Jakarta – Berhasil lolos ke babak 16 Besar sebagai peringkat ketiga terbaik, timnas Indonesia dianggap banyak pihak dinaungi Dewi Fortuna. Dikalahkan China Taipei dan Korea Utara, Indonesia harus berterima kasih pada satu satunya tim yang dikalahkannya di babak penyisihan grup, Kyrgyzstan yang berhasil mengalahkan China Taipei yang membuat Indonesia finis di urutan ketiga.
Keberuntungan itu diharapkan dapat terulang di babak 16 Besar nanti, selain tentu saja perbaikan penampilan timnas Indonesia yang tampil kurang baik di dua laga terakhir. Timnas Indonesia U-24 akan melawan kutukan era baru Asian Games saat menghadapi Uzbekistan pada babak 16 besar di Stadion Shangcheng Sports Center, Kamis (28/9). Sejak Asian Games menerapkan format U-23 pada edisi 2002, Timnas Indonesia tak pernah bisa menembus babak delapan besar. Langkah Indonesia dua kali terhenti pada babak 16 besar.
Pada 2018 Indonesia dikalahkan Uni Emirat Arab di babak 16 besar lewat adu penalti 3-4 setelah imbang 2-2 di waktu normal. Dua eksekutor penalti Indonesia yang gagal adalah Septian David dan Saddil Ramdani. Sebelumnya pada edisi 2014, Indonesia juga kalah pada babak 16 besar. Yang menyingkirkan Garuda Muda adalah Korea Utara dengan skor 4-1. Gol tunggal Indonesia dicetak Fandi Eko Utomo. Adapun pada edisi 2006 Indonesia tak lolos babak grup. Bergabung bersama Irak, Suriah, dan Singapura, Indonesia menjadi juru kunci Grup B karena tak pernah menang dalam tiga laga.
Karenanya pertandingan melawan Uzbekistan akan menandai apakah Indonesia masih dikutuk atau tidak. Pasalnya pencapaian Indonesia saat Asian Games masih dengan skuad senior lumayan mentereng. Indonesia bahkan sempat meraih medali perunggu pada 1958 atau edisi ketiga Asian Games. Terakhir kali Indonesia bisa menembus babak semifinal tercipta pada edisi 1986 di Korea Selatan.
Untuk bisa mematahkan kutukan tersebut, Tim Merah Putih harus melumpuhkan Uzbekistan. Di atas kertas Uzbekistan lebih diunggulkan, tetapi Rizky Ridho dan kawan-kawan berpotensi membuat kejutan. Apalagi Indonesia sudah kedatangan Ramadhan Sananta. Striker 21 tahun tersebut datang menyusul ke Hangzhou setelah Indonesia lolos ke 16 besar. Sananta bisa menambah ketajaman Indonesia. Akankah Indra Sjafri mematahkan kutukan era baru Asian Games? Tak ada yang tidak mungkin. Indra Sjafri sebelumnya mematahkan kutukan tak pernah meraih medali emas SEA Games selama 32 tahun.
(Yp/timKB).
Sumber foto: tribunnews.com
Berita lainya
Kemenangan Tandang Terbesar Setan Merah Musim Ini
Augusto Dan Martinez Bawa Inter Gulung Atalanta
Penantian Panjang The Magpies Berakhir Di Wembley