Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Overthinking, Ketika Pikiran Menjadi Berkembang Tak Terkendali


Kita semua pasti pernah memiliki banyak pikiran atau overthinking. Dan kita tau bagaimana keadaannya. Dari memikirkan yang ini, kemudian berlanjut memikirkan yang itu, lalu memikirkan kelanjutan dari pikiran-pikiran tersebut. Sebuah masalah terus bermunculan di benak kita, misalnya, kekhawatiran kesehatan atau dilema di tempat kerja, dan kita tidak bisa berhenti memikirkannya. Lalu kita mati-matian berusaha menemukan solusinya. Pikiran berputar-putar, tetapi sayangnya, solusinya jarang sampai. Banyak dari kita yang menghabiskan sebagian besar waktu untuk meneliti pikiran dan mencari solusi.

Ketika kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menganalisa masalah dan dilema kita, kita sering berakhir dengan kerugian lebih dari yang seharusnya. Selain itu, terlalu banyak berpikir secara terus-menerus dapat mengakibatkan berbagai gejala seperti insomnia, kesulitan berkonsentrasi, penyakit tertentu, tidak bisa tenang dan kehilangan energi. Yang pada gilirannya, sering menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut, dan akhirnya menciptakan lingkaran setan. Dalam beberapa kasus, ini akhirnya mengarah pada kecemasan atau depresi kronis.

Foto : Adobe Stock

Terlalu sering memiliki ketakutan tentang situasi apa yang dapat mengancam kita. Entah dari kesehatan atau masalah yang awalnya kecil menjadi besar. Akhirnya pikiran kita membawa ke hal-hal yang berlebihan. Contoh, secara berlebihan untuk mencari tanda-tanda penyakit, dan hanya akan mengarah pada peningkatan rasa bahaya dan lebih banyak kekhawatiran terkait kesehatan. Atau terus-menerus mengawasi apakah orang menyukai kita, mencoba mencari tahu pendapat mereka tentang kita, yang secara tidak sengaja membuat kita malah khawatir, dan tidak dapat menikmati kebersamaan dengan mereka.

Mencari jawaban dan jaminan, sangatlah wajar untuk mencari kepastian. Tapi terkadang kita khawatir berlebihan untuk mencari jawaban.  Namun, jika kita sampai pada titik di mana kita bergantung pada strategi ini untuk menenangkan diri kita dan mengurangi kekhawatiran, padahal hal ini justru membuat kita semakin overthinking.

Perencanaan yang berlebihan, juga membuat kita overthinking. Tentu saja, tidak ada yang salah dengan perencanaan. Sangat baik untuk membuat planning atau jurnal untuk diri sendiri. Namun, ada beberapa orang merencanakan hidup mereka hingga ke detil terkecil dan harus sempurna. Ini bisa menjadi masalah. Perencanaan yang berlebihan dapat menimbulkan efek negatif lainnya termasuk memperparah kekhawatiran.

Diperkirakan bahwa otak manusia menghasilkan ribuan pikiran dan ingatan yang terpisah setiap hari. Sebagian besar pemikiran ini tidak penting, mereka datang dan pergi tanpa kita sadari. Namun, beberapa pemikiran menarik perhatian kita. Dalam terapi metakognitif, pemikiran ini disebut sebagai ‘pemicu pemikiran’. Jika kita memberi perhatian yang cukup, pikiran-pikiran ini dapat memicu ledakan sensasi dan perasaan tubuh, dan berkembang. Pemicu lain, kita sering mejadi overthinking dengan “what if…” atau “bagaimana kalau…”

Kita dapat membandingkan pemikiran ini dengan kereta api di stasiun kereta api yang sibuk. Ada keberangkatan sepanjang waktu ke beragam tujuan yang berbeda. Setiap kereta dapat mewakili pemikiran atau urutan pemikiran. Misalnya, pemikiran seperti ‘Bagaimana jika mereka tidak menyukai saya?’. Kita dapat menangkap pikiran itu dan kita mungkin akan segera melihat beberapa pikiran lain bergabung dan akhirnya berkembang menjadi overthinking. Atau kita dapat menghilangkan pikiran itu, mirip dengan membiarkan kereta lewat, dan mengalihkan perhatian kita kembali ke apa pun yang sedang kita lakukan. Ketika kita tidak menghabiskan energi untuk suatu pemikiran, kita akan menemukan bahwa pikiran itu akan berlalu begitu saja.

Jadi, bukan pikiran pemicu  yang akan membuat kita overthinking dan menyebabkan berbagai gejala yang tidak menyenangkan. Dan juga bukan jumlah pikiran pemicu yang kita miliki. Masalah muncul ketika kita terus-menerus melompat ke setiap kereta. Yaitu, ketika kita mulai menganalisa pikiran dan terlibat dalam kekhawatiran atau perenungan yang luas. Seperti kita menambahkan lebih banyak gerbong ke kereta, satu demi satu, kereta menjadi lebih berat dan lebih lambat, dan pada akhirnya akan kesulitan melewati bukit sekecil apa pun. Hal yang sama berlaku untuk pikiran kita. Semakin banyak waktu yang kita habiskan untuk terlibat dalam pikiran ini, semakin lambat dan berat hidup kita.

Kenali apa yang bisa dan yang tidak bisa kita kendalikan. Jika kita terbiasa terlibat dalam menganalisa pikiran, dan khawatir. Lalu pola ini terus berulang, dan menjadi di luar kendali kita. Kita tetap memiliki pilihan, kereta mana yang akan kita naiki. Kita memiliki pilihan untuk terlibat dalam pikiran tersebut atau tidak. Dan mengontrol diri kita untuk tidak menjawab atau menindaklanjuti pikiran tersebut dengan lebih banyak pertanyaan.

Pikiran, pada prinsipnya, fana, meskipun kita mungkin tidak melihatnya seperti itu. Coba tanyakan pada diri sendiri berapa banyak pikiran yang kita miliki kemarin yang dapat kita ingat hari ini. Sejujurnya, dari beberapa ribu yang kita miliki, kita mungkin tidak yakin dapat mengingat 10 pikiran. Mengapa demikian? Sebagian besar pikiran yang kita miliki datang dan pergi hampir secara instan karena kita tidak memberikannya perhatian khusus tetapi meninggalkannya dan kembali ke apa pun yang kita lakukan. Meskipun kita mungkin tidak menyadarinya, kita sudah dapat memilih untuk tidak terlibat dalam percakapan dengan pikiran.

Cara terbaik untuk mengurangi overthinking adalah dengan meditasi. Mengamati pikiran dan membiarkannya lewat, tanpa harus dianalisa. Mungkin memang membutuhkan waktu untuk bisa melakukan meditasi. Akan tetapi kita tetap bisa memulainya dan mencobanya.

Mindfulness juga sebagai salah satu latihan untuk mengurangi overthinking. Dengan menyadari setiap kegiatan yang kita lakukan, dan hadir di saat ini. Kita dapat melatihnya setiap hari. Saat kita makan, nikmati setiap suapan. Saat kita berjalan, rasakan setiap langkah, apapun yang kita lihat dan dengar. Dengan latihan mindfulness, kita terlatih untuk hadir di setiap keadaan diri kita.

(DK-TimKB)

Sumber Foto : ThoughtCo