Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Merangkul Kelemahan dan Kegagalan, Menjadi Sempurna Dengan Penerimaan Diri


Tidak ada yang sempurna, adalah ungkapan yang sering kita dengar. Atau mungkin merupakan ungkapan yang sering kita ucapkan. Sering kali ini tidak banyak membantu kita merasa lebih baik, ketika kita baru saja mengalami kegagalan.

Sayangnya, jika kita terobsesi dengan kesalahan atau kegagalan di masa lalu. Lalu semua ini membuat kita lebih mungkin untuk gagal lagi, dan malah akan membuat kesalahan kita lebih terlihat oleh orang lain.

Pandanglah kesalahan sebagai pembelajaran. Setiap kali kita membuat kesalahan atau mengalami kegagalan, biasanya akan memiliki beberapa konsekuensi negatif dalam jangka pendek. Apa yang telah terjadi tidak dapat kita ubah. Namun kita bisa belajar dari kesalahan kita dan dengan demikian menghindari mengulanginya lagi. Jadi, alih-alih menghukum diri sendiri, pandanglah hal tersebut sebagai sesuatu yang akan membantu kita tumbuh lebih banyak.

Mengetahui kekurangan kita bukanlah suatu kelemahan, melainkan kekuatan. Kita semua memiliki kekurangan, tetapi hanya dengan mengenalinya kita dapat menjelaskannya, memprediksi hasil dengan lebih baik, dan bekerja untuk memperbaikinya. Menyangkal kekurangan hanya akan membuat kita melakukan kesalahan yang sama berkali-kali. Apapun kekurangan dan kelemahan kita, ada orang di luar sana yang telah mengatasinya dan berhasil.

Foto : Psych2Go

Hidup akan sangat membosankan jika hidup datang dengan mudah. Jika kita gigih, dan jika kita memiliki sikap yang benar, maka kita dapat mengatasi kesulitan dan kemenangan kita akan semakin mengesankan. Bahkan dapat memberikan contoh yang baik untuk orang lain dalam situasi yang sama.

Apa yang kita anggap sebagai kekurangan, sebenarnya hanya ada di mata yang melihatnya dan sangat mungkin orang lain melihatnya sebagai apa yang membuat kita menarik. Jika kita memiliki fitur fisik yang tidak kita banggakan, mungkin adalah ideal bagi orang lain.

Sering sekali kita menjadi terfokus kepada apa yang menjadi kelemahan kita, atau kegagalan kita. Dan kita terobsesi untuk memperbaiki kelemahan tersebut. Sampai-sampai kita lupa bahwa kita memiliki kekuatan dan tujuan hidup. Fokuslah kepada apa yang menjadi prioritas, dan lakukan sesuatu yang kita mampu, tanpa harus menyesali apa yang menjadi kekurangan kita.

Menjadi tidak sempurna kadang terasa begitu tidak sempurna. Mampukah kita belajar merangkul atau bahkan mencintai kekurangan kita? Sebenarnya kita bisa. Hanya saja mungkin kita harus merubah perpektif kita.

Pertama, ketahuilah bahwa setiap orang berbeda. Setiap kita adalah istimewa. Tidak ada seorang pun yang sempurna. Kelemahan kita adalah kekuatan kita yang terselubung. Setelah kita memahami dan mengakui itu, kita sudah setengah jalan. Dengan dosis penerimaan diri, kita dapat menerima kekurangan kita dan bahkan mensyukurinya.

Ubah cara kita memandang hal-hal yang tidak kita sukai tentang diri kita. Kelemahan dan perjuangan membangun karakter.

Perfeksionisme adalah musuh kebahagiaan. Jika kita berusaha mencapai standar perfeksionisme tertentu, kita pasti akan terus-menerus merasa frustrasi.  Dan bisa menjadi ilusi karena tidak ada kesempurnaan di alam manusia. Lepaskan untuk menjadi sempurna. Jika kita mengejar kesempurnaan, kita membiarkan orang lain menentukan nilai kita.

Tanpa kelemahan dan kekurangan, kita akan menjadi monoton, dan membosankan. Belajarlah untuk mengagumi fakta bahwa kita adalah unik dan itu membuat kita istimewa. Ketika kita menemukan sesuatu yang tidak kita sukai tentang diri kita, pikirkan tentang hal-hal yang orang kagumi tentang kita dan aspek positif dalam hidup kita. Lakukan secara konsisten dan kita akan menjadi orang yang lebih bahagia.

Mungkin kita mengalami nasib buruk, mungkin hal tersebut terjadi semata-mata untuk kita belajar dan bertumbuh.  Alih-alih, fokuslah pada apa yang benar dalam hidup kita dan ingatlah bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan dan tujuan. Misalnya, ketika kita bergumul dengan keuangan dan hutang, kita dapat membingkai ulang kejadian tersebut, untuk mengatakan bahwa hal itu mengajari kita cara mengelola uang dengan lebih baik. Ketika kita putus dengan seseorang karena mereka tidak memperlakukan kita seperti yang kita inginkan, ucapkan selamat kepada diri sendiri karena telah membuat keputusan yang memberi kita kebahagiaan.

Jika mungkin kita memiliki penyakit seperti kanker atau kecacatan tubuh, gunakan keadaan itu sebagai kesempatan untuk menunjukkan kepada orang lain tentang kekuatan dan keberanian kita. Ketahuilah bahwa setiap orang memiliki kekurangan, tetapi itulah yang membuat kita unik dan istimewa. Itu berarti kita tidak harus sempurna dan bisa belajar dari kesalahan. Tidak ada yang sempurna, jadi rangkul ketidaksempurnaan kita dengan bangga.

Kita semua memiliki kelemahan dalam diri kita. Meskipun kebanyakan orang mungkin tidak ingin mengakui kelemahan mereka, merangkul kelemahan diri adalah kunci untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih kuat.

Mengapa kita harus merangkul kelemahan kita? Pertama-tama, ketika kita menerima kelemahan kita, kita dapat memfokuskan energi kita untuk mengatasi kelemahan tersebut. Kita dapat mencari solusi dan mengambil tindakan untuk memperbaiki kelemahan kita. Kedua, merangkul kelemahan kita membuat kita lebih rendah hati dan merendahkan diri kita sendiri. Kita menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih bersimpati terhadap orang yang memiliki masalah yang sama dengan kita.

Tentu saja, merangkul kelemahan diri tidaklah mudah. Kadang-kadang, kita merasa malu atau merasa rendah diri karena kelemahan kita. Namun, ketika kita belajar untuk merangkul kelemahan kita, kita akan belajar untuk menerima diri kita sendiri dan memperlakukan diri kita dengan lebih baik.

Berikut adalah beberapa cara untuk merangkul kelemahan diri:

  1. Terima kenyataan bahwa kita tidak sempurna. Kita semua memiliki kelemahan dan kekurangan. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Ketika kita menerima bahwa kita tidak sempurna, kita dapat merasa lebih santai dan berhenti menuntut diri kita untuk menjadi sempurna.
  2. Cari tahu kelemahan kita. Agar bisa merangkul kelemahan diri, kita harus tahu apa kelemahan kita. Carilah waktu untuk merenung dan bertanya pada diri sendiri, “Apa kelemahan saya?” Setelah mengetahui kelemahan kita, kita dapat mencari solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut.
  3. Jangan merasa malu. Kita harus belajar untuk tidak merasa malu dengan kelemahan kita. Ingatlah bahwa kelemahan kita bukanlah akhir dari segalanya. Setiap orang memiliki kelemahan dan mengatasi kelemahan merupakan bagian dari proses pembelajaran.
  4. Fokus pada kekuatan kita. Tidak hanya mengatasi kelemahan kita, kita juga harus memfokuskan energi kita pada kekuatan kita. Kekuatan kita adalah bagian dari diri kita yang membuat kita unik dan berbeda dari orang lain. Dengan memfokuskan pada kekuatan kita, kita dapat memperkuat diri kita dan menjadi lebih percaya diri.
  5. Ajak orang lain berbicara. Berbicara dengan orang lain tentang kelemahan kita dapat membantu kita merangkul kelemahan tersebut. Orang lain dapat memberikan pandangan yang berbeda dan memberikan dukungan moral yang dibutuhkan.

Merangkul kelemahan diri adalah sebuah perjalanan yang panjang dan berliku-liku. Namun, ketika kita belajar untuk merangkul kelemahan kita, kita akan menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih berdaya. Kita akan menjadi lebih rendah hati dan lebih mampu bersimpati dengan orang lain. Ingatlah bahwa kelemahan kita bukanlah akhir dari segalanya dan kita bisa menjadi lebih baik dari hari ke hari.

(DK-TimKB)

Sumber Foto : Psychology Today