Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Sudahkah Kita Berpelukan Hari Ini?


Pernahkah kita merasakan perasaan yang nyaman saat berpelukan? Ada apa dengan berpelukan?  Jawabannya terletak pada oksitosin, terkadang dikenal sebagai “hormon cinta”.  Hormon ini memainkan peran kunci dalam sistem reproduksi wanita, terutama saat melahirkan, dan kemudian, setelah melahirkan, menyusui dan menjalin ikatan dengan anak.

Oksitosin juga memiliki implikasi sosial, seperti keterikatan, kepercayaan, dan ikatan pasangan. Ikatan dengan pasangan dikenal sebagai keinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan seseorang.  Pelepasan hormon membantu memfasilitasi ikatan ini dengan mengaktifkan pusat kebahagiaan di otak kita.

Pada keseharian kita, sebagian besar kita merasakan tekanan, maupun stres tentang banyak hal. Entah itu urusan pekerjaan, rumah ataupun keluarga. Berpelukan bisa menjadi terapi dan penyembuhan untuk melepaskan stres dan tekanan tersebut.

Foto : Psychology Today

Memeluk mengaktifkan pusat di otak kita seperti halnya makan, jadi jika kita tidak mendapatkan kasih sayang fisik, kita mungkin merasa haus akan sentuhan.  Tidak menerima cukup kasih sayang fisik berkorelasi dengan, kesendirian dan kesepian, depresi, tekanan, kesulitan merasakan emosi, gangguan kepribadian, sakit fisik dan kualitas tidur.

Sebagai manusia, sentuhan fisik sangat penting, dan ada banyak cara pelukan dapat bermanfaat bagi kesehatan kita. Lalu bagaimana pelukan dapat berdampak positif bagi kesehatan kita secara keseluruhan?

Berpelukan sebelum tidur pasti akan mengalahkan apapun yang membuat kita ngantuk. Kita bisa memeluk pasangan, anak ataupun memeluk diri sendiri. Sementara oksitosin tidak secara langsung memengaruhi tidur seseorang, efeknya yang mengurangi kecemasan pasti terkait dengan peningkatan kualitas tidur. Kita benar-benar bisa tidur lebih nyenyak di malam hari, ketika kita tahu kita memiliki dukungan sosial yang dilepaskan oleh hormon pelukan.  

Pelukan dari orang yang dicintai dapat menyebabkan penurunan kortisol, hormon stres, karena sentuhan menonaktifkan bagian otak yang merespons ancaman. Pelepasan oksitosin memiliki efek menenangkan, yang juga dapat mendukung tidur lebih nyenyak.

Sebuah studi yang dilakukan dengan primata, menunjukkan bahwa sentuhan menciptakan ikatan sosial yang membantu menjaga hubungan sosial yang berkontribusi pada kesejahteraan.

Berpelukan dapat membuat kita tetap sehat.  Dalam sebuah penelitian, mereka yang menerima lebih banyak pelukan umumnya lebih jarang sakit, dan, ketika mereka melakukannya, sakitnya tidak terlalu parah.  Hal ini berpotensi karena manfaat dari dukungan sosial yang dirasakan.

Ternyata berpelukan itu baik untuk jantung kita, tidak hanya dengan cara yang lembut tetapi juga untuk kesehatan fisik kita yang sebenarnya.  Satu pelukan 20 detik memiliki efek menurunkan tekanan darah pada saat itu. Dan dalam hubungan romantis, kekuatan pelukan dapat mengurangi pertengkaran.  Jika kita berada dalam hubungan romantis, bukti menunjukkan bahwa semakin banyak pasangan berpelukan, semakin sedikit konflik antarpribadi yang mereka alami.  Hal ini diduga karena pelukan dianggap sebagai sinyal dukungan sosial, sehingga dapat menumpulkan potensi perasaan negatif.

Pelukan juga dapat berfungsi  sebagai kekuatan melawan stres.  Sentuhan interpersonal dikaitkan dengan ikatan yang erat, dukungan pasangan yang dirasakan lebih besar, keintiman, dan kepuasan hubungan serta resolusi konflik yang lebih mudah. Semuanya membantu menyelesaikan masalah yang lebih damai dan lebih sedikit pertengkaran.

Pelukan atau sentuhan dapat memperbaiki gejala nyeri.  Pasien kanker yang menerima sentuhan dan pelukan melaporkan lebih sedikit nyeri pasca operasi dan penggunaan obat penghilang rasa sakit narkotik dibandingkan mereka yang menerima pijat punggung atau tanpa perawatan.

Sentuhan fisik bahkan berkorelasi dengan peningkatan kinerja fisik.  Sebuah studi menunjukkan bahwa tim yang memiliki tingkat sentuhan lebih tinggi (termasuk pelukan) tampil lebih baik daripada tim dengan tingkat sentuhan lebih rendah, karena pelukan dan sentuhan membuktikan kepada para pemain bahwa mereka dapat saling percaya.

Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa oksitosin dapat membantu kita menjadi lebih welas asih terhadap diri sendiri (self love) yang mengarah ke tingkat kortisol yang lebih rendah, hormon stres.  Mereka yang merespons secara positif adalah orang-orang yang percaya bahwa mereka mendapat dukungan sosial, dan oksitosin (meskipun diberikan secara kimiawi dalam penelitian).

Sebuah studi menemukan bahwa pelukan 5-10 detik dikaitkan dengan peringkat kesenangan yang lebih tinggi daripada pelukan 1 detik.

Lalu bagaimana jika kita tinggal sendirian atau merasa tidak nyaman jika dipeluk oleh orang lain? Masih ada cara untuk mengaktifkan hormon perasaan senang yang dilepaskan dari pelukan. Berikan kekuatan pelukan untuk diri sendiri. Tindakan merangkul diri sendiri dapat mengurangi rasa sakit, dan memiliki manfaat yang sama.  Peluklah diri sendiri seperti kita ingin dipeluk, rasakan cinta juga mengalir dari diri kita, untuk diri kita. 

Atau kita juga dapat memelihara hewan yang dapat kita peluk. Memeluk dengan hewan peliharaan, kucing atau anjing, dapat melepaskan hormon pelukan dengan cara yang sama seperti memeluk dengan manusia. Memeluk atau menyentuh hewan peliharaan mengaktifkan saraf sensorik kita, menyebabkan mereka melepaskan hormon perasaan senang juga. Membelai hewan membantu membangun keterikatan dengan cara yang sama seperti kontak kulit-ke-kulit dengan manusia.

Berpelukan adalah suatu bahasa yang mungkin tidak dapat kita lukiskan. Akan tetapi memiliki manfaat yang sangat baik bagi kita. 

(DK-TimKB)

Sumber Foto : Modern Mom