukan: “Sultan”
    • Tanggal Lahir: 1 Februari 1993
    • Tempat Lahir: Novokuznetsk, Rusia
    • Kewarganegaraan: Azerbaijan
    • Disiplin: Mixed Martial Arts (MMA)
    • Divisi: Featherweight
    • Organisasi: ONE Championship
    • Gaya Bertarung: Agresif, teknikal, kombinasi striking dan grappling
    • Rekor Profesional: 10 kemenangan – 1 kekalahan
    • Ciri Khas: Guillotine choke, armbar, dan kontrol ground yang kuat

Masa Depan: Menuju Gelar Dunia

Kini, dengan performa luar biasa di ONE Championship dan rekor impresif yang terus meningkat, Suleyman “Sultan” Suleymanov disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat untuk menjadi penantang gelar Featherweight di masa mendatang.

Bagi penggemar, gaya bertarungnya mengingatkan pada kombinasi antara Khabib Nurmagomedov dan Rafael Fiziev — kekuatan grappling Rusia berpadu dengan striking presisi dan timing sempurna.

Namun Suleyman tetap rendah hati. Baginya, gelar hanyalah hasil dari proses.

“Saya tidak mengejar sabuk. Saya mengejar kesempurnaan dalam bertarung. Jika saya melakukannya dengan benar, sabuk itu akan datang sendiri.”

Penutup: Sang Sultan dari Kaukasus

Dari matras kecil di Novokuznetsk hingga panggung gemerlap ONE Championship, perjalanan Suleyman Suleymanov adalah kisah tentang ketekunan, keyakinan, dan keberanian menembus batas.

Dengan gaya bertarung yang seimbang antara keindahan teknik dan kekerasan insting, Suleyman telah menulis babak baru dalam sejarah MMA Azerbaijan.

Dan ketika lampu arena padam, satu hal pasti —

“Sultan” belum selesai. Ia baru saja memulai penaklukannya.

(PR/timKB).

Sumber foto: sherdog.com

Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda