Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Menyikapi Drama Kehidupan, Apakah Kita Pemeran Utamanya atau Hanya Penonton?


Setiap kita pasti sering mengalami drama, atau berhadapan dengan orang yang dramatis. Orang yang terlalu dramatis bisa sangat menyebalkan dan melelahkan untuk dihadapi. Dan kita mungkin tidak dapat menyingkirkannya begitu saja dalam hidup kita.

Apa Itu perilaku dramatis? Perilaku dramatis adalah sikap mencari perhatian. Orang yang dramatis biasanya sangat berlebihan dalam mencari perhatian orang sekitarnya. Perilaku dramatis ini, bisa menular, sama seperti drama sinetron di televisi, karena akan banyak yang tertarik dan menontonnya. Dan mereka yang menjadi pelaku drama tersebut, selalu ingin menjadi pusat perhatian.

Menonton drama yang diperankan oleh orang terdekat kita, bisa melelahkan dan membuat stres. Mereka merasa kisah hidup mereka seperti film di televisi. Tindakan mereka mungkin tampak tidak pantas, memalukan, atau konyol bagi orang lain. Mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang menciptakan drama dan memicu emosi orang yang melihatnya.

Orang yang dramatis berpikir bahwa mereka memikul beban dunia di pundak mereka. Namun kenyataannya, masalah mereka seringkali sangat dangkal. Mereka ingin penyelamat mereka menghibur mereka ketika mereka merasa sedih, atau tertawa ketika mereka bergosip tentang orang lain. Kita harus mengenali perilaku yang umum pada orang dramatis sehingga kita tahu cara menghadapinya.

Biasanya orang yang sering melakukan drama dalam hidupnya, akan melakukan apa saja untuk menarik perhatian sebanyak yang mereka bisa. Terkadang mereka bisa menunjukkan perilaku agresif, seperti melempar barang, membentur dinding, atau melakukan tindakan apapun yang membahayakan dirinya atau orang lain secara fisik.

Mereka bisa membuat drama dengan berteriak keras atau melakukan sesuatu yang konyol hanya untuk mendapatkan perhatian. Jika kita bertemnu dengan orang yang terlalu dramatis, mungkin kita harus siap siaga senantiasa untuk berada dalam beberapa situasi yang memalukan.

Drama sering dikaitkan dengan tragedi. Kebanyakan drama yang ditayangkan di TV memiliki adegan tragis. Orang yang dramatis tidak hanya fokus pada hal yang tragis. Mereka juga membesar-besarkan peristiwa menyenangkan dan indah yang terjadi pada mereka. Apakah mereka mengalami peristiwa kehidupan yang tragis atau luar biasa, orang yang dramatis pasti akan berbagi berita dengan orang lain di media sosial atau di dalam lingkaran sosial mereka.

Mereka akan memiliki banyak energi, baterai mereka sepertinya tidak terkuras, apalagi energi negatifnya. Jadi, berada di sekitar mereka akan terasa sangat melelahkan ataupun menguras energi.

Orang yang dramatis kemungkinan besar akan berbagi masalah mereka dengan kita dan meminta bantuan kita untuk menyelesaikannya. Kita harus cukup tegas untuk mengatakan “tidak”. Mereka harus menangani masalah mereka sendiri, bukan kita.

Berkumpul bisa menyenangkan tetapi juga bisa menimbulkan stres saat kita memiliki hubungan yang dramatis dalam keluarga. Masalah kecil bisa memicu seluruh drama keluarga. Mungkin lebih suka melewatkan pertemuan keluarga meskipun kita ingin berada di sana, akan tetapi kita memilih untuk tidak dating hanya untuk menghindari anggota keluarga yang dramatis itu.

Berada di sekitar orang-orang dramatis dan menghindari mereka tidak akan mudah. Jadi bagaimana kita menghadapi mereka dan tetap menjaga kewarasan kita?

Kita harus ingat bahwa tidak pernah mudah untuk mengubah perilaku seseorang. Jika kita mendapati diri kita berinteraksi dengan orang yang dramatis, ingatlah bahwa tidak mudah bagi mereka untuk dapat mengubah cara dramatis mereka. Pertahankan pola pikir ini agar kita tidak terlalu terpengaruh oleh drama mereka, dan menguras energi kita.

Saat kita bersama anggota keluarga, teman, atau rekan kerja, kita pasti tahu yang mana pembuat drama. Kita harus mengenali siapa mereka dan menentukan perilaku dramatis apa yang membuat kita kesal. Dengan cara ini, kita dapat melindungi diri dari emosi negatif kapan pun emosi itu ada.

Mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkan perhatian. Jika mereka terlalu dramatis, ingatlah untuk menarik napas dalam-dalam, fokus pada kebutuhan diri kita sendiri, tetap tenang, dan pertahankan kedamaian.

Foto : Yoursay

Untuk menjaga kondisi hati dan energi kita, yang terbaik adalah menjauh dan mengingat kembali diri kita sendiri. Kita dapat pergi ke kamar lain atau di luar. Jika kita masih merasa tidak nyaman berada di sekitar orang yang dramatis, kita dapat memberi tahu mereka bahwa kita ingin pergi.

Setiap orang memiliki masalah, dan kita seharusnya tidak merasa berkewajiban untuk menyelesaikannya untuk orang lain. Cobalah untuk tidak terlibat dalam masalah mereka jika kita tidak ingin memasuki dunia dramatis mereka. Mungkin tidak nyaman melihat anggota keluarga kesakitan, dan kita mungkin merasa terbeban untuk membantu mereka. Jika terpaksa kita harus membantu, tetapkan batasan yang sehat dan tawarkan hanya apa yang kita bisa, tanpa berlebihan. Biarkan mereka mengetahui batasan diri kita.

Sedikit drama dalam hidup tidaklah buruk. Hal tersebut dapat menambahkan beberapa bumbu ke dalam kehidupan kita. Namun, kita juga harus sadar bahwa terlalu banyak drama itu berbahaya. Bagaimana kita dapat meminimalkan terlalu banyak drama dalam hidup?

Kita dapat memeriksa diri kita sendiri, apakah kita termasuk orang yang senang menciptakan drama? Apakah kita merasa bersemangat sepanjang waktu, sehingga tampaknya tidak dapat mengendalikan diri untuk menciptakan drama dalam berbagai aspek kehidupan?

Tanyakan pada diri kita sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut. Apakah mendapatkan perhatian dari orang lain membuat kita senang? Atau mungkin kita tumbuh dengan begitu banyak drama di rumah sehingga tanpanya, hidup kita terasa membosankan? Apakah ada solusi alternatif untuk mendapatkan perhatian yang kita dambakan?

Karakter dan plot drama pasti semuanya dibuat-buat. Drama yang menurut kita sedang kita alami mungkin semuanya hanya ada di kepala kita. Kita mungkin merasa seperti ini karena sangat terganggu dengan situasi sulit yang sedang kita alami saat ini.

Jika perasaan itu terlalu berlebihan, berhentilah dan bernapaslah. Masalah yang sedang kita hadapi akan segera berlalu. Kendalikan apa yang dapat kita kendalikan.

Arahkan perhatian kita pada hal-hal yang dapat kita kelola dan kendalikan. Apa tindakan nyata yang dapat kita lakukan untuk menyelesaikan masalah kita?

Kita juga dapat meninjau seberapa besar toxic relationship yang kita miliki, seberapa besar pengaruhnya dalam keseharian kita. Buatlah batasan sehat untuk hal-hal toxic yang dapat memicu drama.

Drama juga bisa dimulai karena komunikasi yang buruk, yang menyebabkan kesalahpahaman dan kebingungan. Bersikaplah jelas, terbuka, dan tetapkan batasan. Kita harus mengatakan apa yang ada di pikiran kita dengan cara yang paling baik.  Cobalah untuk berpikiran terbuka dan menerima komentar negatif dan positif.

Hidup tidak akan menarik tanpa drama. Kadang-kadang, ketika kita tidak memiliki hal lain yang lebih baik untuk dilakukan, saat kita menyalakan TV dan menonton pertunjukan drama. Drama akan selalu ada. Jadikan itu sebagai kesempatan belajar untuk lebih siap menghadapi masalah di masa depan.

Drama kehidupan tidak akan pernah berakhir, tetapi dengan support dan pemahaman yang tepat, kita dapat mengatasi drama kehidupan dan belajar darinya.

(DK-TimKB)

Sumber Foto : Yahoo Style