Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Setting Boundaries, Bentuk Self Care Yang Sering Dilupakan


Setting boundaries atau menentukan batasan, mungkin akan berbeda pada setiap kita. Dimediasi oleh variasi dalam budaya, kepribadian, dan konteks sosial. Batasan yang sesuai dalam bisnis akan tampak tidak relevan dengan duduk di café dengan teman lama. Menetapkan batasan menentukan perlakuan kita terhadap diri kita sendiri dan orang lain dalam berbagai jenis hubungan.

Mari kita tentukan apa itu batasan atau boundaries. Sederhananya adalah batas atau ujung yang mendefinisikan kita terpisah dari orang lain. Kulit kita mungkin adalah batas fisik yang jelas, tetapi kita juga memiliki jenis batas antarpribadi lainnya, termasuk batas yang melampaui tubuh kita.

Pertimbangkan apa yang terjadi jika seseorang berdiri terlalu dekat untuk kenyamanan. Kita sering menggambarkannya sebagai seseorang yang menginvasi ruang pribadi kita, tetapi definisi ruang pribadi berbeda-beda menurut budaya, jenis hubungan yang terlibat, dan konteks sosial.

Batasan yang sehat dengan pasangan di rumah, tidak akan sesuai dalam konteks sosial. Demikian pula, tingkat keintiman fisik yang dianggap tepat untuk berekspresi di ruang publik sangat bervariasi antar budaya.

Menetapkan batasan yang sehat membutuhkan kesadaran diri. Kita harus jelas tentang harapan kita terhadap diri kita sendiri dan orang lain, dan apa yang membuat kita nyaman dan tidak nyaman dalam situasi tertentu. Menetapkan batasan yang sehat membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik yang menyampaikan ketegasan dan kejelasan.

Ketegasan melibatkan pengungkapan perasaan kita secara terbuka dan penuh hormat. Itu tidak berarti menuntut, tetapi meminta dengan baik agar orang lain mendengarkan kita. Menetapkan batasan yang sehat mengharuskan kita untuk menegaskan kebutuhan dan prioritas kita sebagai bentuk self care.

Berikut cara yang baik untuk dapat mengkomunikasikan setting boundaries kita kepada orang lain.

1. Bersikaplah sejelas dan sesederhana mungkin. Sebaiknya dengan lemah lembut dan tidak perlu meninggikan suara.

2. Nyatakan kebutuhan atau permintaan kita secara langsung dalam hal apa yang kita inginkan, bukan apa yang tidak kita inginkan atau sukai.

3. Terima setiap ketidaknyamanan yang muncul sebagai akibatnya, entah itu rasa bersalah, malu, atau penyesalan.

Foto : Good Therapy

Kadang kita merasa sungkan atau merasa tidak enak apabila kita mengatakan apa yang tersebut diatas. Kita terkondisikan untuk menyenangkan dan menghormati orang lain, padalah diri kita dikorbankan. Latihlah diri kita untuk bisa melakukannya, demi kesehatan mental kita dan kenyamanan hidup kita.

Kita juga pasti mengalami bentuk pengajaran bahwa mengungkapkan kebutuhan diri sendiri itu tidak baik dan egois. Namun, ketidaknyamanan yang datang dari setting boundaries yang sehat, bukan berarti menerima hubungan yang tidak sehat yang dapat menyebabkan kebencian, manipulasi, dan pelecehan.

Contoh batasan yang sehat meliputi, menolak apa pun yang tidak ingin kita lakukan, mengekspresikan perasaan kita secara bertanggung jawab, berbicara tentang pengalaman kita dengan jujur, mengatasi masalah secara langsung dengan orang yang terlibat, bukan dengan pihak ketiga. Perjelas harapan kita daripada berasumsi bahwa orang akan mengetahuinya.

Kita tidak bisa selalu ada untuk orang lain, karena kitapun memiliki prioritas lain yang harus diselesaikan, seperti tanggung jawab pekerjaan, rumah tangga, dan keluarga. Sebagai orang dewasa, kita harus menjaga diri kita terlebih dahulu. Self care adalah dasar dari kesehatan, sementara mendahulukan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan kita sendiri merupakan karakteristik kodependensi yang dapat menyebabkan kelelahan, bahkan mengganggu kesehatan mental kita.

Ketika kita tidak mempertahankan batasan emosional yang sehat dengan orang lain, kita mungkin merasa kesal, bersalah, dan lelah. Jika demikian, nyatakan kembali batas kita dan mundur dengan tenang. Tidak perlu menjelaskan diri kita secara berlebihan atau meminta maaf karena menetapkan batasan, karena setiap orang dapat mengatakan apa yang mereka lakukan dan tidak ingin lakukan.

Setting Boundaries adalah keterampilan penting yang dapat membantu kita menjaga kesejahteraan dan melindungi waktu dan energi kita. Batasan bisa bermacam-macam bentuknya, seperti batas fisik, batas emosional, dan batas waktu. Dengan menetapkan batasan yang jelas, kita dapat mengomunikasikan kebutuhan dan harapan kita kepada orang lain, mengurangi stres dan kecemasan, serta meningkatkan hubungan kita.

Untuk menetapkan batasan secara efektif, penting untuk mengidentifikasi batasan dan prioritas kita sendiri. Kita perlu memahami apa yang ingin dan mampu kita lakukan, dan apa yang tidak ingin atau tidak mampu kita lakukan. Kita juga harus jelas tentang perilaku apa yang menurut kita dapat diterima dan tidak dapat diterima dari orang lain.

Begitu kita memiliki pemahaman yang jelas tentang batasan kita, kita dapat mengomunikasikannya kepada orang lain dengan cara yang penuh hormat dan tegas. Ini mungkin termasuk mengatakan “tidak” untuk permintaan yang tidak dapat kita penuhi, menetapkan batasan berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk aktivitas tertentu atau dengan orang tertentu, atau mengungkapkan perasaan kita ketika seseorang melewati batas.

Penting untuk diingat bahwa menetapkan batasan bukanlah tentang menjadi egois atau tidak baik. Ini tentang menjaga diri kita sendiri sehingga kita bisa menjadi diri kita yang terbaik dan tampil sepenuhnya dalam hubungan dan tanggung jawab kita. Penting juga untuk bersikap fleksibel dan bersedia menyesuaikan batasan kita sesuai kebutuhan, berdasarkan perubahan keadaan atau umpan balik dari orang lain.

Kesimpulannya, menetapkan batasan adalah bagian penting dari perawatan diri dan menjaga hubungan yang sehat. Dengan memahami batasan kita sendiri dan mengomunikasikannya secara efektif, kita dapat mengurangi stres, meningkatkan rasa kendali kita, dan meningkatkan kesejahteraan kita secara keseluruhan.

(DK-TimKB)

Sumber Foto : Inc. Magazines