Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Lupakan FOMO, Lakukan JOMO, Agar Hidup Lebih Bermakna


Pada artikel sebelumnya kita membahas tentang FOMO, Fear of Missing Out, yang sedang banyak melanda masyarakat di seluruh dunia. Lalu bagaimana kita menyiasatinya agar kita tidak tenggelam dan mengganggu keseharian juga kesehatan mental kita?

JOMO, atau Joy of Missing Out adalah istilah tandingan dari FOMO atau Fear of Missing Out.  Sementara orang-orang dengan FOMO mungkin bingung dengan pilihan mereka dan terjebak dalam banyak drama dalam media sosial, orang-orang dengan JOMO merangkul pilihan yang telah mereka buat dan menemukan kegembiraan dalam kehidupan mereka.

Jutaan peristiwa menakjubkan terjadi di dunia ini  dalam waktu dan tempat yang berbeda. Tidak mungkin kita berada di mana-mana sekaligus. Media sosial membuat kita berada dimana-mana dan tidak bahagia. Daripada mengkhawatirkan apa yang mungkin atau mungkin tidak kita lewatkan, cobalah membuat pilihan yang terbaik dan memiliki keputusan itu.  Temukan kebahagiaan dalam apa yang kita lakukan.

FOMO mungkin merupakan masalah, sepertinya media sosial dapat menambah bahan bakar ke dalam api.  Jika kita merasa media sosial membuat kita merasa iri dengan kehidupan orang lain atau tidak puas dengan kehidupan kita sendiri, coba batasi waktu untuk berselancar di situs media sosial. Banyak orang menjadi kecanduan mengetahui apa yang terjadi dalam kehidupan orang lain.  Mereka akhirnya mengabaikan hidup mereka sendiri, menatap layar alih-alih hadir sepenuhnya pada saat itu (mindfulness).

Ingat apa yang diunggah di media sosial biasanya tidak seperti yang terlihat. Sama seperti foto-foto model di majalah yang pasti diedit, orang biasanya tidak mengunggah seluruh kebenaran di media sosial.  Sebaliknya, orang biasanya hanya memposting selfie terbaik mereka dan lebih cenderung memamerkan foto petualangan yang mengasyikkan. Bahkan ada juga yang mengoceh tentang kesulitan yang mungkin mereka alami. Ingat, tidak peduli seberapa sempurna atau menarik kehidupan seseorang, setiap orang memiliki hari yang buruk dan baik. Dan tugas utama kita adalah memberi waktu dan perhatian kepada diri sendiri.

Foto : Harper’s Bazaar

Menumbuhkan sikap syukur dapat membantu memerangi perasaan cemas dan iri hati.  Penelitian telah menunjukkan hanya dengan menuliskan beberapa hal yang kita syukuri setiap hari dapat membantu meningkatkan kepuasan hidup secara keseluruhan.  Penelitian psikologi positif lebih lanjut menghubungkan rasa syukur dengan perasaan bahagia dan sejahtera yang lebih besar. Jika kita merasa iri dengan apa yang dimiliki orang lain, coba alihkan fokus ke aspek positif dari kehidupan kita sendiri.

Latihan meditasi dapat membantu kita menjadi lebih sadar akan pikiran dan perasaan dan bagaimana FOMO memengaruhi hidup kita. Mengambil beberapa menit untuk bermeditasi setiap hari dapat membantu menjernihkan pikiran dan mengurangi kecemasan. Ingatlah kembali bahwa terhubung dengan diri sendiri adalah jauh lebih baik daripada terhubung dengan ponsel kita.

Sebelum kita tenggelam dalam banyak drama di media sosial, salah satu solusinya adalah dengan merangkul JOMO, Joy of Missing Out, Kegembiraan karena Kehilangan. JOMO adalah penangkal cerdas secara emosional terhadap FOMO, Fear of Missing Out yang dialami banyak orang akhir-akhir ini.

Bahkan Google telah mengakui konsep tersebut, dengan CEO Sundar Pichai muncul di panggung pada konferensi pengembang perusahaan tahun lalu dengan kata-kata ‘Joy of Missing Out’ di layar di belakangnya.

Pada tahun 2015, tim peneliti Universitas Queensland menyelidiki efek istirahat sejenak dari Facebook pada stres dan kesejahteraan seseorang.  Ditemukan bahwa istirahat di Facebook hanya selama lima hari mengurangi tingkat hormon stres kortisol seseorang.

JOMO dapat menjadikan diri kita untuk menjadi diri kita yang sesungguhnya di present moment, yang merupakan rahasia untuk menemukan kebahagiaan. Ketika kita membebaskan rasa kompetitif dan kecemasan di otak, kita akan memiliki lebih banyak waktu, energi, dan emosi diri yang bisa kita pahami.  Memberikan diri untuk menjadi prioritas utama. Kita dapat meluangkan waktu untuk merangkul setiap pengalaman, dengan menemukan yang terbaik dalam situasi kehidupan kita sendiri.

JOMO terlibat secara teratur dengan membatasi aktivitas online, akan sangat membantu kesehatan mental kita. Merangkul JOMO untuk melawan FOMO.

Sangat penting untuk tidak merasa tertekan karena harus terlibat dalam teknologi sepanjang waktu.  Berjalan-jalanlah di alam, yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan mental. Para ahli merekomendasikan menjadikan aktivitas offline yang menenangkan dan membangkitkan semangat, seperti berkebun, membaca, mendengarkan musik atau menari, sebagai bagian dari rutinitas harian kita.

(DK-TimKB)

Sumber Foto : Harper’s Bazaar