Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Manajemen Emosi dalam Emotional Labor: Pengertian, Dampak, Dan Strategi Mengatasinya


Emosi memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks kerja dan hubungan interpersonal. Salah satu konsep yang telah mendapat perhatian dalam psikologi sosial dan organisasi adalah “emotional labor.” Artikel ini akan menggali lebih dalam mengenai definisi, jenis, konsekuensi, dan cara mengelola emotional labor.

Istilah “Emotional Labor” diciptakan oleh sosiolog Arlie Hochschild pada tahun 1983 dalam bukunya The Managed Heart: Commercialization of Human Feeling. Pada saat itu, Hochschild mendefinisikan kerja emosional sebagai kejadian yang hanya terjadi di tempat kerja.

Pengertian Emotional Labor

Emotional labor adalah proses mengatur dan mengendalikan perasaan untuk menciptakan ekspresi wajah dan fisik yang terlihat oleh publik, yang sesuai dengan aturan tertentu, baik secara formal maupun tidak formal. Ini sering terjadi dalam konteks profesional, di mana karyawan diharapkan untuk menampilkan emosi tertentu sebagai bagian dari peran kerja mereka, meskipun mungkin berbeda dengan perasaan sebenarnya.

Istilah ini juga bisa merujuk pada tugas-tugas kecil dan tidak berbayar yang diselesaikan seseorang untuk membuat orang lain bahagia. Seiring waktu, menelan perasaan Anda dapat menyebabkan stres, kebahagiaan, dan kelelahan, oleh karena itu penting untuk menemukan cara untuk meringankan beban Anda.

Jenis Emotional Labor

Emotional labor bisa dikategorikan menjadi dua jenis utama:

Surface acting: Mengubah ekspresi luar saja tanpa mengubah perasaan internal. Contohnya, seorang pramugari yang tersenyum kepada penumpang meskipun dia lelah atau frustrasi.

Deep acting: Mencoba merubah perasaan internal agar sesuai dengan ekspresi yang ditunjukkan. Ini melibatkan proses psikologis yang lebih mendalam untuk benar-benar merasakan emosi yang harus ditampilkan.

Contoh Emotional Labor di Tempat Kerja dan Dalam Hubungan

Di Tempat Kerja: Dalam industri jasa, karyawan seringkali diharapkan untuk menampilkan sikap ramah dan antusias, terlepas dari bagaimana kondisi emosional mereka sebenarnya. Misalnya, seorang karyawan toko yang terus-menerus berinteraksi dengan pelanggan dengan sikap ceria, meskipun mereka sedang mengalami stres pribadi.

Dalam Hubungan: Emotional labor juga bisa terlihat dalam hubungan pribadi, seperti saat seseorang menenangkan pasangan mereka dan mengesampingkan kebutuhan dan perasaan mereka sendiri, atau dalam kasus orang tua yang terus-menerus menenangkan anak-anaknya tanpa memperhatikan kelelahan emosional mereka sendiri.

Jaringan sosial (Social Networking): Jika Anda menghabiskan waktu di media sosial, Anda mungkin pernah mendengar istilah emotional Labor. Di forum kelompok, di rangkaian komentar, atau di tempat lain baik di profil pribadi maupun publik, tuntutan seseorang oleh orang lain sering kali ditanggapi dengan menyebutkan emotional labor.

Apa Konsekuensi dari Emotional Labor?

Konsekuensi dari emotional labor dapat beragam, tergantung pada individu dan situasi mereka:

Kecemasan dan Depresi: Menyembunyikan atau menekan emosi sebenarnya bisa menyebabkan kecemasan dan depresi, terutama jika seseorang merasa mereka tidak bisa autentik.
Kepuasan Kerja yang Rendah: Terus-menerus menampilkan emosi yang tidak sesuai dengan perasaan sebenarnya bisa membuat karyawan merasa tidak puas dengan pekerjaan mereka.
Ketegangan dalam Hubungan: Dalam hubungan pribadi, emotional labor yang berlebihan dapat menyebabkan ketegangan dan kelelahan, karena seseorang mungkin merasa mereka tidak dapat berbagi beban emosional mereka.

Bagaimana Mengatasi Emotional Labor

Mengatasi efek samping dari emotional labor memerlukan strategi yang ditujukan untuk kesejahteraan emosional dan fisik, seperti:

Menetapkan Batasan: Penting untuk mengenali kapasitas emosional Anda dan menetapkan batasan yang sehat. Ini bisa berarti mengambil istirahat reguler dari situasi yang menuntut emotional labor atau mengatakan “tidak” ketika terlalu banyak.
Dukungan Sosial: Membuat jaringan dukungan, baik di tempat kerja atau di lingkaran pribadi, dapat membantu dalam membagikan dan mengurangi beban emosional.
Self-care dan Kesejahteraan: Mengadopsi praktik self-care, seperti olahraga teratur, meditasi, dan kegiatan menyenangkan, bisa membantu dalam mengelola stres dan emosi negatif. Memendam emosi tidak akan menghilangkannya. Menekan perasaan dapat memberikan tekanan fisik pada tubuh Anda. Daripada menyembunyikan perasaan Anda, temukan cara sehat untuk memproses dan mengungkapkannya. Baik Anda curhat kepada teman tepercaya, menulis jurnal, atau menggunakan olahraga untuk menghilangkan stres, menemukan cara untuk mengungkapkan perasaan itu penting.
Istirahat: Jika kerja emosional mulai terasa terlalu berat, tidak apa-apa untuk memberi diri Anda istirahat. Istirahat sejenak dapat membantu Anda memulihkan energi setelah pengalaman yang menguras tenaga. Studi menunjukkan bahwa istirahat sepanjang hari dapat mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas.
Bantuan Profesional: Dalam kasus di mana emotional labor menyebabkan masalah kesehatan mental yang serius, mencari bantuan profesional seperti terapi dapat menjadi langkah penting.

Intinya: Perasaan Anda juga merupakan pekerjaan

Upaya emosional tidak jauh berbeda dengan upaya fisik — dan itu berarti Anda dapat mengelola keduanya menggunakan beberapa alat yang sama. Sama seperti perhatian dan dukungan yang membantu atlet membayangkan performa di lapangan, Anda juga dapat mempersiapkan diri untuk kerja emosional yang sehat dan berkelanjutan. Perlakukan perasaan Anda seperti pekerjaan, dan lindungi kemampuan Anda untuk tampil di hadapan diri sendiri — dan orang lain — setiap hari dengan menjaga diri sendiri.

Dalam kesimpulan, emotional labor adalah aspek tak terhindarkan dari banyak pekerjaan dan hubungan, tetapi mengenali dan mengelolanya dengan cara yang sehat adalah kunci untuk menjaga keseimbangan dan kesejahteraan emosional. Dengan strategi yang tepat, seseorang dapat menavigasi tuntutan emosional kehidupan sehari-hari tanpa mengorbankan keautentikan dan kesehatan mental mereka.

(EA/timKB).

Sumber foto: bbc.co.uk