Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Semuanya Benar


Kita semua pasti sering berargumentasi. Argumentasi terjadi karena adanya perbedaan pendapat dan tidak jarang argumentasi berujung pada kemarahan bahkan permusuhan.

Argumentasi terjadi karena manifestasi dari bentuk pertahanan diri dan biasanya terjadi karena merasa diri paling benar serta harus didengar. Keinginan ini berasal dari ego manusia. Ego juga mengakibatkan pembuktian diri. 

Sebenarnya ego diri kita bisa kita sadari dan kenali keberadaannya. Ego biasanya akan memanipulasi kita lalu kita harus terus-terusan memberi makan si ego. Menurut Wikipedia, ego adalah struktur psikis yang berhubungan dengan konsep tentang diri. Ego eksis sebagai alat pertahanan diri kita, akan tetapi ego pulalah yang mengajarkan kita tentang banyak hal. Ada yang memiliki ego setinggi langit, ada pula yang mampu menekan egonya.

Foto : Marriage.com

Karena ego inilah, perbedaan pendapat terjadi, terlebih jika masing-masing memiliki ego yang tinggi. Merasa harus lebih unggul dari yang lain atau malah minder. Setiap kita memiliki keyakinan teguh akan sesuatu, baik itu prinsip atau kemampuan diri. Hal inilah yang turut membangun ego dan membentuk ego.

Dan ketika kita hidup bersosialisasi, keluarga, bermasyarakat dan bertemu dengan banyak orang lain, kita pun bertemu dengan banyaknya perbedaan. Perbedaan-perbedaan inilah yang akhirnya mencetuskan pendapat dari banyak sisi. Menurut si itu begitu, menurut si ini begini dan menurut diri sendiri lain lagi. Menjadi lebih seru ketika kita membahasnya pada suatu kesempatan bersama teman atau keluarga, atau bahkan di sosial media.

Tingkat kesadaran manusia dapat diukur dari seberapa jauh dia mengontrol egonya. Kita dapat belajar untuk bisa menyadari dan mengamati bagaimana ego kita merespons terhadap suatu perbedaan pendapat atau sudut pandang. Dan ketika kita mampu berkata ‘semuanya benar’ tanpa ada rasa kesal dan marah, mampu mengatakannya dengan cinta kasih dan ikhlas, saat itulah kita menang atas ego kita. 

Sangat mudah untuk mengatakan ‘kamu benar’, tapi tidak mudah untuk menyelaraskan apa yang kita katakan, pikirkan dan rasakan. Butuh waktu panjang untuk kita bisa menekan dan mengendalikan ego kita masing-masing. Sampai nantinya kita bisa mengatakan ‘semuanya benar’ dari hati dan pikiran yang selaras dengan cinta kasih.

(DK-TimKB)

Sumber Foto : Marriage.com