Duduk sendiri di kafe tentu tidak terasa sendirian apalagi kesepian. Karena badan kita ada di suatu tempat yang mendukung kita untuk tidak sendirian dan kesepian. Tapi bagaimana jika kita duduk sendiri di cafe, tapi merasa sendirian dan kesepian? Mungkinkah? Tentu saja.
Bagi sebagian orang, sendirian adalah hal yang menyenangkan, karena mereka bisa melakukan apa saja yang mereka sukai tanpa ada gangguan. Tapi banyak juga yang tidak menyukainya. Bagi yang tidak menyukainya, mereka akan mencari cara untuk tidak merasa sendirian. Misalnya dengan menelepon teman hanya sekedar untuk ngobrol, ada juga yang mendengarkan musik atau nonton film. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyiasati kesendirian itu menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Sedangkan rasa kesepian yang kita rasakan merupakan bentuk pemikiran atau mindset dan belief system. Dan rasa itu bisa kita rangkul menjadi bentuk penerimaan diri. Memahami bahwa tidak apa-apa merasa kesepian, it’s ok not to be ok.
Jika kita satukan rasa sendirian dan kesepian dalam perspektif kecil, tentunya kita akan menerimanya sebagai suatu penderitaan. Lalu mencari pengalihan atau perhatian orang lain. Tapi jika kita menyatukannya dalam perspektif lain, mungkin kita bisa menerimanya sebagai suatu hal yang baik. Dimana rasa sendiri dan sepi itu menjadikan kita lebih dekat dengan diri sendiri, mengenal sibuknya otak kita yang selalu berpikir, mengenal emosi diri, dan mencari cara untuk mengatasinya.
Memaknai arti dari kesendirian dan kesepian, bisa dilihat dari banyak sudut pandang. Dan juga bagaimana kita terhubung dengan diri kita sendiri, dengan pikiran dan jiwa juga tubuh kita.
Menikmati kesendirian dan kesepian menjadi seni tersendiri, dimana hanya kitalah yang mampu mengolahnya. Mau dibumbui dengan pikiran negatif, atau positif, tergantung kita. Mau digoreng atau direbus menjadi panas dan meletup-letup, juga tergantung kita. Atau mau disajikan dengan garnish atau hiasan yang indah sesuai dengan daya cipta kita lalu dinikmati dengan rasa syukur. Semuanya tergantung kita sebagai pelaku tunggal.
(DK-TimKB)
Sumber Foto : The Telegraph
Berita lainya
Membangun Hubungan Melalui Kerentanan
Meningkatkan Kebahagiaan Dengan Meditasi Syukur
Aglophobia: Ketakutan Berlebihan Terhadap Rasa Sakit