Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Melepas Kemelekatan yang Pasti Tidak Mudah


Semua kita, pasti melekat kepada banyak hal. Kepada uang, anak, pasangan, atau benda-benda kesayangan bahkan dogma atau ajaran, serta karakter . Dan tidak kita sadari bahwa kemelekatan tersebut membuat hidup kita tidak seimbang.

Kita bekerja untuk uang, ketika uang tersebut hilang, akan sangat sakit rasanya. Begitu pula halnya ketika kita kehilangan orang yang kita sayangi. Semua rasa kehilangan akan menjadi rasa yang tidak enak, dan pasti berat.

Mengapa rasanya berat dan tidak enak? Karena kita merasa bahwa kita memilikinya, kita melekat kepada banyak hal tersebut. Padahal ketika kita lahir ke dunia ini, kita tidak membawa apa-apa. Dan ketika kita nanti kembali kepada sang Pencipta, kita pun tidak membawa apa-apa. Tetapi mengapa ketika kita menjalani kehidupan, kita melekat atau terikat kepada banyak hal?

Perhatikan napas kita. Napas yang kita hirup, lalu napas yang kita buang. Semudah kita menghirup, semudah kita membuang napas, begitulah hidup. Kita dapat menerima, tetapi kita juga harus dapat melepaskannya.

Akar dari semua masalah kita adalah ketidakmampuan kita untuk melepaskan – Leo Babauta

Kita mungkin mengalami kesulitan melepaskan, karena kita merasa insecure (tidak aman). Dan mungkin berpikir bahwa kita tidak akan pernah menemukan sesuatu yang cukup baik atau lebih baik dari apa yang sudah kita miliki. Kita harus memahami bahwa ini tidak benar. Ada hal-hal yang jauh lebih baik yang akan mulai menghampiri kita. Kita tidak bisa membiarkan keterikatan kita pada sesuatu menghalangi proses pelepasan kita. Jika kita benar-benar mencintai diri kita sendiri, kita akan meluangkan waktu untuk berefleksi.

Foto : Medium

Kita adalah penulis cerita kehidupan kita sendiri. Pilihan kita pada akhirnya menentukan seberapa banyak kita tumbuh dan sukses. Dengan kita melepaskan kemelekatan atau keterikatan, kita memberi ruang untuk kita bertumbuh, kita perlu berlatih mengevaluasinya. Salah satu cara untuk memulai proses melepas kemelekatan adalah dengan bertanya pada diri sendiri. 

Misalnya kita punya yang baju yang jarang kita pakai selama bertahun-tahun. Tapi kita menyukai sweternya, karena itu adalah hadiah dari seorang yang spesial. Dan sekarang baju itu sudah ketinggalan jaman. Jika kita ingin melepaskannya, kita akan membersihkan baju itu dari lemari, dan itu menjadi tempat yang memungkinkan untuk menggantung pakaian baru yang mungkin kita temukan saat berikutnya. 

Ketika Tuhan memberikan cobaan berupa rasa kehilangan, bisa berarti Tuhan sedang memberi kita pelajaran untuk memberikan ruang, kepada sesuatu yang baru yang akan Dia berikan. Tugas kita hanyalah ikhlas dan melepaskannya. Dan itu tidaklah semudah mengatakannya, tentu saja. Disitulah kita belajar tentang apa yang disebut melepaskan kemelekatan. Karena pada dasarnya, semuanya ini bukan milik kita, kita pikir kita memilikinya, padahal hanya titipan sang Maha Kuasa.

Begitu pula jika kemelekatan itu berupa sifat atau karakter, atau paradigma dan belief system. Kadang kita merasa bahwa, beginilah sifat kita, beginilah yang kita percaya. Dan sepertinya tidak bisa di rubah, karena kita tidak mampu, bahkan tidak mau untuk melepaskannya dan menggantikannya dengan yang baru, yang lebih baik.

Kita harus menerima siapa diri kita saat ini dan orang-orang yang saat ini dalam hidup kita. Seiring berjalannya waktu, kita akan terus belajar bahwa segala sesuatunya tidak harus mengalir seperti yang direncanakan. Latihlah apresiasi dan rasa syukur.

Terkadang kita membatasi kemampuan kita dengan meyakini bahwa kita tidak dapat mencapai sesuatu.  Jika kita percaya pada kemampuan, kita akan menyadari bahwa mencapai tujuan akan lebih mudah dari yang kita bayangkan. Milikilah pikiran terbuka.  

Bebaskan diri dari ide dan pendapat orang lain. Prioritaskan bagaimana kita berpikir atau merasa tentang diri kita sendiri.  Saat melakukannya, bersikaplah lembut pada diri sendiri dan jangan menyalahkan diri sendiri.

Kelola pikiran dapat membantu dalam melepaskan ikatan. Kecemasan melahirkan emosi negatif, dan itu bisa membuat pelepasan menjadi sulit. Terimalah hal-hal yang tidak dapat kita ubah. Kita tidak dapat mengubah masa lalu. Yang terbaik yang dapat kita lakukan adalah membuat keputusan hari ini yang akan membantu kita membangun masa depan yang lebih cerah.

Jangan menunggu waktu untuk menyembuhkan bekas luka kita karena kita tidak akan tahu berapa lama.  Sebaliknya, belajarlah untuk melepaskan sekarang.  Ingatlah bahwa kita adalah apa yang kita pilih untuk menjadi apa dan bagaimana.  Berhentilah berpegang pada rasa sakit dan emosi masa lalu. Maafkan, pelajari, terima, dan lepaskan.

Semua seni hidup terletak dalam percampuran yang bagus untuk melepaskan dan bertahan – Havelock Ellis

(DK-TimKB)

Sumber Foto : The Guardian