Cognitive bias atau bias kognitif adalah kesalahan sistematis dalam berpikir yang terjadi ketika kita memproses dan menafsirkan informasi di dunia di sekitar kita, dan memengaruhi keputusan dan penilaian yang kita buat.
Otak manusia sangat kuat tetapi memiliki keterbatasan. Bias kognitif sering kali merupakan hasil dari upaya otak kitauntuk menyederhanakan pemrosesan informasi. Bias sering kali berfungsi sebagai aturan praktis yang membantu kita memahami dunia dan mencapai keputusan dengan kecepatan relatif.
Beberapa bias ini terkait dengan memori. Cara kita mengingat suatu peristiwa mungkin bias karena sejumlah alasan, yang pada gilirannya, dapat menyebabkan pemikiran dan pengambilan keputusan yang bias.
Bias kognitif lainnya mungkin terkait dengan masalah dengan fokus. Karena fokus adalah sumber daya yang terbatas, kita harus selektif tentang apa yang kita perhatikan di dunia di sekitar kita. Karena itu, bias halus dapat menyusup dan memengaruhi cara kita melihat dan berpikir tentang dunia.
Saat kita menjalani hidup, kita cenderung berpikir bahwa kita membuat keputusan berdasarkan informasi objektif dan peristiwa yang telah terjadi. Kita juga cenderung membayangkan bahwa otak kita bekerja seperti superkomputer yang kecil namun kuat. Kita pikir bahwa kita mengambil kesimpulan, keputusan dan membuat penilaian rasional. Tetapi kenyataannya tidak semudah itu. Secara kognitif, kita memiliki banyak bias.
Meskipun kita pikir kita secara objektif menerima informasi, kenyataannya sebaliknya. Ada beberapa bias kognitif yang dapat mengubah cara kita mengambil keputusan. Bias ini dapat membuat kita membuat penilaian yang tidak akurat. Dan juga membuat kita berperilaku dengan cara yang tidak rasional.
Intinya, bias kognitif adalah upaya otak kita untuk menjadi efisien dan membuat keputusan dengan cepat. Mereka berfungsi sebagai jalan pintas mental sehingga otak kita dapat mempercepat pemrosesan informasi. Mereka membantu kita lebih cepat memahami apa yang kita lihat dan bergerak untuk mengambil keputusan. Dalam pengertian ini, mereka dianggap sebagai alat adaptif. Jalan pintas mental ini membuat otak kita lebih efisien. Namun sebaliknya, mereka dapat menciptakan kesalahan sistematis dalam cara berpikir kita. Ini karena mereka mengandalkan persepsi, pengamatan, dan pengalaman kita dan bukan pada fakta sebenarnya.
Orang terkadang mengacaukan bias kognitif dengan kesalahan logika, tetapi keduanya tidak sama. Sebuah kesalahan logis berasal dari kesalahan dalam argumen logis, sedangkan bias kognitif berakar pada kesalahan pemrosesan pemikiran yang sering timbul dari masalah dengan memori, perhatian, atribusi, dan kesalahan mental lainnya.
Setiap orang menunjukkan bias kognitif. Penting untuk diketahui bahwa hal itu adalah sesuatu yang memengaruhi pemikiran kita. Beberapa tanda bahwa kita mungkin dipengaruhi oleh beberapa jenis bias kognitif, seperti :
- Hanya memperhatikan berita yang mengkonfirmasi pendapat pribadi.
- Menyalahkan faktor luar ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan.
- Menghubungkan kesuksesan orang lain dengan keberuntungan, tetapi mengambil penghargaan pribadi untuk pencapaian diri sendiri.
- Belajar sedikit tentang suatu topik dan kemudian berasumsi bahwa dia tahu semua yang perlu diketahui tentang itu.
- Ketika kita membuat penilaian dan keputusan tentang dunia di sekitar kita, kita suka berpikir bahwa diri kitalah yang objektif, logis, dan mampu menerima dan mengevaluasi semua informasi yang tersedia untuk kita. Sayangnya, bias ini terkadang membuat kita tersandung, mengarah pada keputusan yang buruk dan penilaian yang buruk.
Apa yang menyebabkan bias kognitif? Jika kita harus memikirkan setiap opsi yang mungkin saat membuat keputusan, akan membutuhkan banyak waktu untuk membuat pilihan yang paling sederhana sekalipun. Karena kompleksitas dunia di sekitar dan jumlah informasi di lingkungan, kadang-kadang perlu mengandalkan beberapa jalan pintas mental yang memungkinkan kita untuk bertindak cepat.
Faktor lain yang juga dapat berkontribusi terhadap bias ini seperti, kondisi emosi, motivasi, batas kemampuan pikiran untuk memproses informasi dan tekanan sosial. Bias kognitif juga dapat meningkat seiring bertambahnya usia karena penurunan fleksibilitas kognitif.
Bias kognitif dapat menyebabkan pemikiran yang menyimpang. Keyakinan teori konspirasi, misalnya, sering dipengaruhi oleh berbagai bias. Tetapi bias kognitif tidak selalu buruk. Psikolog percaya bahwa banyak dari bias ini melayani tujuan adaptif, mereka memungkinkan kita untuk mencapai keputusan dengan cepat. Ini bisa menjadi vital jika kita menghadapi situasi yang berbahaya atau mengancam.
Misalnya, jika kita berjalan di gang gelap dan melihat bayangan gelap yang tampaknya mengikuti, bias kognitif mungkin membuat kita berasumsi bahwa itu adalah perampok dan kita harus keluar dari gang secepat mungkin. Padahal bayangan gelap mungkin hanya disebabkan oleh bendera yang melambai tertiup angin, tetapi mengandalkan jalan pintas mental sering kali dapat membuat kita keluar dari bahaya dalam situasi di mana keputusan perlu dibuat dengan cepat.
Penelitian menunjukkan bahwa melatih kognitif dapat membantu meminimalkan bias kognitif dalam berpikir. Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membantu mengatasi bias yang mungkin memengaruhi pemikiran dan pengambilan keputusan, meliputi:
- Menyadari bias
- Mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi keputusan kita. Apakah ada faktor-faktor seperti terlalu percaya diri atau mementingkan diri sendiri? Memikirkan pengaruh pada keputusan kita dapat membantu untuk membuat pilihan yang lebih baik.
- Menantang bias. Jika diperhatikan bahwa ada faktor yang memengaruhi pilihan kita, fokuslah untuk secara aktif menantang bias kita. Apa saja faktor yang mungkin kita lewatkan? Apakah kita memberi terlalu banyak bobot pada faktor-faktor tertentu? Apakah Anda mengabaikan informasi yang relevan karena tidak mendukung sudut pandang kita? Memikirkan hal-hal ini dan menantang bias kita dapat membuat kita menjadi pemikir yang lebih kritis.
(DK-TimKB)
Sumber Foto : HuffPost
Berita lainya
Mengenal Prosopagnosia: Ketidakmampuan Mengenali Wajah
Sindrom Alice in Wonderland: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Memasak Dengan Kesadaran Penuh: Seni Dan Manfaatnya