Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Selain Tubuh, Otak pun Harus Sehat


Demi mengejar target untuk bentuk badan yang lebih baik, kadang lupa bahwa otak pun harus sehat. Yang sering dilupakan adalah tetap realistis, untuk mengukur kemampuan tubuh beradaptasi dengan waktu, jarak, dan beban saat berolahraga. Menjadi realistis dalam berolahraga tidak luput dari peran otak yang sehat. Sediakan waktu untuk mengelola target saat berolahraga melalui istirahat. 

Tidak mengambil waktu beristirahat, saat menentukan target dalam olahraga, bisa menimbulkan tekanan mental. Istirahat demi mental yang lebih baik, akan mendukung tubuh tetap sehat. Ibarat mengisi bensin kendaraan, kita perlu berhenti dan mematikan bensin saat mengisi ulang sumber energi. 

Foto: Cleveland Clinic

Doktor Julie Fratantoni, ahli syaraf, mengatakan “Perhatian terhadap sesuatu adalah sumber yang terbatas, jadi kita harus melindungi (otak).” Ini disebabkan karena, fokus pada otak manusia pada tingkatan berpikir mendalam hanya 90 hingga 120 menit. Idealnya, pada rentang waktu tersebut dibutuhkan waktu 20 menit untuk mengistirahatkan otak.

Mengutip Prevention Australia edisi Agustus/Spetember 2022, ada tiga hal yang kita harus ketahui, supaya badan sehat dan otak pun sehat.

  • Mengalihkan pikiran. 

Ketika sistem saraf pada otak kita merasa tertekan pada suatu target yang berlebihan, seperti menurunkan berat badan, maka tubuh akan memilih untuk diam karena merasa lelah. Coba untuk mengalihkan pandangan kita kepada pemandangan sekitar saat berolahraga. Cara ini, menurut Julie, mampu membuat sistem syaraf pada otak kita merasa lebih tenang.

  • Beri jeda lima menit sebanyak lima kali. 

Sesuaikan diri kita dengan hitungan sederhana tersebut. Julie mengungkapkan, hitungan tersebut adalah cara yang sederhana untuk membiasakan otak kita beristirahat, dalam waktu yang singkat dan berulang. Menurutnya, bahkan mencapai target saat berolahraga, tidak sering berinteraksi di dunia maya adalah baik untuk otak. Hal ini disebabkan, karena otak butuh membatasi informasi lalu memprosesnya.

  • Atur waktu ke dalam periode-periode terbatas. 

Ahli manajemen waktu, Francesco Cirillo menjelaskan sebuah konsep bernama Podomoro Technique. Konsep tersebut, bisa dipraktikkan dalam mencapai terget berolahraga. Jika terget yang ingin dicapai selama 90 menit, bagi waktu ke dalam rentang 25 hingga 50 menit dan setelah setiap rentang waktu tersebut, beristirahat lah. Ulangi selama empat kali, lalu perpanjang masa istirahatnya. “Model latihan tersebut akan membuat kita lebih realistis dalam mencapai target dan bisa konsisten”, kata Doktor Kristin Schneider, seorang psikolog. Kristin bahkan menambahkan, bahwa otak kita adalah bagian yang sibuk pada tubuh, jadi bantu untuk rutin beristirahat.

Tetap berolahraga, karena akan banyak keuntungannya untuk otak kita. Orang yang berolahraga secara rutin dan tetap realistis dalam mencapai target, akan lebih berkurang risiko penurunan mentalnya dan juga risiko terkena Alzheimer. Mayo Clinic di Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa, berolahraga mampu meningkatkan aliran darah ke otak. Ini artinya, berolahraga berhubungan dengan fungsi otak yang baik, walaupun usia bertambah. 

Tetapkan waktu berolahraga dalam empat hingga lima hari per minggu, selama 30 sampai 60 menit. Jenis olahraga yang bisa kita lakukan, dalam rentang waktu tersebut, yang juga baik bagi otak kita adalah, jalan kaki, berenang, dan tenis. Atau, cobalah jenis olahraga lain yang membutuhkan gerak tubuh seperti senam aerobik dengan tahapan yang moderat. Gerakan-gerakan tersebut mampu menyehatkan jantung dan otak kita. 

Yuk…ajak tubuh dan otak kita untuk tetap sehat.

(BS/timKB)

Sumber Foto: Ronald Hoffman