Dalam menghadapi situasi yang memicu ketegangan atau bahaya, otak manusia memiliki cara khas untuk merespons. Salah satu mekanisme yang mungkin terjadi adalah “pembajakan amygdala” atau yang dikenal dengan “amygdala hijack”. Fenomena ini sangat penting untuk dipahami karena mempengaruhi bagaimana kita bereaksi dalam situasi tertentu.
Apa itu Amygdala Hijack?
Istilah “amygdala hijack” dicetuskan oleh Dr. Daniel Goleman dalam bukunya “Kecerdasan Emosional”. Konsep ini merujuk pada saat amygdala, bagian dari sistem limbik otak yang berfungsi sebagai pusat emosi, mengambil alih kendali respons terhadap suatu stimulus, melebihi fungsi otak prefrontal (bagian otak yang bertanggung jawab atas pemikiran rasional).
Ketika terjadi pembajakan amygdala, individu cenderung bereaksi secara emosional dan impulsif, tanpa melalui pemikiran logis atau pertimbangan yang mendalam.
Namun saat ini, Anda lebih mungkin mengalami ancaman psikologis, seperti tekanan dan stres dalam kehidupan modern, pekerjaan, dan hubungan. Emosi ini juga dapat memicu respons melawan-atau-lari amigdala. Kemarahan, agresi, ketakutan, dan stres adalah pemicu emosional yang umum. Mereka dapat menimbulkan reaksi yang tiba-tiba, tidak logis, dan bahkan tidak rasional.
Respon Fight or Flight (Melawan atau Lari)
Amygdala hijack erat kaitannya dengan respon “fight or flight”. Ini adalah mekanisme pertahanan kuno yang dimiliki manusia dan hewan untuk menghadapi ancaman. Saat menghadapi bahaya, kita biasanya memiliki dua pilihan: melawan (fight) atau lari (flight). Respon ini cepat dan otomatis, diaktifkan oleh amygdala untuk mempersiapkan tubuh menghadapi ancaman.
Amygdala hijack akan terjadi ketika otak memicu reaksi fight or flight saat respon tersebut sebenarnya tidak diperlukan, sehingga Anda kemudian tidak dapat berpikir rasional tentang dan mengeluarkan reaksi yang berlebihan dan sangat emosional.
Padahal biasanya, saat ancaman yang tidak terkait bahaya serius yang dapat mengancam jiwa, biasanya kita dapat membuat keputusan rasional dan bereaksi dengan cara yang sesuai dengan situasi tersebut.
Saat amygdala hijack terpicu, Anda dapat mengalami beberapa gejala akibat pelepasan hormon stres, hormon stres ini melakukan beberapa hal pada tubuh Anda sebagai respons terhadap stres. Seperti:
• meningkatkan aliran darah ke otot, sehingga Anda memiliki lebih banyak kekuatan dan kecepatan untuk melawan atau melarikan diri
• memperluas saluran pernapasan Anda sehingga Anda dapat mengambil dan menggunakan lebih banyak oksigen
• meningkatkan gula darah untuk memberi Anda energi segera
• melebarkan pupil untuk meningkatkan penglihatan Anda untuk respons yang lebih cepat
Amygdala hijack dapat menyebabkan perilaku yang tidak pantas atau tidak rasional. Setelah amygdala hijack berlalu, Anda mungkin mengalami gejala lain seperti rasa malu dan penyesalan.
Penyebab dan Gejala Amygdala Hijack
Beberapa penyebab yang dapat memicu pembajakan amygdala antara lain:
• Situasi yang mengejutkan atau tak terduga
• Pengalaman traumatis di masa lalu yang kembali dikenang
• Rasa takut yang mendalam, seperti fobia atau kecemasan
Gejala yang mungkin muncul saat amygdala hijack dimana terjadi pelepasan hormon stress meliputi:
• Reaksi yang berlebihan terhadap situasi
• Kesulitan berpikir jernih atau membuat keputusan
• Detak jantung meningkat, napas cepat, dan keringat berlebih
• Perasaan panik atau kebingungan
• Telapak tangan berkeringat
• Napas pendek
• Kulit lembab
• Merinding di permukaan kulit
Cara Menghentikan Amygdala Hijack
Ketika merasa bahwa amygdala mengambil alih kontrol, beberapa langkah berikut ini dapat membantu untuk menghentikannya:
• Pernapasan Dalam: Fokus pada pernapasan. Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Teknik ini bisa membantu menenangkan sistem saraf.
• Berhenti dan Pikirkan: Sebelum bereaksi, berikan jeda sejenak untuk memikirkan situasi. Pertimbangkan konsekuensinya.
• Pindahkan Fokus: Alihkan perhatian dari sumber stres. Coba dengarkan musik, berjalan-jalan, atau lakukan aktivitas lain yang menenangkan.
Cara Mencegah Amygdala Hijack
Meskipun tidak selalu dapat dihindari, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko terjadinya amygdala hijack:
• Pelajari Pemicunya: Dengan mengetahui apa yang biasanya memicu reaksi Anda, Anda dapat lebih siap dan menghindari situasi tersebut atau menghadapinya dengan cara yang berbeda.
• Latihan Mindfulness: Teknik-teknik kesadaran penuh atau mindfulness, seperti meditasi, dapat membantu melatih otak untuk merespons dengan lebih tenang.
• Kembangkan Keterampilan Mengatur Emosi: Terapi atau kelas manajemen stres dapat membantu mengembangkan keterampilan untuk menghadapi situasi stres dengan cara yang lebih sehat.
• Kurangi Stimulan: Jika mungkin, hindari konsumsi kafein atau obat-obatan lain yang dapat meningkatkan respons stres.
Penting untuk diingat bahwa pembajakan amigdala mungkin tidak dapat dicegah dalam setiap situasi dan bahwa kemungkinan terjadinya kemunduran adalah hal yang realistis. Ketika hal ini terjadi, mungkin berguna untuk meluangkan waktu untuk mengakui tindakan yang terjadi dan merenungkannya.
Hal ini dapat membantu beralih ke cara pandang yang sadar terhadap pengalaman dan dapat memberikan beberapa wawasan berguna tentang cara menghindari situasi ini lagi di lain waktu.
Mengenali dan memahami pembajakan amygdala dapat membantu kita merespons situasi dengan lebih bijaksana, daripada bereaksi secara impulsif. Dengan kesadaran dan latihan, kita dapat meningkatkan kemampuan untuk menghadapi stres dengan cara yang lebih sehat dan efektif.
(EA/timKB).
Sumber foto: cpictures.homes
Berita lainya
Cara Mengubah Kecemasan Menjadi Motivasi
Mengenal Ashwagandha: Manfaat Dan Penggunaannya
Yūgen: Filosofi Jepang Untuk Kesejahteraan