Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Apakah Kita Memiliki Scarcity Mindset?


Kadang pikiran kita teralihkan atau terganggu bukan karena gangguan dari luar, seperti anak-anak yang berisik atau atasan yang cerewet, tapi berasal dari dalam pikiran kita sendiri. Scarcity mindset adalah pola pikir dimana kita terobsesi dengan rasa kekurangan sesuatu,  biasanya tentang waktu atau uang.

Scarcity mindset bukanlah sesuatu yang kita lakukan dengan sengaja. Hal tersebut merupakan kebisingan yang dibuat oleh otak kita sendiri saat kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Berfokus pada sesuatu yang tidak kita miliki dapat merusak kesehatan mental.  

Mindset ini juga memiliki dampak lain pada otak kita, dan bahkan dapat menyebabkannya bekerja secara berbeda.‌Perasaan selalu berkekurangan atau perasaan tidak cukup, entah apakah itu waktu, uang, atau koneksi.  Memiliki scarcity mindset bisa memenuhi otak kita dengan sendirinya, karena keyakinan ini membuat kita sulit untuk bergerak maju dan mungkin membuat kita terjebak dalam rasa kekurangan.

Perlu diakui bahwa scarcity bukan hanya pola pikir tetapi kenyataan bagi banyak orang. Saat kita kesulitan memenuhi kebutuhan dasar untuk membeli makanan, tempat tinggal, dan membayar tagihan, dan rasa kekurangan itu melanda, akhirnya pola pikir kita akan terganggu dan menjadi scarcity.  Atau misalnya kita tumbuh dalam kemiskinan, dalam artian scarcity yang sebenarnya, karena dibesarkan dalam rasa kekurangan yang benar-benar mengubah otak dan pola pikir kita.

Foto : Wisdom Times

Penting untuk diperhatikan bahwa beberapa efek dan perasaan dari scarcity mindset mungkin serupa dengan depresi atau masalah kesehatan mental lainnya. Dan hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental. Berikut adalah beberapa tanda kita mungkin memiliki  scarcity mindset :

  1. Selalu merasa tertinggal
  2. Tagihan dan tanggung jawab lainnya menumpuk
  3. Membuat schedule secara berlebihan
  4. Mengatakan ya untuk peluang yang tidak tepat untuk kita hanya karena takut peluang lain tidak akan datang

Jika kita pernah membuat keputusan tergesa-gesa karena kita tidak punya waktu untuk memikirkan konsekuensinya, kita memiliki gambaran tentang bagaimana rasanya membuat keputusan dari scarcity mindset. Ini karena pikiran kita hanya memiliki begitu banyak hal pada waktu tertentu.  Terus-menerus perlu berpikir jauh ke depan tentang cara mengakalinya yang menghabiskan energi. Dan akhirnya mengarah pada berkurangnya kemampuan kognitif, yang kemudian dapat mengarah pada tindakan merugikan diri sendiri.

Lalu bagaimana dengan pola pikir sebaliknya? Abundance mindset, dimana kita dapat menumbuhkan pola pikir tersebut. Yang berarti bahwa merangkul kebalikannya, abundance mindset atau pola pikir berkelimpahan danberkembang. Mengarah pada manfaat seperti peningkatan kinerja dan lebih banyak kelenturan di otak. Otak kita terkena dopamin saat kita mengambil risiko dan berhasil menyelesaikannya, sehingga mendorong kita untuk mencari  lebih banyak dopamin dengan meningkatkan perilaku pertumbuhan yang mendorong pelepasan dopamin.

Acceptance atau Penerimaan

Kita dapat mengubah posisi kita saat ini. Menerima dan merangkul setiap keadaan, dan itu adalah bagian dari abundance mindsetAcceptance atau penerimaan akan membantu.  

Welas Asih

Apa pun yang telah kita lakukan hingga saat ini dalam hidup telah membawa kita ke posisi  saat ini. Dan kita harus bangga pada diri sendiri karena berhasil bertahan hingga hari ini.  Kebiasaan atau pola pikir apa pun yang kita miliki sekarang, yang ingin kita ubah memiliki alasan atau tujuannya, yaitu bertahan hidup.  Beri diri kita kasih sayang atau welas asih, mengasihi diri kita sendiri.

Temukan Hal yang Bisa Kita Syukuri

Mungkin keuangan kita tidak berlimpah, tetapi waktu yang kita miliki mempunyai banyak waktu luang.  Lihat itu sebagai area kelimpahan dalam hidup kita untuk dihargai.  Atau kita memang memiliki kekayaan finansial tetapi waktu kita terbatas karena kita bekerja sangat keras untuk mendapatkan uang itu.  Kita tetap dapat bersyukur dengan apapun yang kita miliki.  Tidak punya banyak waktu atau uang?  Mungkin kita memiliki banyak cinta. Sekecil apa pun, setidaknya ada satu hal dalam hidup kita yang dapat kita anggap sebagai abundance atau kelimpahan. Bahkan saat kita menarik napas, kita masih bisa makan dan minum, serta sehat lahir batin, itu juga adalah kelimpahan.

Tentukan Kelimpahan untuk Diri Kita Sendiri

Kelimpahan dan abundance mindset terlihat berbeda bagi setiap orang. Apa yang tampak seperti kelimpahan bagi kita mungkin tampak seperti kekurangan bagi orang lain, atau sebaliknya. Sulit untuk menempatkan diri kita dalam abundance mindset jika kita tidak tahu apa yang kita perjuangkan. 

Mulailah dari yang Kecil

Mengubah semua kebiasaan atau cara berpikir, dalam bidang apa pun, dapat menjadi resep untuk menyiapkan dirikita menghadapi ekspektasi yang tidak realistis.  Di bidang apa menurut kita scarcity mindset yang paling menghambat? Mulailah dengan membuat perubahan kecil pada pola pikir di sana.  

Mindfulness

Dapat dipahami jika otak kita terbungkus dalam scarcity mindset.  Mereka terus-menerus memproses apa yang perlu mereka lakukan selanjutnya untuk bertahan hidup.  Hal tersebut membawa kita keluar dari masa kini (present moment).  Meluangkan waktu untuk menjadi mindful, entah itu melalui meditasi atau hanya memperhatikan momen saat ini, dapat memperlambat otak kita sehingga kita bisa berpikir lebih jernih.

Journaling

Jika menemukan kesulitan mendefinisikan kelimpahan untuk diri sendiri, membuat jurnal mungkin dapat membantu dan mengidentifikasi area di mana kita sudah merasa berlimpah. Serta area di mana kita ingin fokus untuk menjadi lebih berlimpah.

(DK-TimKB)

Sumber Foto : Forbes